Kisah para PSK ABG bertarif jutaan rupiah sekali kencan
Para PSK ABG ini ada yang dibanderol Rp 1 juta hingga Rp 300 juta sekali kencan.
Prostitusi terbesar di Bandung, Saritem kembali digerebek. Meski bisnis sahwat di lokalisasi ini sudah lama dilarang oleh pemerintah daerah, nyatanya sampai sekarang masih ada sejumlah pekerja seks komersial (PSK) yang diam-diam 'menghidupkan' gairah malam kawasan tersebut.
Kemudahan dalam berkomunikasi berkat kemajuan teknologi juga menjadi cara baru para PSK menjajakan diri. Jika dahulu para tuna susila ini cenderung memilih menjajakan diri di pinggir jalan, sekarang tren ini nampaknya mulai bergeser.
Banyak PSK hari ini berjualan lewat online, dari media sosial hingga website khusus. Bahkan sebagian mereka cenderung memilih bekerja sendiri dari kamar indekos, tanpa perantara mucikari.
Tarif per kencan juga dipatok beragam. Seperti PSK ABG, sebutan bagi tuna susila yang berusia tidak lebih dari 17 tahun, biasanya mematok tarif di angka jutaan rupiah.
Berikut kisah para ABG yang menjual diri dengan tarif jutaan rupiah untuk sekali kencan:
-
Siapa saja yang diarak di Jakarta? Pawai Emas Timnas Indonesia Diarak Keliling Jakarta Lautan suporter mulai dari Kemenpora hingga Bundaran Hotel Indonesia. Mereka antusias mengikuti arak-arakan pemain Timnas
-
Apa yang terjadi pada pemobil wanita di Jakarta Selatan? Sebuah video memperlihatkan seorang wanita dibuntuti oleh rombongan begal. Kejadian tersebut terjadi di Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan.Wanita berkerudung yang baru saja keluar dari minimarket diikuti oleh pemotor yang berusaha untuk menghentikan mobilnya.
-
Siapa yang menemukan pendatang yang menjadi pemulung di Jakarta? "Ada juga yang beberapa waktu lalu ketemu ya kita pemulung segala macam. Kita kembalikan,"
-
Di mana kemacetan parah di Jakarta sering terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Bagaimana prajurit Mataram akhirnya berjualan di Jakarta? Meskipun kalah perang, para prajurit yang kalah justru mulai berjualan di Jakarta dengan dua menu yaitu telur asin dan orek tempe.
-
Apa yang menjadi salah satu solusi untuk kemacetan di Jakarta? Wacana Pembagian Jam Kerja Salah satu ide yang diusulkan Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono adalah pembagian jam masuk kerja para pekerja di Jakarta. Menurutnya, cara itu bisa mengurangi kemacetan hingga 30 persen.
PSK usia 12 dan 16 tahun bertarif Rp 1 juta
Petugas P2TP2A (Pusat Pelayanan Terpadu pemberdayaan perempuan dan Anak) Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara berhasil menangkap wanita pekerja seks komersial (PSK) yang masih berusia anak-anak atau 12 tahun.
"Wanita yang masih belia ini diduga kuat telah lama menjadi PSK di Kabupaten Nunukan," ujar Ketua P2TP2A Kabupaten Nunukan, Hj Fajar Arsidana di Nunukan, Kamis (21/5).
Wanita tersebut berinisial I ditangkap di rumah kosnya di Desa Binusan, Kecamatan Nunukan, Selasa (19/5) bersama seorang temannya yang juga wanita berinisial D usia 16 tahun yang diduga kuat bersama-sama melayani lelaki hidung belang selama ini.
Penangkapan wanita yang masih di bawah umur ini, berawal dari laporan masyarakat setempat adanya dua wanita yang disekap dalam kamar selama empat hari pada salah satu hotel di Jalan Bhayangkara, Kabupaten Nunukan oleh seorang lelaki.
Berdasarkan interogasi P2TP2A setempat, kedua wanita putus sekolah yang tidak jelas asal usulnya ini mengaku sudah seringkali di booking lelaki dengan bayaran Rp 1 juta.
PSK ABG tarif mulai Rp 5 juta per jam
HT (43) ibu rumah tangga yang berprofesi sebagai mucikari pekerja seks komersil (PSK) memiliki belasan anak buah yang berasal dari kalangan siswi SMA dan mahasiswi. Tarif yang dipatok cukup besar, berkisar Rp 5 juta hingga Rp 10 juta per jam.
Direktur Ditreskrimum Polda Sumsel Kombes Pol Sumarso mengungkapkan, dari keterangan tersangka HT, mayoritas pelanggannya adalah tamu hotel yang menginap di hotel berbintang di Palembang.
"Tersangka mengaku punya belasan anak buah PSK dari pelajar dan mahasiswi. Mereka main di hotel berbintang, pelanggannya tamu hotel sendiri," ungkap Sumarso, Kamis (21/5).
Dijelaskannya, agar PSK anak buahnya tetap senang bekerja dengan dirinya, tersangka memberikan separuh dari total bayaran setiap transaksi. Untuk menggunakan jasa PSK dari tersangka HT, calon pelanggan harus membayar penuh di muka, tanpa DP. Kemudian, tersangka mengantar sendiri PSK tersebut ke kamar tempat pelanggannya menginap.
"Mainnya hanya satu jam, jika pelanggan ingin nambah, harus bayar lebih, sesuai kesepakatan," kata dia.
Siswi SMA berprofesi model Rp 300 juta
Nanda Fiolet alias Mami Vhea (22), janda berdomisili di Jalan Kedungrukem, Surabaya dan AT alias Alif (17), ibu satu anak yang tinggal di Jalan Simomulyo Surabaya dan Jalan Batu Safir Merah, Driyorejo, Gresik, ini mengaku baru tiga bulan beroperasi sebagai mucikari. Mereka membanderol anak buahnya Rp 750 ribu-Rp 300 juta untuk sekali main.
"Untuk harga Rp 300 juta, ini ABG yang berprofesi sebagai model atau peragawati, yang masih duduk di bangku SMA," ujar Kasubdit Penmas Bidhumas Polda Jawa Timur, AKBP Bambang Tjahyo Bawono di Surabaya, Rabu (25/6).
Dari pengakuan tersangka, lanjut Bambang, pembagian hasil 75 persen untuk PSK-nya dan 25 persen untuk mucikarinya. Sebanyak 40 anak buah kedua mucikari tersebut berasal dari siswa hingga mahasiswi.
"Baru tiga bulan, tapi sudah memiliki 40 anak buah, yang rata-rata adalah model, siswi SMU dan mahasiswi di Surabaya," kata Bambang.
ABG dijual ibunya Rp 1 juta untuk jadi PSK
Entah apa yang ada di benak Yuki Andriayani. Perempuan 37 tahun, yang tinggal di Jalan Brebek, Sidoarjo, Jawa Timur ini tega menjual anaknya sendiri yang baru berusia 16 tahun ke pria hidung belang. Ibu muda itu terpaksa berurusan dengan pihak kepolisian.
Yuki dibekuk anggota Jatanum Polrestabes Surabaya bersama dua mucikari dan makelarnya. Dua mucikari yang ikut ditangkap adalah Robet dan istrinya Ririn. Sedangkan makelarnya adalah Mia Sagita alias Mei.
"Masih ada satu tersangka lagi yang masih DPO (buron), dia adalah Rosidi," terang Kanit VC Jatanum Polrestabes Surabaya, Iptu Teguh Setiawan, Senin (30/12).
Selain menjual anaknya menjual AG (16), Yuki juga menjual teman anaknya itu yang berinisial IR (14). "Kedua korban dipekerjakan sebagai PSK di Wisma Madona Jalan Sememi Jaya Gg 1, Benowo, yang dikelola oleh tersangka Robet dan istrinya," ungkap Teguh.
Modus perdagangan anak ini, diceritakan Teguh, tersangka Mei, yang menjadi perantara, mencari perempuan yang mau jadi PSK. Setelah bertemu dengan AG dan IR, Mei bertemu Rosidi (DPO) untuk ditawarkan kepada Robet dan Ririn, selaku pengelola Wisma Madona.
Kemudian Robet dan Ririn meminta KTP, KK dan surat pernyataan orang tua korban, kalau bersedia anaknya dijadikan PSK di Wisma Madona. Robet menjanjikan uang Rp 1 juta kepada Mei dan Rosidi jika kedua korban kerasan bekerja sebagai PSK.