Kisah Risma rela lawan AirAsia demi bela warganya
Hingga hari ke-14, Risma terus menemani para keluarga korban AirAsia di Surabaya.
Kecelakaan AirAsia QZ8501 memang menyedot banyak perhatian publik. Peristiwa ini dianggap besar lantaran banyak memakan korban jiwa.
Salah satu sosok yang sangat terlihat peduli yakni Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Sejak pesawat dengan rute penerbangan Surabaya-Singapura itu dinyatakan hilang sejak Minggu (28/12), Risma mulai ikut sibuk mendata warganya yang menjadi penumpang pesawat tersebut.
Hingga hari ke-14, Risma terus menemani para keluarga korban AirAsia di Surabaya. Bahkan Risma berjanji akan memperjuangkan hak-hak mereka untuk mendapatkan ganti rugi atas kehilangan anggota keluarganya. Meski sebenarnya musibah tentu tak bisa dibayar dengan materi.
Seperti apa aksi Risma perjuangkan keluarga korban dan rela lawan AirAsia? Berikut rangkuman merdeka.com, Sabtu (10/1):
-
Kapan AirAsia QZ8501 jatuh? Pada 28 Desember 2014, pesawat AirAsia QZ8501 lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Singapura.
-
Apa yang menjadi penyebab jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501? Selain kesalahan dalam manajemen penerbangan, kurangnya pemahaman awak pesawat terhadap sistem kontrol penerbangan juga menjadi penyebab jatuhnya pesawat.
-
Bagaimana kondisi cuaca saat AirAsia QZ8501 jatuh? Kondisi cuaca yang buruk, termasuk awan tebal dan hujan deras, menjadi faktor yang sangat memengaruhi kejadian tersebut.
-
Kenapa AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata? AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Dimana pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? Pada 30 Desember 2014, badan pesawat dan puing-puing lainnya ditemukan di dasar laut Selat Karimata.
-
Apa saja yang rusak di Air Panas Citando? Saat ini, sejumlah fasilitas di sana sudah banyak yang rusak. Bahkan, tempat selfie atau swafoto yang dibangun sudah dalam kondisi rubuh.
Risma ancam tuntut AirAsia jika klaim asuransi tak turun
Wali Kota Surabaya, Jawa Timur, Tri Rismaharini mengaku siap memperjuangkan hak korban tragedi AirAsia QZ8501, jika klaim asuransi tidak dikeluarkan. Bahkan, perempuan nomor satu di Kota Pahlawan ini siap menuntut AirAsia Indonesia jika mangkir dari tanggung jawab.
Ini ditegaskan wali kota yang diusung PDI Perjuangan (PDIP) itu, terkait informasi pesawat yang dipiloti Iriyanto itu terbang secara ilegal, sehingga pihak asuransi menolak mencairkan dana kompensasi kepada keluarga penumpang pesawat nahas tersebut.
"Itu ada hubungan perdata antara AirAsia dengan pihak korban. Karena mereka (para penumpang) menumpang pesawat secara resmi. Mana tahu mereka kalau pesawat itu terbang ilegal atau legal," kata Risma saat ditemui di sela menghadiri acara serah terima jenazah kepada keluarga korban di RS Bhayangkara Polda Jawa Timur, Selasa (06/01) sore.
Kembali Risma menegaskan, para penumpang yang hendak pergi ke Singapura itu, membeli tiket penerbangan melalui agen-agen resmi, bukan melalui calo atau secara sembunyi-sembunyi.
"Ndaklah, ndak bisa itu (tidak mendapat klaim asuransi). Ini belinya legal, resmi tidak sembunyi-sembunyi. Ya kalau itu terjadi kita akan tuntut itu. Kita akan fight," ujarnya.
Rela jadi juru bicara keluarga korban AirAsia
Totalitas Wali Kota Surabaya, Jawa Timur, Tri Rismaharini mendampingi keluarga korban tragedi AirAsia QZ8501, tak perlu diragukan lagi. Dia benar-benar all out membantu keluarga korban hingga semuanya tuntas. Bahkan, Risma mengaku siap menjadi 'pos' keluh kesah keluarga korban yang berada di luar Kota Pahlawan.
"Selama ini, kita memang mendampingi, kita juga siapkan psikolog, ada psikiater untuk mendampingi keluarga korban. Kita juga menjaga rumah-rumah korban yang saat ini kosong," kata Risma usai menjenguk keluarga korban di Posko Ante Mortem AirAsia Polda Jawa Timur, Kamis sore (8/1).
Tak hanya mendampingi keluarga korban yang ada di Surabaya, pendampingan itu juga berlaku untuk keluarga korban lain yang ada di luar kota.
"Saya juga mendampingi keluarga yang lain. Jadi saya itu, seperti apa itu namanya, seperti 'pos' lah ya. Saya seperti semacam operatornya lah, bagi keluarga korban yang lain dari luar kota. Untuk kemudian saya sampaikan ke kepala daerahnya," aku Risma.
Tak hanya warga Indonesia, bagi keluarga korban yang dari luar negeri, wali kota perempuan pertama di Kota Pahlawan ini, juga menampung semua aspirasi dan keluhan akibat tragedi AirAsia pada 28 Desember 2014 lalu itu.
"Juga yang dari luar negeri, kita juga membantu, saya juga menyiapkan ketika proses jenazah ditemukan atau korban ditemukan," tandas dia.
Risma siapkan dokumen ahli waris untuk keluarga korban AirAsia
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengaku sangat berhati-hati mengurus klaim asuransi yang menjadi hak keluarga korban tragedi AirAsia QZ8501. Sebab dana tersebut harus benar-benar diterima oleh yang berhak, bukan jatuh pada keluarga yang bukan hak waris.
"Kita harus berhati-hati. Yang pertama kita pastikan siapa yang berhak menerima. Itu harus. Jadi kita harus pastikan dulu siapa yang berhak itu (klaim asuransi), supaya tidak ada permasalahan di kemudian hari," di Posko Ante Mortem AirAsia di Mapolda Jawa Timur, Kamis (8/1).
Wali kota perempuan pertama di Kota Pahlawan ini berharap, ketika semua persoalan tragedi AirAsia telah selesai keseluruhan, persoalan asuransi tidak menjadi polemik baru di lingkup keluarga, selaku ahli waris korban tragedi AirAsia.
"Saya ingin, setelah semuanya ini selesai tidak ada persoalan. Saya kan punya warga yang masih anak-anak. Jadi kita pastikan itu, siapa yang berhak menerima," ucapnya.
Dan agar tidak salah langkah terkait persoalan ahli waris itu, Risma juga mengaku telah mengirim data korban ke pihak Bank Indonesia (BI) dan Asosiasi Asuransi di seluruh Indonesia.
"Sebenarnya saya besok (9/1) mau ke Jakarta, karena ada undangan dari OJK (otoritas jasa keuangan). Itu berkaitan dengan surat yang saya kirim, saya kan sudah kirim surat ke BI dan Asosiasi Asuransi di seluruh Indonesia. Tapi saya harus hitung waktunya, karena waktu saya mepet, besok saya usahakan bisa."
"Saya itu kan mengirim data-data korban, jadi saya diundang OJK untuk itu, saya harap besok waktu saya cukup. Sehingga bisa datang. Kita juga berharap ada satu keajaiban," ujarnya.
Risma geruduk kantor OJK, percepat klaim asuransi korban AirAsia
Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini kemarin sudah sempat menyambangi kantor Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non Bank (IKNB) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Firdaus Djaelani. Risma sapaan akrabnya menemui Firdaus untuk menanyakan proses pencairan asuransi korban kecelakaan AirAsia QZ8501 rute Surabaya - Singapura pada 28 Desember 2014 silam.
Firdaus mengatakan, pertemuan ini juga membicarakan bagaimana agar pencairan klaim asuransi segera diterima ahli waris.
"Kami OJK bersama perusahaan asuransi tadi siang sudah mengatakan pertemuan, dan sore ini bertemu Wali Kota Surabaya. Kami koordinasi bagaimana kami mempercepat klaim pembayaran kepada klaim penumpang AirAsia," ucap Firdaus dalam konferensi pers di Kantornya, Jakarta, Jumat (9/1).
Menurut Firdaus, sebelum bertemu Risma, pihaknya juga sudah bertemu dengan Gubernur Jawa Timur Soekarwo. Pertemuan ini juga membicarakan pencairan asuransi korban kecelakaan AirAsia.
"Tadi pagi saya sudah bertemu Gubernur Pak De Karwo. Tadinya niat saya dan teman teman asuransi mau ke Surabaya. Tapi ternyata ibu walikota dan gubernur di Jakarta jadi saya mengundang beliau ke OJK," katanya.
Dalam pertemuan ini, OJK dan Pemda menyepakati akan mendorong industri asuransi untuk segera mencairkan asuransi korban kecelakaan AirAsia. "Kami sampailkan kami mendorong secepat mungkin proses klaim. Kita akan koordinasi dengan Pemda. Pembayaran klaim syarat administrasi, akte kematian, akte waris segera disiapkan Pemda," tutupnya.