Kisah sosialita Feriyani Lim di pusaran kasus Abraham Samad
Tidak hanya soal dugaan pemalsuan dokumen, Feriyani disebut-sebut orang yang sama dalam foto syur Samad.
Feriyani Lim tiba-tiba masuk dalam pusaran kasus yang menimpa Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad. Kemarin, dia melaporkan Samad dan seorang lainnya bernama Uki dengan tuduhan memalsukan dokumen untuk pembuatan paspor pada 2007.
Kuasa hukum Feriyani Lim, Haris Septiansyah, menjelaskan awal pembuatan paspor kliennya dibantu oleh Uki dan Samad.
"Peran Uki dan Abraham Samad pada 2007 ialah mengenalkan Feriyani. Saat itu domisili Feriyani di Pontianak ingin ke luar negeri dan butuh paspor. Disarankan lah pindah ke Makassar karena akan ada yang bantu, dan yang bantu adalah Uki dan Abraham Samad," kata Haris usai melapor ke Bareskrim Polri, Jakarta, kemarin.
Menurutnya, tahun 2007 tak ada sistem online yang mengurus pembuatan paspor. Oleh sebab itu, kata dia, kliennya pergi ke Makassar. "Saat itu foto diurus di Makassar. Saat itu juga disuruh foto jadilah itu paspor," bebernya.
"Mungkin kalau saat itu yang urus hanya calo, nggak akan jadi begini beritanya," imbuhnya.
Tidak hanya soal dugaan pemalsuan dokumen, Feriyani disebut-sebut orang yang sama dalam foto syur Samad dengan seorang wanita di atas ranjang. Namun, Abraham tegas membantah dan menyebut foto tersebut rekayasa.
Terlepas dari persoalan itu, Feriyani dikenal sebagai sosialita yang kerap bergaya hidup mewah. Kehidupannya pun diduga bersentuhan dengan sejumlah pejabat negeri ini. Berikut ceritanya:
-
Apa yang diharapkan dari kolaborasi KPK dan Polri ini? Lebih lanjut, Sahroni tidak mau kerja sama ini tidak hanya sebatas formalitas belaka. Justru dirinya ingin segera ada tindakan konkret terkait pemberantasan korupsi “Tapi jangan sampai ini jadi sekedar formalitas belaka, ya. Dari kolaborasi ini, harus segera ada agenda besar pemberantasan korupsi. Harus ada tindakan konkret. Tunjukkan bahwa KPK-Polri benar-benar bersinergi berantas korupsi,” tambah Sahroni.
-
Apa saja kasus besar yang diungkap Abraham Samad saat jadi Ketua KPK? Di antaranya Wisma Atlet, kasus Hambalang, gratifikasi impor daging sapi, gratifikasi SKK Migas dan kasus pengaturan Pilkada Kabupaten Lebak.
-
Siapa yang mengapresiasi kolaborasi KPK dan Polri? Terkait kegiatan ini, Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni turut mengapresiasi upaya meningkatkan sinergitas KPK dan Polri.
-
Bagaimana Kepala Rutan KPK, Achmad Fauzi, menangani bukti pungli yang ditemukan saat sidak? Sidak itu berlangsung pada 28 April 2023 dan berdasarkan berita acara ditemukan antara lain empat buah handphone dan uang tunai sejumlah Rp30 Juta. Selanjutnya bahwa empat buah handphone itu dimusnahkan pada tanggal 9 Mei 2023 atas perintah terperiksa," beber Albertina.
-
Siapa yang melaporkan Dewan Pengawas KPK ke Mabes Polri? Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) buka suara perihal Nurul Ghufron yang melaporkan Dewan Pengawas (Dewas) KPK ke Bareskrim Mabes Polri dengan dugaan pencemaran nama baik.
-
Mengapa Ahmad Sahroni meminta Polri untuk bekerja sama dengan Dukcapil Kemendagri? Lebih lanjut, Sahroni pun turut meminta pihak Polri bekerja sama dengan Dukcapil Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) untuk memperketat keamanan dan akses penggunaan data tersebut. Dirinya khawatir, di era digital seperti ini, sistem single data justru bisa dimanfaatkan oknum-oknum tertentu untuk kejahatan.
Feriyani Lim sering diantar-jemput mobil pejabat
Penelusuran merdeka.com, Feriyani Lim (FL) diketahui mempunyai gaya hidup mewah. Bahkan, dia kerap diantar-jemput oleh mobil pejabat berpelat nomor belakang RFS.
"Dia itu suka diantar jemput pejabat di depan tower III apartemen sini dengan mobil hitam jenis sedan nomor polisi belakangnya RFS," ujar Elis, salah seorang perawat kecantikan langganan FL, ketika ditemui merdeka.com di Apartemen Kusuma Chandra tower III/22-K SCBD, Jalan Jenderal Sudirman kav 52-53, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (2/2).
Feriyani Lim kerap bergaya glamor pakai tanktop
Elis, salah seorang perawat kecantikan langganan Feriyani Lim, juga kerap melihat sosialita itu keluar apartemen dengan bergaya seksi dan glamor, yakni menggunakan tanktop, celana jins dan kacamata hitam. Gaya berpakaian itu sering dikenakannya saat dijemput mobil pejabat.
"Pada saat pas perawatan belum lama ini, dia (FL) sempet angkat telepon dari pejabat dan bilang: 'Kamu kok berani telepon aku? Nanti gak takut orang kantor dan istri kamu kalau telepon aku?'" ujar Elis seraya menirukan ucapan FL.
Feriyani Lim juga punya apartemen di The Capital Residence
Selain tinggal di Apartemen Kusuma Chandra, Feriyani Lim juga disebut memiliki unit di The Capital Residence, apartemen yang sama dengan tempat pertemuan yang dituduhkan elite PDIP kepada Abraham Samad. Kedua apartemen itu berada di kawasan elite SCBD, Jakarta.
"Orang-orang penghuni sini itu emang curiga sejak awal, kok FL kerjaan jual-jual baju aja tapi gaya hidupnya glamour bergaul dengan artis-artis dan punya dua apartemen mewah," ujar Elis, salah seorang perawat kecantikan langganan FL, saat ditemuimerdeka.com di Apartemen Kusuma Chandra tower III/22-K SCBD, Jalan Jenderal Sudirman kav 52-53, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (2/2).
Kasus Feriyani Lim cukup membingungkan
Kasus Feriyani Lim (FL) ini sebenarnya cukup membingungkan dan berbelit. Versi Kabareskrim, Irjen Budi Waseso, FL menggunakan alamat Samad di Makassar guna keperluan pembuatan paspor.
Polisi memproses kasus itu sebagai pemalsuan dokumen, karena antara Samad dan wanita tersebut tak punya hubungan keluarga dan tak terdaftar di kartu keluarga.
Penjelasan Kabareskrim ini berbeda dengan pernyataan Kabag Penum Mabes Polri, Kombes Rikwanto. FL yang belakangan diketahui Feriyani Lim melaporkan dua orang berinisial AS dan UK terkait pemalsuan dokumen kartu tanda penduduk dan kartu keluarga.
Tapi keterangan keduanya sangat berbeda jauh dengan yang diungkapkan Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Endi Sutendi. Menurut Endi, di wilayah hukumnya Feriyani Lim justru menjadi tersangka setelah dilaporkan seseorang bernama Chairil Chaidar Said dari sebuah LSM di Makassar.
"Memang benar DitReskrimum telah menangani kasus dugaan pemalsuan surat dengan tersangka atas nama Feriyani Lim. Pelapor atas nama Chairil Chaidar Said," terang Endi saat dikonfirmasi wartawan, Senin (2/2).
Menurutnya, kasus dugaan pemalsuan dokumen ini semula ditangani Bareskrim Mabes Polri. Kemudian, pada 29 Januari atau lima hari sebelum kasus ini heboh, Bareskrim melimpahkan ke Polda Sulawesi Selatan.
"Kemudian ditindaklanjuti oleh penyidik Dit Rekrimum Polda Sulsel, adapun perkaranya adalah Tentang Perkara Tindak Pidana Pemalsuan surat dan atau tindak pidana administrasi kependudukan sebagaimana dimaksud dalam rumusan Pasal 263 ayat (1) (2) subsider Pasal 264 Pasal 264 ayat (1) (2) lebih subsider Pasal 266 ayat (1) (2) KUHP dan atau pasal 93 UU RI no 23 tahun 2006 tentang administrasi kependudukan yang telah dilakukan perubahan UU no 24 tahun 2013 dengan ancaman hukuman penjara paling lama delapan tahun denda paling banyak 50.000.000," tambahnya.