Kisah sukses pria bertato asal Yogya jadi pengusaha semir sepatu
Faris merencanakan membuat kantor distributor di Australia untuk menjangkau pasar yang lebih luas.
Salah satu hal yang mendorong Faris Juniarso (28) untuk berbisnis yaitu karena kesadarannya sebagai orang bertato memiliki stigma buruk di masyarakat. Dari pengalamannya, dia susah mendapat kerja karena tato yang menghiasi lengan tangan kanan dan kirinya.
"Orang bertato itu bakal susah dapat kerja. Karena itu saya milih bikin kerjaan sendiri, usaha sendiri supaya bisa bertahan hidup," katanya di Ambarukmo Plaza, Yogyakarta, Sabtu (7/2).
-
Apa yang istimewa dari Yogyakarta? Pada zaman pendudukan Jepang, wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta disebut dengan istilah Yogyakarta Kooti.
-
Apa tugas utama Balai Yasa Yogyakarta? Tugas pokoknya hanya melayani overhaul lokomotif.
-
Apa yang dilakukan Kama saat liburan di Yogyakarta? Anak-anak Zaskia Adya Mecca menemukan kebahagiaan dalam hal-hal sederhana seperti jajan gulali dan duduk santai di pinggir jalan.
-
Apa saja yang diciptakan oleh KRT Wiroguno untuk Keraton Yogyakarta? Sebagai seorang seniman, KRT Wiroguno telah berjasa besar bagi Keraton Yogyakarta. Semasa hidupnya ia menciptakan lebih dari seratusan gending, merancang kostum Langendriya, menggeluti foto painting hitam putih, dan berbagai kesenian lainnya. Berkat berbagai hal tersebut, layak rasanya apabila ia disebut sebagai salah satu seniman besar Keraton Yogyakarta.
-
Apa kegiatan Atta Halilintar di Yogyakarta? Jadi, aku tuh ada acara, ada undangan di Yogyakarta. Kebetulan aku di Yogya dan di sini terkenal dengan wisata kulinernya, jadi aku yakin Yogya pasti the best buat makanan. Istri pun nitip makanan," pungkas Atta dalam live streaming di YouTubenya.
-
Apa yang menarik dari Situ Wanayasa Purwakarta? Pengunjung bisa menggunakan jembatan kecil untuk menuju pulau dan menikmati keindahannya. Selain itu, daya tarik di sekitar pulau di antaranya adalah kuliner dan area bersantai dengan view pemandangan yang indah.
Sejak pertama mendirikan usaha pembersih sepatunya itu, dia merekrut anak-anak muda bertato untuk menjadi pegawainya. Dia ingin menunjukkan kepada masyarakat dan juga orangtuanya bahwa orang bertato itu bisa berkarya dan bekerja.
"Waktu cari pegawai, saya cari yang bertato. Orangtua menentang ketika saya bertato, padahal orangtua kerja di departemen agama, ancur pokoknya," tutur Faris lalu tertawa mengingat masa-masa itu.
Dia pun mengaku sejak duduk di bangku SMA kelas 3, dia sudah memiliki tato. Setelah kuliah dia kemudian menambah beberapa tato lagi.
"Waktu itu lulusan SMA, sembunyi-sembunyi juga. Ketika kuliah saya ikut teater, terus kenal dengan seniman-seniman yang bertato, akhirnya ikut-ikutan," tambahnya.
Demi bertahan hidup, dia pun bekerja serabutan. Mulai dari jadi tukang sampah, tukang cuci piring dan menjadi bartender pernah dia jalani untuk mendapatkan sesuap nasi. Dia pun sempat mendirikan usaha kue lekker di Semarang.
"Modalnya jualin barang-barang yang masih nempel, nggak ada bantuan dari orang tua," ungkapnya.
Kini dia sudah memiliki delapan pekerja untuk menjalankan usahanya. Pasar luar negeri pun sudah dijajahnya. Mulai dari Singapura, Malaysia hingga Australia.
"Pertengahan tahun ini kita akan buka kantor distributor di Australia," katanya.
Dia pun memberi nama toko semir sepatunya itu Andrrows. Andrrows merupakan nama sahabat Faris dalam merintis usaha pembersih sepatu yang meninggal dunia sebelum sempat mencicipi kesuksesan bersama.
Faris bercerita, Andrrows merupakan teman bermainnya saat dia masih kuliah. Dia dan Andrrows bersama-sama membuat racikan pembersih sepatu yang kini sudah dikenal sampai luar negeri.
"Saya pakai nama Andrrows supaya nama dia tetap ada dalam usaha ini. Dia belum sempat menikmati hasil kerjanya, karena itu saya ingin mempersembahkan produk ini untuk dia," katanya di Ambarukmo Plaza, Yogyakarta, Sabtu (7/2).
Dia dan Andrrows sama-sama pencinta sepatu. Mereka berdua kerap pergi bersama menghabiskan waktu luang untuk hunting sepatu-sepatu. Ide pembersih sepatu itu juga datang dari obrolan bersama Andrrows.
"Idenya juga bareng kita pikir, sampai awal kita gagal coba bikin itu," ujarnya.
Awal mulanya mereka berpikir membuat produk khusus untuk para kolektor sepatu, khususnya sepatu sneakers. Namun mereka ingin mengembangkan produk supaya bisa digunakan untuk semua jenis sepatu.
"Sekarang semua jenis sepatu bisa, mau yang dari kulit, kain, atau yang jenis pantofel bisa, termasuk sepatu cewek yang aneh-aneh bahannya," terangnya.
Saat ini bisnis yang digeluti Faris sudah berkembang pesat. Dia merencanakan membuat kantor distributor di Australia untuk menjangkau pasar yang lebih luas.
"Produksi tetap di sini, tapi nanti distribusi ke negara-negara lain lewat Australia> Selain itu pasar di Australia juga besar, anak-anak muda konsumtif banget kalau dengan sepatu," tandasnya.