Komnas Perempuan soal Crosshijaber: Secara Budaya Tak Tepat Laki-laki Gunakan Jilbab
Komnas Perempuan mendalami komunitas crosshijaber yang tengah ramai diperbincangkan di media sosial. Crosshijaber yakni para pria yang gemar berdandan serta mengenakan pakaian perempuan berhijab hingga bercadar.
Komnas Perempuan mendalami komunitas crosshijaber yang tengah ramai diperbincangkan di media sosial. Crosshijaber yakni para pria yang gemar berdandan serta mengenakan pakaian perempuan berhijab hingga bercadar.
"Menurut saya kalau dia sampai masuk toilet (wanita), masuk masjid, itu mengganggu ketertiban umum, jelas itu. Karena itu menimbulkan rasa tidak aman ya untuk perempuan. Terus yang kedua, menimbulkan persoalan mengganggu masyarakat," kata Komisioner Komnas Perempuan, Riri Khariroh saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (15/10).
-
Siapa yang memakai hijab merah saat ke Masjid Istiqlal? Di dalam Masjid Istiqlal, Haruka berbagi momen baru mengenakan hijab merahnya.
-
Kenapa Via memutuskan untuk berjualan hijab? "Mau coba-coba kerja, enggak dapat, frustasi mau gimana," ucapnya. Hingga satu waktu, dia mendapat arisan senilai Rp3 juta. Uang itu dia manfaatkan membeli kain kiloan. Dia bertekad untuk berjualan hijab.
-
Bagaimana kesan Paramitha Rusady berubah saat mengenakan hijab? Namun, ketika ia mengenakan hijab, kesan awet mudanya semakin terpancar. Meskipun usianya sudah mencapai 57 tahun, Paramitha tiba-tiba terlihat seperti berusia 30-an tahun.
-
Siapa yang memutuskan untuk berhijab? Inilah deretan potret terbaru Safa Ricci Amanda, putri Citra Monica dan Ifan Seventeen yang kini putuskan untuk berhijab.
-
Kenapa Jihan Fahira memutuskan berhijab? Jihan Fahira, remaja menawan dan rupawan sejak SMA. Setelah menikah dengan Primus, Jihan berhijab dan terlihat semakin awet muda. Ibu empat anak ini memutksna hijrah!
Riri mengatakan, tak sesuai apabila seorang laki-laki menggunakan pakaian perempuan. Menurut dia, hal itu tak sesuai dengan budaya di Indonesia.
"Jadi itu kan enggak appropriate. Secara budaya itu tidak appropriate ya, tidak tepat ada laki-laki terus kemudian menggunakan jilbab," ujar dia.
Riri menegaskan, lelaki yang sengaja berjilbab untuk masuk ke wilayah khusus wanita jelas salah. Sebab, dikhawatirkan mereka bisa melakukan tindak kekerasan terhadap perempuan, termasuk kekerasan seksual.
Misalnya, sengaja merekam kegiatan wanita di toilet dan menyebarkannya. Riri menambahkan, masyarakat yang merasa terganggu akan hal ini juga bisa melaporkannya ke pihak berwajib.
"Penting itu, masyarakat kalau melihat ada fenomena semacam itu sebaiknya memang mengadu. Kalau kita merasa keamanan kita terancam misalnya, itu kan kita bisa melapor," ucap dia.
"Polisi kalau mau campur tangan maka itu harus merujuk kepada undang-undang yang ada. Kan kita punya banyak tuh aturan terkait ketertiban umum, itu bisa digunakan," lanjut Riri.
Beda Dengan Transgender
Meski begitu, Riri menilai bahwa hal ini sama sekali berbeda dengan transgender. Menurutnya, cara berpakaian transgender adalah hak dan keyakinan tersendiri. Masyarakat pun tetap harus menghormati hal itu.
"Nah kalau transgender it's fine (berjilbab) karena itu bagian dari kebebasan beragama dan berkeyakinan mereka. Nah itu juga harus kita hormati," tuturnya.
Riri menilai, wanita transgender pun memiliki hak untuk berjilbab. Dalam hal ini, jelas tujuan mereka bukanlah untuk memanfaatkan situasi agar bisa masuk ke area wanita dan berbuat kejahatan.
"Mereka (wanita transgender) memang mengasosiasikan dirinya sebagai perempuan, mereka memakai jilbab. Dan itu fine gitu loh. Tapi mereka transgender," kata Riri.
Reporter: Ratu Annisaa Suryasumirat
(mdk/gil)