Korban Dimas Kanjeng bertambah, korban ngaku ditipu Rp 300 juta
Korban penipuan penggandaan uang dilakukan pengasuh Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi, terus bertambah. Salah satu korbannya kini berasal Surabaya, Jawa Timur.
Korban penipuan penggandaan uang dilakukan pengasuh Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi, terus bertambah. Salah satu korbannya kini berasal Surabaya, Jawa Timur.
Korban merupakan Kasianto, warga Tambak Asri, Kelurahan Moro Krembangan, Surabaya. Dia diperkirakan sejak menjadi pengikut Dimas Kanjeng Taat Pribadi sejak tahun 2012 hingga 2015.
Selama tiga tahun, Kasianto sudah memberikan mahar sebesar Rp 300 juta. Dia memberikan uang itu secara bertahap di padepokan diasuh Taat Pribadi seklaigus tersangka pembunuhan muridnya.
Kasus penipuan itu dilaporkan adik Kasianto, yakni Winu Sunarsono ke kantor polisi, Polres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Itu lantaran Kasianto sudah meninggal pada tahun lalu.
"Laporanya itu dilakukan, Minggu (2/10) siang kemarin. Yang membuat laporannya adalah Winu, dan didampingi istri korban Gunarsih. Karena, korban sendiri Kasianto sudah meninggal di tahun 2015," terang Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya AKBP Takdir Mattanette, Senin (3/10).
Dalam laporannya, kata Takdir, bahwa almarhum Kasianto itu sudah memberikan uang mahar secara bertahap, sebesar Rp 300 juta. Itu dilakukan dengan berharap akan mendapatkan seperti kotak goib yang bisa mendatangkan uang dengan jumlah besar. Bahkan, uang tidak akan pernah habis.
Selain itu juga mendapatkan berbagai jenis perhiasan, seperti benggel, kalung model rantai, gelang keroncong, mata uang asing. Namun, ada dugaan barang yang didapatkan itu palsu.
"Jika dilihat secara kasat mata, semua perhiasan itu asli. Tapi, setelah dipegang, dan diteliti semuanya itu palsu. Sedangkan untuk kotaknya yang katanya mampu mendatangkan uang secara gaib itu tidak benar semuanya," ungkapnya.
Tidak hanya itu, korban juga mendapatkan selembaran kain bertuliskan huruf arab, yang panjangnya sekitar 2 meter lebih dengan lebar 30 centimeter, kemudian keris. "Kini semuanya itu dijadikan barang bukti untuk dilakukan penyelidikan oleh penyidik lebih lanjut," tandasnya.