Korban Gempa Sulteng Bangun Rumah dari Bekas Puing Bangunan
Korban bencana gempa, tsunami dan likuifaksi di Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Donggala, Sulawesi Tengah memilih membangun hunian sendiri tanpa menunggu selesainya pembangunan hunian sementara(Huntara). Warga membangun rumah sementara dari puing-puing bekas bangunan.
Korban bencana gempa, tsunami dan likuifaksi di Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Donggala, Sulawesi Tengah memilih membangun hunian sendiri tanpa menunggu selesainya pembangunan hunian sementara(Huntara). Warga membangun rumah sementara dari puing-puing bekas bangunan.
"Khususnya terhadap shelter pengungsi yang dihuni oleh korban likuifaksi dan tsunami, yang saat ini lebih 80 persen telah miliki hunian sendiri. Mereka membangun sendiri pascabencana pada awal hingga akhir Oktober 2018. Hunian yang dibangun dari puing-puing bekas rumahnya yang ditelan lumpur likuifaksi dan disapu tsunami," kata Ketua Pansus Pengawasan Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana (P3B) DPRD Sulteng, Yahdi Basma, di Palu, Sabtu. Seperti dilansir Antara (12/1).
-
Kapan gempa dan tsunami Aceh yang menghancurkan Rumah Sakit Umum Meuraxa? Peristiwa gempa dan tsunami Aceh pada 2004 masih terus dikenang sampai saat ini.
-
Apa yang menjadi saksi bisu dahsyatnya gelombang tsunami di Ulee Lheue? Tempat ini menjadi saksi bisu betapa dahsyatnya gelombang tsunami yang menerjang Kota Aceh.
-
Apa penyebab tsunami Storegga? Dipicu oleh tanah longsor besar di bawah air di lepas pantai Norwegia, peristiwa ini menyebabkan gelombang raksasa setinggi lebih dari 20 meter (65 kaki) menghantam Kepulauan Shetland, yang terletak di utara daratan Skotlandia.
-
Kapan pulau itu dihantam oleh tsunami? Hanya beberapa hari sebelum kejadian, kapal pesiar sudah ada di sana dan berada di pantai.
-
Kapan Museum Tsunami di Banda Aceh didirikan? Museum Tsunami menjadi monumen untuk memperingati bencana tsunami yang melanda Aceh pada penghujung 2004.
-
Mengapa Indonesia sering mengalami bencana alam seperti tanah longsor, tsunami, gempa, dan gunung meletus? Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng dunia yaitu lempeng Eurasia, lempeng Pasifik, dan lempeng Australia yang bergerak saling menumbuk. Hal itu mengakibatkan Indonesia kerap mengalami bencana alam seperti tanah longsor, tsunami, gempa, maupun gunung meletus.
Para korban yang memilih untuk membangun sendiri hunian, tanpa menunggu Huntara dari pemerintah, dapat dilihat di Kelurahan Petobo, Kelurahan Balaroa, Desa Sibalaya, Kabupaten Sigi dan Desa Jono Oge, serta korban tsunami di sepanjang pesisir pantai Teluk Palu dan Donggala.
Yahdi mengemukakan, para korban bencana atau pengungsi telah familiar dengan puing bekas rumah mereka, lalu dimanfaatkan kembali untuk membangun hunian. Karena itu, jika pemerintah tetap melanjutkan pembangunan Huntara, maka dapat dipastikan itu akan mubazir atau tidak termanfaatkan.
"Saat ini yang dibutuhkan oleh korban yaitu hunian tetap. Bukan Huntara, walaupun ada sebagian yang telah menempatinya dari pemerintah. Namun, lebih banyak yang telah membangun hunian sendiri secara swadaya dari puing-puing bekas bangunan," ujar Yahdi.
Dia menyarankan, pemerintah menghentikan pembangunan hunian sementara di beberapa lokasi pengungsian korban bencana.
"Sudah saatnya pemerintah harus mulai membangun hunian tetap bagi korban, jangan lagi melanjutkan pembangunan Huntara," tutupnya.
Baca juga:
Ini Bencana Alam Telan Kerugian Terdahsyat Sepanjang 2018, Salah Satunya di Indonesia
Bappenas Gandeng Jepang Percepat Pemulihan Bencana Sulteng
Gebrakan Letjen TNI Doni Monardo Setelah Menjabat Kepala BNPB
Kepala BNPB Anyar Fokuskan Penanganan Bencana di Lombok hingga Banten
Tiba di Palu, Prabowo Disambut Gubernur Sulteng dan Emak-emak
Cek Penyaluran Bantuan Gerindra, Prabowo Terbang ke Lokasi Tsunami Palu