Korban Keracunan Makanan di Jasinga Bogor Bertambah jadi 117 Orang
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor, Mike Kaltarina mengungkapkan, dari 117 orang mengalami gejala keracunan makanan dalam acara rajaban pada Senin (13/3) malam tersebut. 43 orang harus menjalani rawat inap di Puskesmas Jasinga.
Korban keracunan makanan di Kampung Pangradin, Desa Pangradin, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor, bertambah menjadi 117 orang pada Selasa (14/3) sore. Pagi tadi, 86 orang mengalami gejala keracunan makanan.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor, Mike Kaltarina mengungkapkan, dari 117 orang mengalami gejala keracunan makanan dalam acara rajaban pada Senin (13/3) malam tersebut. 43 orang harus menjalani rawat inap di Puskesmas Jasinga.
-
Kenapa kuliner Bogor patut dicoba? Sebab, cita rasa makanan yang ditawarkan di Kota Bogor pasti nggak akan mengecewakan lidahmu.Dari yang rasanya pedas, manis, gurih, hingga kuliner yang anti mainstream dapat kamu temui dengan mudah di Kota Bogor. Tetapi, apabila kamu bingung harus mencicipi mulai dari mana dulu, mungkin rekomendasi kuliner satu ini akan dapat membantu kamu. Yuk, intip apa saja makanan enak di Bogor yang wajib dicoba!
-
Kenapa Bogor disebut Kota Hujan? Karena jumlah milimeter air yang tercurah berada di atas angka 2.000, maka bisa dipastikan jika intensitas air hujan bisa terus turun sepanjang tahun. Ini yang membuat Bogor masih diselingi kondisi hujan saat musim kemarau karena jumlah kandungan air di awan yang tinggi.
-
Di mana kamu bisa menemukan makanan khas Bogor? Dari yang rasanya pedas, manis, gurih, hingga kuliner yang anti mainstream dapat kamu temui dengan mudah di Kota Bogor.
-
Apa yang istimewa dari satu makam di Kebun Raya Bogor? Termasuk satu nisan yang di dalamnya dimakamkan dua jenazah. Milik siapakah nisan itu?Kenapa dimakamkan di tempat yang sama? Ini kisahnya.
-
Di mana letak Kubur Kalang di Bojonegoro? Kubur Kalang ditemukan di Desa Kawengan, Kecamatan Kedewan, Kabupaten Bojonegoro.
-
Apa yang terbakar di Kebagusan? Sebuah bangunan rumah dua tingkat yang berada di Jalan Kebagusan Raya, RT. 004, RW.04, Nomor 5, Kelurahan Kebagusan, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
"Jadi 43 orang itu dirawat karena mengalami gejala serius. Sementara yang lainnya menjalani rawat jalan dan sudah kembali ke rumah masing-masing," kata Mike saat meninjau penanganan korban keracunan di Puskesmas Jasinga.
Khawatir masih ada pasien susulan, Dinkes Kabupaten Bogor pun telah menyiapkan posko di Kantor Desa Pangradin, agar masyarakat dapat langsung datang dan mendapat penanganan dari tim medis.
Langkah selanjutnya, Dinkes Kabupaten Bogor telah mengirimkan sampel sisa makanan yang disajikan kepada hadirin malam rajaban untuk diuji laboratorium di Balai Besar Teknis Kesehatan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Kementerian Kesehatann Jakarta.
"Makanan kita kirim ke BBTKLPP. Kita juga cek ke lokasi rajabannya. Sambil memberi penyuluhan kepada masyarakat untuk berhati-hati dalam mengonsumsi makanan," kata Mike.
Kepala Puskesmas Jasinga, Noor Alya, mengungkapkan sebagian besar warga mengeluhkan gejala keracunan seperti mual, panas, diare dan pusing. Menurut dia, warga mulai banyak berdatangan ke puskesmas pada pukul 19.00 WIB dan mereka mengeluh usai mengikuti acara rajaban.
"Informasinya ada acara rajaban warga. Bukan acara Desa Pangradin. Dari lua juga banyak yang datang. Kami masih lakukan perawatan. Kami terus lakukan pendataan, karena banyak yang berobay ke bidan atau dokter lain," kata dia.
Petugas Puskesmas Jasinga juga terus melakukan pemantauan di lapangan, sekaligus mengambil sampel makanan yang diduga menjadi penyebab keracunan massal tersebut.
"Di lapangan juga ada yang mantau sampai pendataan dan sample makanan kami kumpulkan akan dibawa ke dinkes seperti sate, telor bumbu balado, pepes ikan, untuk sop sudah pada habis," jelasnya.
Alya menjelaskan semua warga yang datang ke puskesmas sudah makan dan rata-rata langsung bergejala.
"Yang jelas bukan desa menggelar tapi warga sekitar, dan warga masih berdatangan tapi gejala ringan kami minta pulang kerumahnya," kata dia.
(mdk/ray)