Korban selamat penyanderaan kesulitan bertemu keluarga
Syahril bersama lima korban selamat diharuskan kembali bekerja, padahal dia ingin bertemu keluarga melepas kangen.
Syahril (33), salah satu ABK TB Charles yang lolos dari insiden penyanderaan militan bersenjata Filipina, mengutarakan keinginannya mundur sebagai karyawan PT Rusianto Bersaudara. Alasannya dia tidak diperkenankan pulang ke kampung halamannya, di Takalar, Sulawesi Selatan.
Syahril mengutarakan keinginannya pulang ke Takalar, menemui istrinya, Sabtu (2/7) mendatang. Keinginan dia, sudah disampaikan kepada bagian HRD (Head and Resources Department) perusahaan. Namun demikian, jawaban baru akan diberikan perusahaan, Jumat (1/7) besok.
"Kalau tidak dikasih izin, ya saya mundur dari perusahaan," tegas Syahril, dalam perbincangan bersama wartawan, Rabu (29/6).
Hari ini, setelah Selasa (28/6) malam sebelumnya tiba di Samarinda, Syahril bersama dengan lima rekannya yang lolos dari penyanderaan, diminta perusahaan kembali bekerja seperti biasa. Keenamnya diminta ke TB Charles, membenahi kondisi kapal pascainsiden penyanderaan.
"Dari 13 ABK, saya yang memang tersisa di bagian mesin. Tidak ada yang lain. Memang agak sulit menggantikan saya, mencari orang baru menggantikan saya," ujar Syahril.
Alasan mendasar Syahril ingin pulang ke kampung halamannya, mengingat juga dia perlu pemulihan, bertemu dengan istrinya dan keluarganya di Takalar.
"Juga ini kan mau Lebaran. Ya itu, kalau tidak dikasih izin, saya mundur," ucapnya lagi.
Keenam ABK diminta kembali bekerja oleh perusahaan, juga dibenarkan ABK selamat lainnya, Reidgar. "Saya sudah pulang. Lima orang teman saya ada di atas kapal."
"Ya, enam orang ada di kapal (tugboat Charles)," kata Kapten TB Berau Coal 69 Kurnia Ginting, yang juga sebagai pendamping keluarga korban sandera ke perusahaan.
Public External Relation PT Rusianto Bersaudara Taufik Rahman, gagal dikonfirmasi terkait itu. Dia juga tidak bersedia ditemui di kantor operasional perusahaan di Sungai Lais.
Alhasil, wartawan yang bermaksud ingin konfirmasi ke perusahaan sedari pagi tadi, dibuat gigit jari. Sikap tertutup perusahaan, disayangkan awak media.
Diketahui, TB Charles disandera 20 Juni 2016 lalu, saat berada dalam perjalanan dari Filipina menuju kembali ke Samarinda, Kalimantan Timur. Penyandera mengaku militan Abu Sayyaf, akhirnya menyekap tujuh dari total 13 ABK. Enam kru selamat, akhirnya tiba di Samarinda, Selasa (28/6) malam lalu.