KPAI kecam buku balita mengandung unsur LGBT
KPAI akan ikut mengawasi buku buku lain yang ditulis oleh Intan Noviana. Sebab penelusuran KPAI, ternyata Intan Noviana cukup produktif menulis buku anak-anak yang jumlahnya sudah diterbitkan banyak. Buku lainnya berjudul 'Belajar Membaca Tanpa Mengeja' yang terdiri dari 2 seri.
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengecam buku yang ditulis oleh Intan Noviana yang diterbitkan oleh Pustaka Widyatama. Salah satu isi buku pelajaran itu diduga mengampanyekan Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT).
Buku yang dikritisi KPAI berjudul 'Balita Langsung Lancar Membaca' itu memuat kata Opa bisa jadi waria, Fafa merasa dia wanita, dan ada waria suka wanita. Komisioner KPAI Retno Listyarti menilai isi buku itu memuat kampanye LGBT.
-
Apa itu Keni Gayo? Dalam masyarakat Suku Gayo Aceh, salah satu karya budaya tradisional yang sudah ada sejak zaman pra-sejarah yaitu Keni Gayo. Benda ini merupakan hasil kerajinan tangan yang multifungsi dari perempuan Gayo.
-
Siapa yang menjadi KSAD termuda di Indonesia? Lahir pada tahun 1918, ia resmi menjadi KSAD ke-2 menggantikan GPH Jatikusumo di usia yang cukup muda yaitu 31 tahun.
-
Apa arti KPPS? KPPS adalah singkatan dari Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara. Ini merupakan organisasi yang bertanggung jawab atas pelaksanaan pemungutan suara dalam Pemilu di Indonesia.
-
Kenapa KEK Singhasari penting? KEK Singhasari berkonsentrasi pada platform ekonomi digital untuk bersinergi dengan perkembangan antara bisnis pariwisata dan ekonomi digital.
-
Kenapa prajurit TNI menganiaya anggota KKB? Penyiksaan itu dilakukan prajurit TNI diduga kesal atas sikap Denius Kogoya yang ingin menebar teror membakar puskesmas kala itu.
-
Kapan Kapolda Kepri mencium istrinya? Kapolda Kepulauan Riau, Irjen Yan Fitri Halimansyah tertangkap kamera sedang mencium istrinya saat melantik ratusan calon anggota Polri di Polda Kepri.
"Misalnya widya bisa menikahi fifi, itu kan ada unsur perempuan, berarti yang kita tangkap kan lesbian, di situ mengampanyekan nya," kata Retno saat jumpa pers di Gedung KPAI, Kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (28/12).
"KPAI pun mendesak penerbit untuk menarik buku yang masih ada di pasaran dan segera diganti," tambahnya.
Retno menilai, ejaan pada kalimat itu tersirat unsur LGBT secara sistematis. Misalnya, dia mengungkapkan, ada ejaan Fafa padahal maksudnya Papa. lanjut dia, Penulisnya lebih menekankan kata Vokal A.
"Misalnya opa bisa menjadi waria, jadi kayaknya dia mengajarkan di halaman itu huruf a semua, jadi huruf hidup a, seperti itu," ujar Retno.
Lanjut Retno, KPAI juga telah memanggil penerbit, namun yang bersangkutan tidak datang tanpa konfirmasi. Pihaknya secara tegas akan memanggil kembali si penerbit mengingat buku tersebut menjadi kontroversi dan meresahkan orang tua.
Retno juga meminta para orang tua untuk jeli melihat konten buku yang dibaca anak balita. Dengan hal ini, KPAI akan ikut mengawasi buku buku lain yang ditulis oleh Intan Noviana. Sebab penelusuran KPAI, ternyata Intan Noviana cukup produktif menulis buku anak-anak yang jumlahnya sudah diterbitkan banyak. Buku lainnya berjudul 'Belajar Membaca Tanpa Mengeja' yang terdiri dari 2 seri.
Kemudian ada buku berjudul Sembilan Langkah Dalam 9 Hari Anak Balita Lanca Membaca dengan Metode Tanpa Mengeja, dan 1000 Anak Lancar Membaca Tanpa Dieja. KPAI pun akan mendorong IKAPI (Ikatan Penerbit Indonesia) untuk ikut menegur para penerbit jika bukunya terindikasi mengandung unsur kekerasan, pornografi, dan radikalisasi.
"KPAI juga mendorong pemerintah untuk segera membentuk Badan Perbukuan Nasional agar sistem kontrol buku yang beredar di Indonesia," tutup Retno.
Baca juga:
Cegah buku berkonten negatif, KPAI usul pemerintah bentuk Badan Perbukuan Nasional
KPAI: Restorasi justice jadi hal penting dalam kasus penjarahan toko di Depok
Temuan KPAI buku SD memuat Yerusalem ibu kota Israel terbit sesuai kurikulum 2006
KPAI akan panggil penerbit buku pelajaran SD memuat Yerusalem ibu kota Israel
Kaca mobil Wakil Ketua KPAI dipecah maling, sejumlah barang berharga hilang