Krisis air, warga Semarang tempuh jalan terjal menuju mata air
pasokan air bersih sering telat, menyebabkan warga berjuang sendiri untuk mendapatkan air bersih.
Sejumlah warga Kampung Deliksari, Kecamatan Gunungpati, Semarang, kembali kesulitan mendapatkan air bersih. Pasalnya, dropping bantuan air bersih yang diberikan oleh Pemda setempat sering terlambat datang dengan alasan yang tidak jelas.
Salah seorang warga RT 04 RW VI Kampung Deliksari, Setyaningsih (30), mengatakan, dia sering telat mendapatkan bantuan air bersih. Dengan kondisi tersebut, selama ini dia selalu mengambil air dari sendang yang berjarak 1 kilometer dari rumahnya.
"Padahal, kondisi jalannya sangat terjal dan sulit dilalui. Kemarin sempat dijanjikan sama Pak RW akan mendapatkan dropping air bersih lagi, tapi ternyata sampai sekarang tak kunjung tiba," katanya kepada merdeka.com di Semarang, Jawa Tengah, Rabu (15/10).
Jalan terjal yang sulit dilalui itulah, yang akhirnya membuatnya terpaksa mengangsu atau mengambil air dari sendang untuk digunakan mencuci memasak hingga mandi. Dia mengatakan, rutinitas seperti ini harus dilakoninya kembali lantaran debit air sumur di kampungnya sering menyusut selama musim kemarau panjang.
Dia menjelaskan, untuk membawa air dari sendang biasanya mengandalkan sang suami atau jasa angkut air, di mana setiap mengangkut dikenai ongkos sebesar Rp 6.000 per empat jeriken.
"Kalau tadi pagi, suami saya yang langsung mengambil air dari Sendang. Jaraknya dari rumah saya sekitar 1 kilometer," ungkap dia.
Sementara, warga lainnya Suharni, juga mengungkapkan hal serupa. Menurut dia, jatah bantuan air bersih di 6 RT saat ini sering kali telat. "Bahkan, sejak sebulan terakhir bantuannya selalu datang terlambat. Kita yang tinggal di sini jadi susah dapat air bersih," terang Suharni.