Kronologi bocah antre sembako FUI di Monas, terinjak hingga akhirnya tewas
"Kejadian chaos pukul 11.30 WIB, yang mana dalam genggaman ibu Komariah korban terseret orang berdesakan dan terinjak. Tapi Alhamdulillah ibu Komariah sekuat tenaga mampu mengamankan anaknya untuk dikeluarkan dari desakan dan di bawa ke sebuah pohon dan memberikan pertolongan pertama diberi air minum. Saat itu muntah."
Ketua penyelenggara bagi sembako di Monas yang juga pimpinan Forum Untukmu Indonesia (FUI), Dave Revano Santoso, dilaporkan ke Mapolda Metro Jaya. Akibat acara bagi-bagi sembako yang FUI, dua nyawa bocah melayang.
Pelapor adalah Komariyah (49), orangtua salah satu korban. Dia didampingi kuasa hukumnya Muhammad Fayyad, selaku kuasa hukum korban.
-
Apa yang dilakukan warga di Monas saat libur panjang? Beberapa pengunjung terlihat menggelar tikar untuk piknik bersama keluarga. Beberapa pangunjung lainnya asyik berfoto dengan latar belakang tugu tertinggi di Indonesia tersebut.
-
Kapan Dishub Jakarta akan melakukan buka tutup jalan di sekitar Monas? Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta bakal melakukan rekayasa lalu lintas (lalin) saat penyelenggaraan LPS Monas Half Marathon yang digelar Minggu besok, 30 Juni 2024.
-
Kapan warga menikmati libur panjang di Monas? Sejumlah pengunjung tampak meramaikan kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta, pada Kamis (8/2/2024). Libur panjang Isra Mikraj dan Tahun baru Imlek 2024 dimanfaatkan sejumlah warga untuk berekreasi di Monas.
-
Siapa yang menikmati libur panjang di Monas? Sejumlah pengunjung tampak meramaikan kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta, pada Kamis (8/2/2024).
-
Apa yang Dinda Hauw lakukan di Monas? Dinda Hauw bikin heboh dengan penampilan cantiknya saat ikutan aksi bela Palestina.
-
Siapa yang akan melakukan penyampaian pendapat di sekitar Monas? Kami imbau untuk masyarakat yang akan melintas di sekitar Monas untuk mencari jalan alternatif lainnya karena akan ada aksi penyampaian pendapat di Patung Kuda,” terangnya.
Dia menjelaskan, sebelum kejadian bocah MRS (10) memang ikut mengantre sembako bersama Komariyah sejak pukul 10.30 Wib. Saat pukul 11.30 Wib, suasana mendadak tidak kondusif yang menyebabkan bocah MRS terinjak-injak.
"Korban ikut antrean sekitar pukul 10.30 WIB, kemudian kejadian chaos pukul 11.30 WIB, yang mana dalam genggaman ibu Komariah korban terseret orang berdesakan dan terinjak. Tapi Alhamdulillah ibu Komariah sekuat tenaga mampu mengamankan anaknya untuk dikeluarkan dari desakan dan di bawa ke sebuah pohon dan memberikan pertolongan pertama diberi air minum pada saat itu muntah dan kejang-kejang," kata Fayyad di Kantor Bareskrim Mabes Polri di gedung Kementerian Kelautan dan Perikanan, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (2/5).
Saat itu, pihak panitia acuh terhadap Komariah yang sempat meminta anaknya dibantu. Padahal, ada beberapa panitia laki-laki namun tak merespons.
"Tidak (dibantu panitia). Pada saat itu ada beberapa panitia laki-laki minta tolong, tapi respon panitia yang ada di situ menyampaikan 'mohon maaf kami sedang sibuk mengurusi ini, yang lain karena chaos jadi enggak bisa, cari lain'. Sikap acuh dan sudah jelas korban tergeletak dalam kondisi muntah dan kejang," ungkapnya.
Ketika panitia penyelenggara tak ada yang merespon saat diminta bantuan, lewatlah dua orang personel TNI yang tak ia sebutkan namanya dengan menggunakan seragam dinas. Lalu, Komariah meminta bantuan terhadap dua personel TNI tersebut.
"Kemudian dibawa ke posko kesehatan di area Monas. Di sana tidak dilakukan penanganan medis karena pihak dokter bilang infus dan peralatan medis lain enggak ada, lalu dibuat surat rujukan ke RSUD Tarakan," ujarnya.
Ambulans langsung membawa korban dan setibanya di rumah sakit langsung masuk UGD.
"Di UGD dari jam 2 siang sampai jam 2 malam. Jam 2 malam dipindah ke ruang PICU. Di ruang PICU sampai pukul 4.35 dan meninggal dinyatakan dokter. Meninggal di Tarakan," katanya.
Hingga saat ini tak ada satu panitia penyelenggara FUI yang menyambangi keluarga korban meninggal tersebut.
"Jangankan ke rumah sakit. Ke rumah pun sampai saat ini tidak ada dari panitia. Ke saya juga enggak ada. Tidak disampaikan (meninggalnya kenapa) justru saya mau ke RSUD Tarakan untuk menemui direktur RSUD terkait surat kematian yang dikeluarkan tidak mencantumkan kematiannya. Hanya surat pengantar kematian berisi identitas korban tapi penyebab tidak disebutkan. Saya mau minta penjelasan dari RSUD dan dokter menangani," ucapnya.
"Dugaannya (dari orangtua) karena ada desakan dan terinjak. Karena peserta ratusan ribu," tandasnya.
Sebelumnya, Forum Untukmu Indonesia melakukan acara bagi-bagi sembako di Monas pada Sabtu (28/4) lalu. Informasi diterima Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno, dua orang meninggal diduga dalam acara bagi-bagi sembako tersebut atas nama MJ (12) dan MRS (10).
Hal ini diungkapkan usai dirinya mendapat laporan hasil dari pertemuan secara tertutup dengan pihak FUI dan Dinas Pariwisata dan Budaya DKI.
"Kami sangat prihatin ada dua korban yang mesti kehilangan nyawanya. Dua-duanya warga Pademangan," ucap Sandiaga di kantornya, Jakarta, Senin (30/4).
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Argo Yuwono menyampaikan isu yang menyatakan dua anak ini meninggal karena mengantre sembako keliru. "Tidak benar," ujarnya di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Selasa (1/5)
Ia menambahkan anak ini ditemukan di luar pagar atau area Monas dan tidak dalam keadaan sedang mengantre sembako. "Kita temukan di luar pagar tergeletak," kata Argo. "Kita temukan tidak mengantre," tambahnya.
Baca juga:
RSUD Tarakan tak ungkap penyebab kematian bocah antre Sembako di Monas
Mensos: Acara bagi sembako jangan selesaikan masalah tapi muncul masalah baru
Usai polisikan Ketua FUI, Ibunda Rizki histeris panggil anaknya
Acara bagi sembako di Monas ricuh, Sandiaga diminta jangan cuci tangan
Difitnah terlibat acara di Monas, Politisi PDIP polisikan akun @MuchlistHassan
Ibunda bocah tewas di Monas: Maafin emak ya Rizki
Sandiaga: Acara bagi-bagi sembako di Monas langgar banyak peraturan!