Kronologi Kematian Trio Usai Divaksinasi AstraZeneca Versi Komnas KIPI
"Jadi sulit menyatakan ini terkait imunisasi, namun juga sulit ini tidak terkait imunisasi," kata Hindra.
Ketua Komnas Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Hindra Irawan Satari mengatakan kematian Trio Fauqi Virdaus setelah vaksin Covid-19 menggunakan merk AstraZeneca sulit disimpulkan akibat vaksin. Sebab masih kekurangan data.
"Jadi sulit untuk menentukan penyebab kematiannya karena enggak ada data," kata Hindra dalam rapat dengan Komisi IX DPR RI, Kamis (20/5).
-
Apa yang dirasakan Vincent Raditya saat mengalami flu Singapura? Vincent Raditya menyatakan bahwa pada tahap awal, ia mengalami demam tinggi selama tiga hari. Ia merasakan tubuhnya lemas dan berat, serta mengalami nyeri pada leher.
-
Siapa yang dilibatkan dalam penanganan pandemi Covid-19 dalam disertasi Kombes Pol Dr. Yade Setiawan Ujung? Analisis ini menawarkan wawasan berharga tentang pentingnya kerjasama antar-sektor dan koordinasi yang efektif antara lembaga pemerintah dan non-pemerintah dalam menghadapi krisis kesehatan.
Hindra menjelaskan kronologi kematian Trio. Kronologi ini didapatkan setelah bertemu dengan ibu Trio. Pemuda berusia 22 tahun ini mengikuti vaksinasi atas dorongan kantornya, Pegadaian Cibubur.
Setelah vaksinasi, Trio kembali bekerja namun karena merasa kurang sehat, atasannya memperbolehkan pulang sekitar pukul setengah empat sore. Trio pun menceritakan keluhannya kepada sang ibu.
"Ketemu sama ibunya, kamu kenapa pusing mah, yauda ini minum parasetamol ah enggak mau takut karena baru divaksin," kata Hindra menceritakan penuturan ibu Trio.
Trio awalnya mau berobat ke dokter. Ia menelpon sang kakak perempuan, namun tidak sempat mengantar karena sibuk.
Saat itu sedang berpuasa, Trio hanya membatalkan hanya dengan air putih. Tengah malamnnya, suhu Trio naik hingga 39 drajat. Ia tak juga dibawa ke rumah sakit.
Teman Trio juga mengalami keluhan sama. Namun lebih ringan.
"Jadi tetap di rumah setengah 12 malem demam 39 (derajat). Temennya juga ngerasa keluhannya tapi barangkali lebih ringan," ujar Hindra.
Keesokan paginya Trio mencoba berobat ke klinik namun batal karena tutup. Ia juga tak mencari ke tempat lain karena alasan sulit kendaraan.
Kemudian, Trio mengalami kejang saat dipijit di rumahnya. Keluarganya membawa ke Rumah Sakit Ibu dan Anak. Sesampai di sana, Trio dinyatakan dead on arrival.
"Kebetulan oleh dokter lihat jadi diagnosisnya dead on arrival," jelas Hindra.
Komnas KIPI belum bisa menyimpulkan kematian Trio apakah akibat vaksin AstraZeneca atau bukan.
"Jadi sulit menyatakan ini terkait imunisasi, namun juga sulit ini tidak terkait imunisasi," kata Hindra.
Merujuk kasus AstraZeneca di tempat lain, biasa ada keluhan di paru-paru atau perut atau tungkai. Trio tak mengalami keluhan di bagian tersebut. Serta vaksin AstraZeneca terjadi kejadian pasca vaksinasi tiga sampai 14 hari kemudian.
"Anak ini enggak ngeluh tentang tungkai enggak sakit perut enggak sesak jadi mungkin di otak. Tapi kejadian di Eropa dan UK kejadiannya setelah tiga hari rata-rata 14 hari. Jadi juga enggak cocok," kata Hindra.
Baca juga:
Kasus Penerima Vaksin Meninggal Dunia, Kemenkes Segera Autopsi Jenazah Trio
Kasus Penerima Vaksin Meninggal Dunia, Keluarga Izinkan Jenazah Trio Diautopsi
KIPI Sayangkan Trio Tak Cepat Dibawa ke RS saat Mengeluh Sakit Usai Vaksin
Komisi IX Mempertanyakan Pengujian Vaksin AstraZeneca Setelah Kasus Trio Meninggal
Kemenkes Setop Penggunaan 448.480 Dosis Vaksin AstraZeneca
Keluarga Belum Putuskan Soal Autopsi Jenazah Trio Fauqi