Kronologi Santri Meninggal Dunia Usai Dilempar Kayu Berpaku oleh Ustaz
Korban sebenarnya bukan sasaran dari ustaz. Kebetulan korban lewat saat ustaz melempar kayu berpaku tersebut.
Seorang santri sebuah pondok pesantren di wilayah Kabupaten Blitar tewas akibat ustaz melempar kayu kepadanya. Ternyata di kayu yang dilempar tersebut terdapat paku yang mengenai kepala korban berinisial KAF (13).
"Pelemparan kayu terhadap santri dilakukan oleh ustadz-nya, guru mengaji di salah satu pondok di Kecamatan Ponggok. Kami sudah menindaklanjuti kejadian tersebut," kata Kepala Seksi Bagian Humas Polres Blitar Kota Iptu Samsul Anwar, dikutip Sabtu (28/9).
Kronologi kejadian itu setelah Salat Subuh biasanya santri olahraga seperti bermain badminton dan bola voli. Santri kemudian sudah diingatkan segera mandi karena ada jam kunjungan dari orangtua sekaligus persiapan Salat Dhuha.
Saat itu, yakni Minggu (15/9), santri lain sudah bersiap mandi. Namun ada salah seorang santri yang masih bandel dan tidak segera menyudahi permainan.
Ustaz yang mengetahui hal tersebut kemudian melemparkan kayu ke arah santri yang bandel tersebut. Saat bersamaan korban lewat dan mengenai korban.
"Ustaz tersebut mengambil kayu dan dilemparkan ke santri tersebut. Kebetulan korban lewat dan mengenai kepala. Bagian belakang kayu tersebut ada pakunya. Saat paku dicabut korban tidak sadar," ungkap Samsul.
Korban langsung dibawa ke rumah sakit di Kabupaten Blitar untuk mendapatkan pertolongan. Naas karena lukanya yang serius akhirnya dirujuk ke Rumah Sakit Kabupaten Kediri (RSKK).
"Di RSKK mau dilakukan operasi tidak berani karena kepala mengalami pendarahan. Jika operasi pun kecil sekali untuk berhasil. Rumah sakit tidak berani mengambil risiko untuk operasi " terangnya.
Samsul menjelaskan sudah meminta keterangan sejumlah pihak termasuk dari santri, ustadz bersangkutan, pengasuh pondok pesantren, hingga meminta informasi hasil pemeriksaan kesehatan korban dari rumah sakit.
Namun, untuk keluarga korban hingga kini masih belum ada laporan aduan yang masuk.
Dirinya menjelaskan, selama ini remaja tersebut tinggal bersama dengan neneknya, sedangkan kedua orangtua-nya bekerja di luar negeri.
"Kami sudah berupaya memanggil keluarga korban. Selama ini korban hanya dengan neneknya, orangtua di luar negeri. Anggota sudah berupaya memanggil tapi belum hadir dari undangan yang dikirimkan tersebut," tutupnya seperti dilansir dari Antara.
Hingga kini, polisi belum bisa memproses perkara tersebut lebih lanjut dan masih menunggu kabar dari keluarga korban.