Kronologi Penemuan Mayat Spripim Polda Gorontalo yang Tewas Diduga Bunuh Diri
Briptu RF sendiri diduga melakukan bunuh diri dengan menembak bagian dadanya di dalam mobil dinasnya di Jalan GORR, Desa Ombulo, Kecamatan Limboto.
Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskimum) Kepolisian Daerah Gorontalo mendalami dengan memeriksa 10 orang saksi terkait kematian anggota Staf Pribadi Pimpinan (Spripim) inisial Brigadir Satu RF (28) di dalam mobil dinasnya. Briptu RF sendiri diduga melakukan bunuh diri dengan menembak bagian dadanya di dalam mobil dinasnya di Jalan GORR, Desa Ombulo, Kecamatan Limboto.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Gorontalo Komisaris Besar Nur Sutikno mengatakan pihaknya sudah memeriksa 10 orang saksi terkait kematian Briptu RF. Selain itu, senjata api jenis Glock, sebuah magazine kosong, lima butir amunisi kaliber 9 mm.
-
Bagaimana polisi berusaha menangkap para buronan? Polisi mendatangi rumah empat buronan penyekap dan pemerkosa secara bergilir siswi SMP selama tiga hari di Lampung Utara, Lampung, inisial NA.
-
Bagaimana polisi mengurai kemacetan akibat demo buruh? Polisi saat ini sudah melakukan rekayasa lalu lintas.
-
Bagaimana polisi tersebut disekap? Saat aksi percobaan pembunuhan itu dilakukan, korban memberontak sehingga pisau badik yang dipegang pelaku N mengenai jari korban dan mengeluarkan darah. "Selanjutnya tersangka N melakban kedua kaki agar korban tidak berontak.
-
Kapan gadis tersebut melapor ke polisi? Korban merupakan warga Old City, Hyderabad. Dia berjalan sendirian ke kantor polisi dua tahun lalu dan mengajukan laporan terhadap ayahnya.
-
Apa yang dilakukan penerus para jenderal polisi? Penerus Sang Jenderal Putra para Jenderal Polisi ini mengikuti jejak sang ayah.
-
Di mana polisi tersebut disekap? Kasat Reskrim Polrestro Tangerang, Kompol Rio Mikael Tobing, menjelaskan percobaan pembunuhan terhadap korban anggota Polri terjadi di Jalan Tol Tanah Tinggi, Batu Ceper, Kota Tangerang, terjadi pada Rabu (18/10) silam.
"Senjata api Glock, magazine kosong dan lima butir amunisi kami amankan dari dashboard bagian bawah. Amunisi ini di luar magazine. Kemudian magazine ini terpasang saat ditemukan dalam senjata, namun dalam kondisi kosong," ujarnya kepada wartawan, Senin (27/3).
Santiko mengaku telah melakukan visum et repertum terhadap jenazah Briptu RF. Meski demikian, untuk autopsi tidak dilakukan karena pihak keluarga menolak.
"Visum et Repertum sudah kami lakukan," kata dia.
Santiko menjelaskan kronologi saat warga menemukan mobil dinas polisi terparkir di Jalan GORR pada pukul 05.35 Wita. Saat warga mengecek, ditemukan Briptu RF dalam kondisi meninggal dunia dengan luka tembak di bagian dada.
"Saksi melihat mobil itu sudah ada sejak Jumat pukul 16.00 Wita. Saat itu saksi melihat, mobil masih dalam kondisi mesin menyala," bebernya.
Saat itu, warga tidak curiga terkait keberadaan mobil dinas polisi yang terpakir. Tetapi hingga keesokan harinya, warga tetap melihat mobil tersebut masih terparkir.
"Warga yang hendak pergi ke kebun mengira mobil itu hanya singgah. Tapi karena penasaran, salah satu warga mendekati mobil itu," kata dia.
Saat itulah, warga melihat Briptu RF dalam bersandar dan mulutnya terbuka serta mata tertutup. Melihat hal tersebut, saksi langsung melaporkan ke kepala desa dan polisi.
"Saksi berlari mendatangi rumah kepala desa untuk memberitahukan kejadian tersebut. Kemudian menghubungi pihak polsek," tuturnya.
Meski belum memastikan motif Briptu RF bunuh diri, Santiko menyebut dalam beberapa hari terakhir sering mengirim pesan terkait kematian. Apalagi, berdasarkan keterangan sejumlah saksi menyebutkan sering membahas soal kematian.
"Itu masih kita dalami," ucapnya.
Sebelumnya, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Gorontalo Komisaris Besar Wahyu Tri Cahyono membenarkan adanya personel Spripim tewas dengan luka tembak di dalam mobil dinasnya. Berdasarkan penyelidikan sementara, Briptu RF bunuh diri.
"Dugaan sementara bunuh diri," ujarnya saat dihubungi melalui telepon, Minggu (26/3).
Tri mengaku penyidik sudah mengamankan sejumlah barang bukti termasuk senpi yang digunakan briptu RF diduga untuk bunuh diri. Tri mengatakan seharusnya hari ini, penyidik akan melakukan autopsi terhadap jenazah Briptu RF tetapi batal digelar.
"Jadi tadi sebenarnya akan digelar autopsi. sudah dihadirkan keluarga korban agar (penyidikan) secara transparan," kata dia.
Tri mengaku ada enam orang anggota keluarga Briptu RF yang hadir. Sebelum dilakukan autopsi, keenam orang tersebut dipersilakan untuk melihat jenazah Briptu RF.
"Sebelum dilakukan autopsi dipersilakan untuk melihat kondisi mayat korban itu. Kondisi jenazah pada waktu itu masih utuh seperti saat ditemukan di TKP. Termasuk pakaian yang masih melekat dan sesuai yang digunakan," tegasnya.
Tri menegaskan hal tersebut dilakukan agar tidak ada kecurigaan dari pihak keluarga tentang kondisi jasad Briptu RF. Tri juga membantah jika ada penilaian dari pihak lain bahwa kasus ini direkayasa.
"Itu sengaja, supaya nanti tidak ada kecurigaan, seolah-seolah direkayasa. Makanya diberikan kesempatan kepada pihak keluarga korban untuk melihat kondisi tersebut," tegasnya.
Setelah pihak keluarga memeriksa kondisi jasad Briptu RF, akhirnya mereka menolak untuk dilakukan autopsi. Penolakan autopsi ditandai dengan surat keberatan yang ditndatangani oleh keluarga Briptu RF.
"Jadi mereka tidak mau dilakukan autopsi. Setelah diberi penjelasan, pihak keluarga korban tetap tidak bersedia untuk dilakukan autopsi. Sehingga sesuai proedur dilakukan penyidik, keluarga korban membuat surat keberatan untuk dilakukan autopsi," ucapnya.
(mdk/ray)