Kronologi Santri di Bantaeng Ditemukan Tewas Tergantung di Kamar Asrama, Ada Tanda Dugaan Kekerasan
Dokter Kepolisian (Dokpol) Rumah Sakit Bhayangkara Makassar pun telah melakukan autopsi terhadap jasad RF.
Seorang santri Pondok Pesantren Madrasatul Quran Hasyim Asyari, Bantaeng, inisial RF (14) ditemukan meninggal dunia dalam kondisi gantung diri di dalam kamar asramanya. Dokter Kepolisian (Dokpol) Rumah Sakit Bhayangkara Makassar pun telah melakukan autopsi terhadap jasad RF.
Dokter Forensik Bidang Kedokteran dan Kesehatan Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan, Denny Mathius mengatakan telah melakukan serangkaian pemeriksaan pada jenazah RF. Hasilnya, kata Denny, ditemukan sejumlah tanda-tanda dugaan adanya tindak kekerasan.
- Kronologi Polisi di Garut Ketahuan Tiduri Istri Orang Berujung Terancam Dipecat
- Terungkap Penyebab Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kulonprogo
- Kronologi Ibu di Jagakarsa Banting Balita hingga Tewas, Sempat Dilarikan ke Rumah Sakit
- Kronologi Santri di Jambi Tewas Penuh Luka: Telepon Ibu Mau Kasih Kejutan, 2 Jam Kemudian Meninggal
"Ada beberapa temuan dan kami duga tanda-tanda kekerasan. (Pelecehan seksual) Ada dugaan dan kami tetap melakukan pemeriksaan sesuai dengan prosedur," ujar Denny kepada wartawan.
Denny mengaku hasil autopsi jenazah RF telah diserahkan ke Kepolisian Resor Bantaeng. Denny mengatakan hasil autopsi akan digunakan oleh Polres Bantaeng untuk penyelidikan.
"Beberapa temuan-temuan, kami sudah sampaikan ke penyidik. Dari temuan awal, penyidik nanti akan sinkronkan dengan apa yang kami temukan pada autopsi itu," tutur Denny.
Terpisah, Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Bantaeng, Ajun Komisaris Akhmad Marzuki mengaku pihaknya masih melakukan penyelidikan terkait kasus penemuan santri dalam kondisi gantung diri. Marzuki mengaku masih menunggu hasil autopsi dari RS Bhayangkara Makassar.
"Korban diautopsi di RS Bhayangkara dan kita masih menunggu hasilnya. Jenazah korban sudah dimakamkan setelah lima jam dilakukan auptosi di RS Bhayangkara," kata Marzuki.
Marzuki mengaku telah melakukan pemeriksaan terhadap enam orang saksi, diantaranya teman, pengasuh dan pembina pesantren. Marzuki menegaskan masih melakukan pendalaman apakah korban gantung diri karena adanya perundungan atau tidak.
"Intinya kita masih lakukan penyelidikan," tegas Marzuki.
Meski demikian, Marzuki menjelaskan kronologi ditemukannya RF dalam kondisi gantung diri pada pukul 20.00 Wita, Sabtu (23/11). Jasad RF pertama kali ditemukan dalam kondisi gantung diri oleh temannya.
"Temannya ini menemukan korban di kolong rumah dalam kondisi tergantung setelah Isya," ujar Marzuki.
Marzuki mengungkapkan kakak korban yang juga santri di ponpes tersebut mengira RF melakukan prank atau bercanda. Namun, saat kakaknya memeriksa, ternyata RF sudah dalam kondisi meninggal dunia.
"Korban sempat dibawa ke klinik dan RSUD Anwar Makkatutu. Tapi korban telah meninggal dunia," ucap Denny.
Sementara Paman korban, Amiruddin menyesalkan atas meninggalnya keponakannya. Apalagi, saat RF ditemukan meninggal dunia tidak ada satu pun pembina maupun pengurus ponpes yang mendapingi.
"Tidak ada satu pun pembina yang mendampingi dan menginfokan kejadian. Hanya sekedar menyampaikan jika gantung diri," kata Amiruddin.
Amiruddin mengungkapkan ada keanegan pada tubuh keponakannya. Untuk itu, pihak keluarga meminta untuk dilakukan autopsi.
"Keluarga melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian dan meminta dilakukan proses autopsi," tutupnya.