Kronologi Satu Keluarga di Sigi Dibunuh Anggota MIT
Pascaperistiwa itu, situasi di lokasi sudah kondusif. Aparat keamanan sudah melakukan trauma heling kepada warga setempat untuk takut terkait kejadian itu.
Satu keluarga di Desa Lemba Tongoa, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, dibunuh oleh orang tak dikenal yang belakangan diketahui Anggota Mujahidin Indonesia Timur (MIT). Peristiwa sadis itu terjadi pada Jumat (27/11) pukul 09.00 WITA. Dari keterangan Sekretaris Desa Lembatongoa, Rifai, korban berjumlah empat orang.
Kapolda Sulawesi Tengah, Irjen Pol Abdul Rakhman Baso, menjelaskan kronologi peristiwa itu. Pada 09.00 WIB Jumat (27/11), salah satu rumah didatangi sekitar delapan OTK, yang masuk lewat belakang mengambil beras kurang 40 kilogram.
-
Apa yang dilakukan Oki Setiana Dewi bersama keempat anaknya? Keempat anak Oki berada di makam sang kakek atau ayah dari Oki. Almarhum Sulyanto merupakan sosok yang memperkenalkan Ory kepada Oki.
-
Di mana patung keluarga tersebut ditemukan? Patung tersebut ditemukan di salah satu pemukiman neolitik tertua yang berasal dari tahun 6800 SM di Bukit Ulucak, Turki.
-
Di mana keluarga Kartanagara ditangkap? Pada tahun 1770, prajurit Sultan dan Kompeni berhasil menangkap 21 orang keluarga Kartanagara. Mereka merupakan kelompok terakhir yang berhasil diketahui dan ditangkap. Meski demikian, pihak kolonial meyakini ada lebih banyak sisa-sisa keluarga Adipati Lumajang yang masih bersembunyi di wilayah Jawa dan tidak bisa terdeteksi.
-
Bagaimana kehangatan keluarga Sigit Harjojudanto terlihat di momen ulang tahunnya? Setelah acara potong tumpeng dan kue ulang tahun, Elsje Anneke Ratnawati memberikan ciuman hangat di pipi Sigit Harjojudanto.
-
Apa yang dilakukan pria tersebut di Deli Serdang, Sumatera Utara? Seorang pria ngamuk dan menembakan senjata api berkali-kali.
-
Apa yang terjadi dengan keluarga di Malang? Polisi menduga tiga orang dalam satu keluarga yang meninggal dunia di Kabupaten Malang bunuh diri bersama-sama.
"Setelah itu melakukan penganiayaan tanpa ada pernyataan apa pun, menggunakan senjata tajam tanpa perikemanusiaan mengakibatkan empat orang korban," kata Baso di Palu. Demikian dikutip dari Antara, Minggu (29/11).
Hal itu disampaikan Baso dalam jumpa pers didampingi Komandan Korem 132/Tadulako, Brigadir Jenderal TNI Farid Makruf, dan Wakil Kepala Polda Sulawesi Tengah, Brigadir Jenderal Polisi Hery Santoso.
"Setelah itu OTK membakar rumah sebanyak kurang lebih enam rumah. Dan saya sendiri sudah cek langsung ke TKP kemarin dan dari enam rumah ini empat yang terbakar habis, dua hanya dapur bagian belakang itu pun bukan rumah inti rumah tambahan beratapkan alang-alang," sambungnya.
Baso memastikan pelaku kekerasan menyebabkan korban jiwa di Kabupaten Sigi diduga dilakukan kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso.
"Dari keterangan saksi yang melihat langsung saat kejadian yang kita konfirmasi dengan foto-foto, DPO MIT Poso, ada kemiripan," katanya.
Pastikan Tak Ada Gereja yang Dibakar
Dalam kesempatan yang sama, Baso menegaskan tak ada pembakaran rumah ibadah dalam peristiwa itu.
"Saya ingin meluruskan bahwa di situ tidak ada gereja yang dibakar," tegasnya.
Menurutnya, yang dibakar oleh pelaku hanya rumah yang dijadikan tempat pelayanan umat.
"Di lokasi TKP ada 50 rumah transmigrasi setempat dan 50 rumah itu ada sembilan yang dihuni tetap kalau yang lainnya kembali," katanya.
Dia menambahkan, dari sembilan rumah ini dihuni bukan hanya warga dari satu suku dan agama saja, namun terjalin toleransi yang sangat bagus di lokasi itu.
Situasi Sudah Kondusif
Pascaperistiwa itu, situasi di lokasi sudah kondusif. Aparat keamanan sudah melakukan trauma heling kepada warga setempat untuk takut terkait kejadian itu.
Bahkan, kata dia, saat ini di lokasi telah ditempatkan sejumlah personel aparat keamanan.
Baso berpesan agar masyarakat tidak terprovokasi, karena tujuan pelaku melakukan aksinya agar terjadi perpecahan kesatuan, khususnya menjelang Pilkada ini.
(mdk/lia)