Lahan diserang hama, bulir padi di Kalbar banyak yang kosong
Lahan diserang hama, bulir padi di Kalbar banyak yang kosong. Masalah serupa juga ditemui di Desa Tekalong, Kecamatan Mentebah, dan Desa Lubuk Antuk, Kecamatan Hulu Gurung, masih di Kabupaten Kapuas Hulu.
Hama walang sangit tengah menyerang lahan pertanian di Kabupaten Hulu dan Sintang, Kalimantan Barat. Sejumlah kelompok tani pun mengeluhkan hal tersebut lantaran panen padi jadi tak sesuai harapan.
Yula, petani dari Desa Samak, Kecamatan Dadai, Sintang mengatakan walang sangit atau biasa disebut empangau menyerang tanaman padi yang sudah bermalai. Hama itu memakan bulir padi muda, sehingga banyak malai yang rusak dan bulir padi kosong.
"Kalau sudah dimakan empangau, produksi akan turun tidak sesuai harapan kami," ujar Yula seperti diberitakan Antara, Minggu (23/7).
Sejak diserang walgn sangit, Yula bersama rekannya sudah mencoba berbagai cara. Bukannya berkurang, walang sangit terus menyerang. "Sudah pakai cara dengan penyemprotan racun, tapi belum ada hasilnya. Empangau tetap datang dan makan bulir padi kami," tuturnya.
Dia mengatakan, pada lahan padi yang diusahakan bersama petani lainnya di lahan seluas 2 hektare saat ini, banyak malai dan bulir padi yang sudah rusak karena terkena serangan walang sangit.
Diperkirakan panen musim gadu yang akan dilakukan pada akhir Agustus nanti tidak sesuai harapan.
"Kalau ada serangan empangau kayak begini, kami tak bisa pastikan saat panen nanti hasilnya akan berlimpah," jelas petani yang tergabung dalam Kelompok Perempuan Tani Semak Lestari itu.
Yula menjelaskan kelompok taninya tengah mempraktikan teknologi pertanian Hazton, dengan bibit padi yang ditanam sebanyak 20 hingga 30 bibit, dan bukan cara bertani yang biasa dilakukan hanya dengan 3-5 bibit saja.
"Padahal kami ingin tahu hasil panen nanti bisa dapat berapa ton. Kalau menurut penyuluh, hasil panen teknologi Hazton di lahan 1 hektare bisa sampai 3 ton," ungkapnya kecewa.
Senada dengan Yula, Rosalia, petani Desa Tekudak, Kecamatan Kalis, Kabupaten Kapuas Hulu mengeluhkan hal yang sama. Petani setempat mengaku kesulitan menghadapi serangan hama walang sangit.
"Sudah macam-macam cara dilakukan, baik itu cara alami atau pun dengan obat (racun) hama, tapi tetap saja ada serangan," ungkap Rosalia.
Rosalia mengungkapkan pihaknya baru saja panen padi dengan teknologi Hazton pada lahan seluas 0,5 hektare. Namun hasilnya baru 10 karung ukuran 50 kilogram gabah kering panen. Semestinya hasil panen bisa lebih banyak, tapi karena ada serangan hama, hasilnya tidak sesuai harapan.
Masalah serupa juga ditemui di Desa Tekalong, Kecamatan Mentebah, dan Desa Lubuk Antuk, Kecamatan Hulu Gurung, masih di Kabupaten Kapuas Hulu.
Petani di Tekalong baru pada pekan kemarin melakukan panen musim gadu. Sebelum panen, yakni saat bulir padi muncul, saat itu pula walang sangit datang dan memakan bulir padi muda.