Laporan teror janggal pengacara korban Novel
Polisi sampai saat ini belum menemukan proyektil peluru.
Pengacara korban dugaan kasus kriminal Novel Baswedan, Yuliswan, meminta perlindungan ke Polres Kota Bengkulu. Sebabnya, dia mengaku mendapat teror.
Menurut Yuliswan di Bengkulu kemarin, rumahnya ditembak oleh orang tak dikenal. Dia mengaku kaca jendela rumahnya bolong akibat benturan benda keras. Kaca yang bolong merupakan jendela kamar tidur dia. Hal itu terjadi pada Minggu (21/2).
"Kami sudah minta perlindungan juga pada yayasan perlindungan saksi dan korban, karena telah membuat laporan pengaduan ke kepolisian," kata Yuliswan.
Meski begitu, menurut Yuliswan, usai dugaan teror penembakan rumahnya oleh orang tak dikenal, belum ada pengamanan dari pihak kepolisian.
"Kalau pelemparan kacanya pasti pecah, ini menimbulkan lubang, artinya ada benda tumpul berkecepatan tinggi menghantam," ucap Yuliswan.
Yuliswan mengaku tidak mempunyai musuh, tidak tersangkut utang piutang, apalagi permasalahan kriminal. Yuliswan menduga teror itu bisa saja terjadi karena dia sebagai pengacara menangani kasus-kasus sensitif.
"Ada dua kasus yang hangat saat ini saya tangani. Kasus dugaan korupsi yang menyangkut Ketua DPRD Seluma, Bengkulu, dan kasus Novel Baswedan," ujar Yuliswan, seperti dilansir dari Antara.
Kendati demikian, Polres Kota Bengkulu masih belum yakin, dengan dugaan penembakan Yuliswan benar-benar aksi teror.
Kepala Kepolisian Resor Kota Bengkulu, AKBP Ardian Indra Nurinta mengatakan, kajian juga berguna sebagai petunjuk apakah akan dilakukan tindakan pengamanan di rumah Yuliswan.
"Dari laporan, kita selidiki rumah dan lokasi dugaan penembakan. Namun tidak ditemukan proyektil peluru," kata Ardian.
Menurut Ardian, jika benar kaca jendela rumah Yuliswan ditembak orang tidak dikenal, mestinya ada proyektil dari peluru menghantam kaca. Namun, pada penyelidikan baru ditemukan bukti berupa kaca jendela bolong oleh hantaman benda keras.
"Tunggu, kami selidiki dulu, nanti baru bisa dijelaskan kasusnya," ujar Ardian.