Layak Ditiru! Cara Soeharto Bikin Harga Beras Murah Agar Tak Sengsarakan Rakyat
Presiden ke Dua Indonesia, Soeharto memanggil Kepala Bulog saat itu, Bustanil Arifin ke Bina Graha bahas stok beras.
Soeharto perintahkan Kepala Bulog saat itu, Bustanil Arifin.
Layak Ditiru! Cara Soeharto Bikin Harga Beras Murah Agar Tak Sengsarakan Rakyat
Harga beras kini mengalami kenaikan hingga pecahkan rekor. Harga beras medium yang semula Rp 10.000 per kg, kini bertengger di atas Rp 12.000 per kg.
- Momen Soeharto Jelaskan Makna Mendalam dari Huruf Aksara Jawa ‘Bisa Mengetahui Jati Diri’
- Desa Kelahiran Presiden Soeharto Terdampak Pembangunan Tol Jogja-Bandara YIA, Begini Kondisinya Sekarang
- 28 Tahun lalu Salaman dengan Presiden Soeharto, Kini di Pundak Pria ini Tersemat Pangkat Jenderal Polisi
- Potret Presiden Soeharto Meresmikan Tol Jagorawi Tahun 1978, Jalan Tol Pertama di RI Dibuat dari Hasil Utang
November 1988, Indonesia pernah mengalami masalah juga dengan stok beras. Presiden ke Dua Indonesia, Soeharto memanggil Kepala Bulog saat itu, Bustanil Arifin ke Bina Graha, pukul 11.40 WIB. Seperti dilansir dari Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6 dan hmsoeharto.id.
Bustanil menceritakan kondisi stok beras di Bulog dan sejumlah daerah ke Presiden Soeharto. Setelah perbincangan panjang, Presiden Soehato akhirnya memberikan perintah kepada Kepala Bulog.
Presiden Soeharto menganjurkan kepada Kepala Bulog agar pengadaan beras mulai dilakukan pada bulan Januari mendatang atau awal tahun 1989.
Dengan demikian stok beras pada akhir Maret 1989 nanti bisa lebih besar dari yang diperkirakan.
"Bulog harus membeli padi dari petani secara intensif sejak panen mendatang," ujar Soeharto.
Dalam perhitungan pengadaan beras, Bustanil mengatakan bahwa stok beras ini cukup memadai, yaitu sebanyak 900,000 ton.
Menurut Bustanil Arifin stock beras lama berjumlah 750 ribu ton dan stock baru nanti akan berjumlah 700-800 ribu ton. Stock tersebut akan mencukupi sebagai stock nasional untuk tahun depan.