Lemkapi minta polisi usut provokator tewaskan penikam anak SD di NTT
Lemkapi minta polisi usut provokator tewaskan penikam anak SD di NTT. Meski perbuatan pelaku melanggar hukum, namun tindakan warga melempar pelaku dengan batu dan merusak ruang tahanan Polsek Sabu Barat hingga tewas tidak dibenarkan. Menurut kajian Lemkapi, insiden ini juga sudah barang tentu menurunkan citra Polri.
Lembaga kajian strategis kepolisian Indonesia (Lemkapi) menyayangkan aksi main hakim sendiri yang dilakukan warga terhadap penikam anak-anak sekolah dasar di Sabu Barat, Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur. Lemkapi menilai, aksi main hakim ini dibiarkan bisa menjadi preseden buruk dalam proses hukum di Indonesia.
"Kalau pelaku sudah diamankan masyarakat harus hormati proses hukum dan tidak lagi main hakim sendiri," kata Direktur Eksekutif Lemkapi Edi Hasibuan dalam keterangan tertulis kepada merdeka.com, di Jakarta, Rabu (14/12).
Meski perbuatan pelaku melanggar hukum, namun tindakan warga melempar pelaku dengan batu dan merusak ruang tahanan Polsek Sabu Barat hingga tewas tidak dibenarkan. Menurut kajian Lemkapi, insiden ini juga sudah barang tentu menurunkan citra Polri.
"Kami berpendapat Polri perlu meneliti siapa yang pihak menggerakkan massa untuk anarkis dan diteliti apakah ada kelalaian polisi setempat," kata Edi.
Diketahui, Irwansyah (32), pelaku penikaman terhadap tujuh bocah Sekolah Dasar (SD) di Seba, Kabupaten Sabu Raijua tewas di ruang tahanan Polsek Sabu Barat. Pelaku tewas setelah dilempari batu oleh warga melalui atap sel Polsek tersebut.
Aksi main hakim warga itu menyusul penikaman dilakukan Irwansyah terhadap tujuh bocah Sekolah Dasar (SD) di Seba, Kabupaten Sabu Raijua sekitar pukul 09.00 WITA, Selasa (13/12). Kejadian bengis itu bermula sekitar Pukul 08.47 WITA saat pelajaran tengah berlangsung, pelaku yang membawa sebilah pisau masuk ke ruangan kelas V SDN 1 Sabu Barat.
Di mana saat itu, pelaku menuju ke bangku belakang menghampiri anak perempuan berinisial NO, saat itu juga pelaku langsung memutar wajah SD tersebut dan menggorok korban dengan pisau yang dipegangnya pada bagian leher.
Setelah pelaku melukai korban, pelaku melanjutkan aksinya dengan mencari korban lain di kelas tersebut. Teridentifikasi, ada tujuh korban yang dilukai pelaku.
Sementara melihat temannya ditikam, siswa-siswi yang berada di kelas pun berhamburan keluar. Bahkan bocah-bocah itu berlarian kelas melewati kantor Koramil 1627/04-Sabu Raijua yang posisinya kebetulan tepat di sebelah SD tersebut.
Mengetahui anak-anak siswa siswi SDN 1 Sabu Barat tersebut lari berhamburan keluar Danramil Sabu Raijua Mayor (Inf) I Ketut Nesa langsung memerintahkan anggotanya TNI untuk ke Lokasi SDN 1 Sabu Barat dan mengamankan pelaku.
Bersamaan dengan anggota TNI, anggota Polsek Sabu Barat yang dipimpin oleh Panit I Intel juga sudah memasuki area SDN 1 Sabu Barat dan langsung mengamankan serta mengevakuasi pelaku di Kantor Polsek Sabu Barat.
Selain mengamankan pelaku, anggota TNI dan Polri pun membantu pihak sekolah untuk mendata para siswa dan siswi untuk selanjutnya diantar pulang ke rumahnya masing-masing.
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Saat ini, tujuh bocah yang mengalami luka-luka masih menjalani perawatan di Puskesmas Sabu Barat.
Baca juga:
Cerita pilu dari SD Negeri 1 Seba, 7 murid jadi korban penganiayaan
Gubernur NTT datangi lokasi penyerangan 7 siswa SD di Sabu Raijua
Istana minta Polri tindak tegas penyerang 7 siswa SD di Sabu NTT
Ini kronologi lengkap penyerangan 7 anak SD di Sabu Raijua
Kasus penyerangan murid SD murni kriminal, warga jangan terprovokasi
Polisi sesalkan tewasnya penikam bocah SD karena dihakimi warga
Polisi usut provokator tewaskan pelaku penyerangan siswa SD di NTT
-
Kapan kaki seribu sering terlambat sekolah? Soalnya kakinya banyak, jadinya kalau pakai sepatu kelamaan.
-
Siapa yang menggagas Sumpah Pemuda? Peristiwa yang terjadi pada 28 Oktober 1928 ini digagas oleh golongan pemuda yang ingin menyatakan janji persatuan. Hari Sumpah Pemuda bukan sekedar peringatan akan sejarah masa lalu. Tetapi diharapkan dapat membangkitkan semangat juang para pemuda masa kini, untuk melanjutkan cita-cita bangsa Indonesia.
-
Siapa yang diduga melakukan pelecehan di sekolah? Korban diduga telah melakukan pelecehan terhadap para siswi di sekolah.
-
Siapa yang diamankan dalam kasus tawuran pelajar ini? Ratusan pelajar itu diamankan di empat lokasi di Jakarta Pusat pada Selasa (2/4) sore. Polres Metro Jakpus mengamankan 140 pelajar diduga hendak tawuran dengan modus bagi-bagi takjil.
-
Apa yang dilakukan dosen muda ini di kelas? Sebelum masuk ke kelas, dosen muda bernama Akbar ini memang sudah berkenalan dengan mahasiswanya yang masih baru. Saat masuk ke kelas, mahasiswanya pun bertanya apakah ia kakak tingkat.
-
Bagaimana anak-anak dari sekolah pencuri menjalankan aksinya? Setelah satu tahun bersekolah, para remaja itu bisa 'lulus', mencuri perhiasan di pesta pernikahan orang kaya.