Lestarikan Budaya, UGM dan Hiroshima University of Economics Gelar IICP 2023
Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, Kerja sama, dan Alumni Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM, Gumilang Aryo Sahadewo menyambut baik adanya program tersebut.
Universitas Gadjah Mada (UGM) melakukan kerja sama dengan Hiroshima University of Economics untuk menjaga kebudayaan, salah satunya tenun lurik. Kerja sama ini diwujudkan dalam bentuk Indonesia International Contribution Project (IICP).
Kolaborasi ini dihadiri oleh 15 perwakilan mahasiswa Hiroshima University of Economics serta dua dosen yang membimbing dan mengawasi program kolaborasi ini, Takahiro Yamate dan Takayuki Nakamura.
-
Kapan UGM diresmikan? Universitas Gadjah Mada (UGM) didirikan pada 19 Desember 1949 di Yogyakarta, Indonesia.
-
Kenapa UGM dibangun di Yogyakarta? Sri Sultan Hamengkubuwono IX adalah salah satu tokoh yang mendukung pendirian kembali UGM di wilayah Republik yang tersisa, Yogyakarta. Beliau sangat mendukung keberlangsungan pendidikan tinggi di kota tersebut dan bahkan memberikan tanah Kasultanan untuk menjadi lokasi kampus UGM.
-
Bagaimana Ilham diterima di UGM? Ilham berhasil diterima di UGM melalui jalur Seleksi Nasional Berdasar Prestasi (SNPB) 2023 di Prodi Hubungan Internasional.
-
Mengapa kejadian ini viral? Tak lama, unggahan tersebut seketika mencuri perhatian hingga viral di sosial media.
-
Kolak apa yang viral di Mangga Besar? Baru-baru ini ramai di media sosial war kolak di kawasan Mangga Besar, Jakarta Barat. Sebagaimana terlihat dalam video yang tayang di akun Instagram @noonarosa, warga sudah antre sejak pukul 14:00 WIB sebelum kedainya buka.
-
Apa yang viral di Bangkalan Madura? Viral video memperlihatkan seekor anjing laut yang tidak sewajarnya dikarenakan berkepala sapi yang berada di Kabupaten Bangkalan, Provinsi Jawa Timur.
Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, Kerja sama, dan Alumni Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM, Gumilang Aryo Sahadewo menyambut baik adanya program tersebut.
"Sangat senang bisa berkolaborasi dan bekerja sama dalam pelaksanaan IICP ini. UGM sangat terbuka dalam bekerja sama dengan Universitas dari mancanegara dan akan menerima beberapa universitas mancanegara lain dalam waktu dekat," katanya dalam keterangannya, Sabtu (18/2).
Sementara dosen Hiroshima University of Economics, Takayuki Nakamura menambahkan, program IICP ini sudah absen selama pandemi Covid-19.
"Kali ini kami perwakilan dari Hiroshima University of Economics sangat senang bisa kembali hadir di Indonesia untuk melaksanakan IICP," ujarnya.
Hal senada diungkapkan Takahiro Yamate. Menurutnya, selain kesenangannya bisa kembali ke Indonesia Yamate juga mengungkapkan tujuan dari IICP.
"Yaitu untuk melestarikan kebudayaan Indonesia dan juga Jepang serta juga membantu meningkatkan ekonomi di desa penghasil tenun lurik," tuturnya.
Untuk diketahui, IICP adalah proyek Kerja sama antara UGM terutama Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), dengan Hiroshima University of Economics (HUE) dengan fokus utama yaitu Tenun Lurik. Program ini diadakan untuk melestarikan serta membantu menggeliatkan ekonomi dalam penjualan Tenun Lurik.
Beberapa desa penghasil tenun lurik di sekitar Yogyakarta memiliki keterbatasan dalam dana dan juga kapasitas produksi.
Desa penghasil ini juga memiliki kesulitan dalam memasarkan dan memperkenalkan Tenun Lurik kepada masyarakat luas. Maka dari itu IICP hadir untuk mengoptimalkan dan mengisi kekosongan tersebut.
IICP juga memberikan wadah kepada mahasiswa dari HUE dan UGM untuk melakukan pengabdian kepada masyarakat secara langsung. Dalam upacara pembukaan IICP turut hadir Head of the Office of International Affairs Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM Luluk Lusiantoro, Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, Kerja sama, dan Alumni Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM, Gumilang Aryo Sahadewo, Wakil Dekan Bidang Keuangan, Aset, dan Sumber Daya Manusia Suyanto, perwakilan dari BEM FEB UGM dan panitia IICP dari UGM.
(mdk/fik)