Lima penyebab utama kemacetan di tol Brexit versi MTI
Tercatat 13 pemudik meninggal dunia di lokasi kemacetan Brebes dan sekitarnya.
Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) mencatat lima penyebab utama yang menjadi ‘sumber utama’ kemacetan maut di Pintu Tol Brebes Timur atau yang kini dikenal dengan istilah ‘Brexit’ (Brebes Exit).
Menjelang Lebaran tepatnya 3 hingga 5 Juli 2016 serta berdasarkan data Kepolisian tercatat 13 pemudik meninggal dunia di lokasi kemacetan Brebes dan sekitarnya.
-
Kenapa Festival Tembakau Madura diadakan? Festival Tembakau Madura diinisiasi dan dikerjakan oleh masyarakat Desa Lebeng Timur yang berprofesi sebagai petani tembakau.Festival ini jadi bentuk ungkapan rasa syukur petani atas hasil bumi berupa tembakau.
-
Apa prakiraan cuaca di Jakarta hari ini? Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan cuaca di Jakarta dan Kepulauan Seribu cerah dan cerah berawan pada Sabtu (30/9).
-
Kapan petani bawang merah di Brebes mengalami kerugian? Kerugian tersebut terjadi pada musim panen di awal tahun ini akibat cuaca yang tidak menentu sehingga menyebabkan kualitas bawang merah menurun. Petani bawang merah mengaku mengalami kerugian ketika ditemui di ladangnya di Brebes, Jawa Tengah, Kamis (11/1/2024). Kerugian tersebut terjadi pada musim panen di awal tahun ini akibat cuaca yang tidak menentu sehingga menyebabkan kualitas bawang merah menurun.
-
Kapan kemacetan di Jakarta terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Kenapa petani bawang merah di Brebes mengalami kerugian? Kerugian tersebut terjadi pada musim panen di awal tahun ini akibat cuaca yang tidak menentu sehingga menyebabkan kualitas bawang merah menurun. Petani bawang merah mengaku mengalami kerugian ketika ditemui di ladangnya di Brebes, Jawa Tengah, Kamis (11/1/2024). Kerugian tersebut terjadi pada musim panen di awal tahun ini akibat cuaca yang tidak menentu sehingga menyebabkan kualitas bawang merah menurun.
-
Dari mana keberangkatan kereta api Lebaran di Jakarta? Pertama, keberangkatan Kereta Api (KA) lebaran dari Jakarta dilakukan dari empat stasiun, yakni Stasiun Pasar Senen, Stasiun Gambir, Stasiun Manggarai, dan Stasiun Bekasi.
Darmaningtyas, Ketua Bidang Advokasi MTI ikut urun bicara mengenai kejadian tersebut. Menurutnya ada lima penyebab utama kemacetan maut di pintu tol ‘Brexit’ yaitu:
Pertama, keberadaan Jalan Tol Cipali sampai ‘Brexit’ ibarat ‘undangan’ bagi pengguna mobil pribadi untuk melintasinya.
Dalam kondisi normal, jarak Jakarta – Brebes lewat tol dapat ditempuh hanya dalam waktu empat jam. Ini tentu amat menarik bagi pemudik.
"Semua pemudik berasumsi sama, sehingga tidak berpikir jalan lain, karena semua pemilik mobil pemikirannya sama, maka jalan Tol ‘Brexit ‘seperti diguyur hujan mobil, sementara akses keluarnya terbatas, terjadilah sumbatan di pintu keluar, terutama di titik pertemuan dengan jalan alteri," ujarnya.
Kedua, kecenderungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) setiap kali membangun jalan tol baru, pemeliharaan jalan alteri diabaikan dan kurang dipromosikan, sehingga masyarakat tidak terdorong untuk menggunakannya, semua terdorong untuk menggunakan jalan tol.
Ketiga, dia melihat adanya perbedaan dengan rencana operasi angkutan lebaran (Renop Angleb) sebelum ada Tol Cipali yang memberi perhatian terhadap sejumlah jalur mudik, seperti jalur Pantura, tengah (Pamanukan ke kanan lewat Purwokerto), dan jalur selatan (lewat Nagrek), Renop Angleb 2015-2016 fokus ke Tol Cipali saja, kurang memberikan perhatian terhadap jalur Pantura, jalur tengah, dan jalur selatan.
"Wajar bila kemudian perhatian pemudik tertuju ke Tol Cipali hingga ‘Brexit’."
Keempat, MTI memandang ketidakadaan Renop Angleb untuk membagi beban jalan, misalnya, semua angkutan umum dan sepeda motor melalui jalur Pantura, Tengah, atau Selatan, sedangkan tol hanya untuk mobil pribadi saja.
Akhirnya terjadi ketimpangan, karena jalan tol berbayar lumpuh total, sedangkan jalan alteri yang gratis justru lancar.
Kelima, Darmaningtyas berpendapat pengelola tol kurang cerdas dan kurang taktis. "Bila cerdas, median jalan tol dalam jarak tertentu terutama mendekati exit didesain untuk memberi ruang putar balik pada kondisi darurat," tegasnya.
Dalam kondisi normal U-turn dapat ditutup dengan papan portable, tapi dalam kondisi darurat dibuka untuk putar balik bagi calon pemudik yang akan membatalkan perjalanan atau mencari jalan alternatif.
Dengan U-turn dan kondisi lalu lintas ke arah Jakarta lengang, maka jika ada pemudik yang sakit, hamil, tua, atau anak-anak, dapat putar balik ke arah Cirebon. Dengan demikian hal-hal yang membawa petaka dapat diminialisir.
Lebih lanjut ada hal penting yang tidak diperhatikan secara taktis oleh pengelola jalan tol yaitu lambatnya menerapkan kebijakan buka tutup di jalur masuk jalan tol, dan tidak adanya pengumuman berjalan ke arah Jakarta mengenai panjang kemacetan yang memungkinkan calon pemudik memilih keputusan cerdas apakah akan terus melakukan perjalanan atau balik/mencari jalur alternatif.
"Semestinya ketika kemacetan di tol sudah mencapai lebih dari lima kilometer, di ujung masuk sudah diterapkan kebijakan buka tutup, baru buka lagi setelah kemacetan terurai. Ini yang tidak dilakukan oleh pengelola jalan tol," katanya.
Agar petaka ‘Brexit’ ini tidak terulang di masa mendatang, dia menyarankan agar Pemerintah mengembangkan angkutan umum, baik antar-kota maupun di dalam wilayah (daerah) agar mudik untuk berikutnya tidak mengandalkan mobil pribadi, tapi menggunakan angkutan umum, baik bus, kereta api, maupun kapal laut.
Harapannya, bila semua ruas jalan Tol Trans Jawa tersambung, mulai dari Batang-Semarang, Semarang-Solo, Solo-Ngawi, dan Ngawi-Kertosono tidak akan ada kemacetan parah, adalah ilusi semata. Itu hanya akan memindahkan titik kemacetan saja.
"Tapi, kalau mengembangkan angkutan umum, bus, kereta api, maupun kapal laut, di daerah juga tersedia layanan angkutan umum yang aman, nyaman, dan selamat untuk melakukan silaturahmi, tentu akan berdampak signifikan terhadap penurunan penggunaan mobil pribadi."
Ke depan, lanjutnya, pemerintah juga harus melakukan pembagian beban jalan, misalnya, sepeda motor dan semua angkutan umum melalui jalur non-tol, sedangkan tol hanya untuk mobil pribadi. Pemerintah harus menjamin jalan non-tol sebagus jalan tol dan menjamin kelancaran lalu lintas. Apabila ternyata jalan non-tol lebih lancar, akan menjadi promosi gratis bagi pemudik menggunakan angkutan umum di masa masa mendatang
Tentunya Pemerintah sangat mengerti itu dan masyarakat akan menunggu program perbaikan dari Pemerintah untuk menyiapkan mudik Lebaran yang lebih baik di tahun depan.
Baca juga:
Macet parah arus mudik di Brebes, Ganjar akui gagal dan minta maaf
17 Orang meninggal karena macet Brebes, Komisi V akan panggil Jonan
Menko Darmin bongkar penyebab macet parah di Brebes saat mudik
JK soal kemacetan mudik: Tak bisa salahkan satu orang saja
Kemacetan Brexit menelan korban jiwa, Bupati Brebes minta maaf