Luhut sebut menhan tak paham maksud pembongkaran kuburan tragedi 65
Menurut Luhut, jika Ryamizard menolak pembongkaran sama saja setuju dengan jumlah korban 400.000 orang.
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menolak rencana pembongkaran kuburan massal korban tragedi 1965. Penolakan tersebut dikarenakan mantan Kepala Staf Angkatan Darat tersebut khawatir akan menimbulkan masalah baru.
Menko Polhukam Luhut Pandjaitan menilai penolakan dari Ryamizard Ryacudu merupakan sebuah hal yang dapat dimaklumi. Namun dia menegaskan bahwa pembongkaran kuburan massal itu dilakukan untuk mengungkap kebenaran jumlah korban.
-
Di mana banjir Jakarta pada tahun 1960 terjadi? Mengutip dari buku Sejarah Kota Jakarta 1950-1980 karya Edi Setyawati dkk mengatakan, pada awal tahun 1960 terjadi banjir di Jakarta, setelah mengalami musim hujan yang hebat sehingga 7 kelurahan sangat menderita, terutama daerah Grogol dan sekitarnya.
-
Pajak apa yang diterapkan di Jakarta pada masa pasca kemerdekaan? Di dekade 1950-an misalnya. Setiap warga di Jakarta akan dibebankan penarikan biaya rutin bagi pemilik sepeda sampai hewan peliharaan.
-
Kapan Pemilu 1955 diselenggarakan? Pemilu tersebut dilaksanakan pada 29 September 1955 dengan sistem pemilihan anggota DPR menggunakan metode representasi proporsional.
-
Kapan Pemilu 1955 dilaksanakan? Pemilu 1955 adalah pemilihan umum pertama yang dilaksanakan di Indonesia setelah Proklamasi Kemerdekaan pada tahun 1945. Pelaksanaan Pemilu dilakukan pada tanggal 29 September 1955 dengan menggunakan sistem pemilihan proporsional. Hasil dari Pemilu ini menunjukkan kemenangan bagi partai nasionalis, seperti PNI dan Masyumi, sementara PKI juga berhasil meraih suara yang signifikan.
"Ya kalau tidak setuju pengungkapan ya silakan saja. Saya tujuannya sudah jelas. Kita kan mau klarifikasi bener enggak itu (jumlahnya)" kata Luhut di kantornya, Jakarta, Jumat (20/5).
Luhut menduga Ryamizard Ryacudu belum dapat 'menangkap' dengan baik maksud dari tujuan pembongkaran kuburan massal tersebut. Sehingga muncul penolakan pembongkaran.
"Mungkin Pak Menhan belum nangkap apa yang saya mau tadi. Nah kita sudah harus menyiapkan dengan betul, harus ada data awal lengkap, nanti ada polisi, ahli DNA dan lain-lain baru kita lakukan (pembongkaran kuburan massal)" ujarnya.
Dalam pandangan Luhut, penolakan penggalian kuburan massal sama saja menyetujui rumor yang menyebut bahwa jumlah korban dalam tragedi 1965 berjumlah 400.000 korban.
"Kalau dia (Menhan) enggak mau ya berarti dia setuju dengan 400.000 itu, kalau saya enggak setuju (jumlah korban 400.000). Saya enggak lihat ada evidence," ucapnya.
Baca juga:
Membuka tabir pembunuhan massal PKI di Bali seperti kata Soe Hok Gie
Kesaksian mantan petugas pengambil mayat pembantaian PKI di Jembrana
Gubernur Lemhannas bantah perpecahan di purnawirawan TNI soal 1965
Mencari pusara korban tragedi 65
Cerita penggalian kuburan massal diduga eks PKI di tengah jalan desa
11 Jasad diduga korban PKI ditemukan saat penggalian tahun 1984
Usai kuburan dibongkar, jasad diduga eks PKI dikremasi tengah malam