Magrib menegangkan di atas Kapal TB Hendry
Kelompok perompak beberapa kali meletuskan senjata api. Empat awak kapal termasuk sang kapten ditawan.
Empat ABK kapal pandu (tugboat) Henry termasuk Kapten Ariyanto, hingga saat ini masih diculik kelompok diduga Abu Sayyaf. Kisah dramatis penculikan tersebut diceritakan langsung juru mudi kapal Royke Fransy Montolalu yang lolos dari penculikan.
"Saat itu kami dalam perjalanan pulang dari Cebu, San Fernando, Filipina usai mengantar 8000 ton batu bara. Sesaat sebelum kejadian, saya dan Chief Officer pak Pieter sedang duduk-dudk santai sambil ngopi di anjungan kapal. Jam menunjukkan sekitar pukul 18.30 WIB," tutur Royke ketika ditemui di kediamannya di Kelurahan Matani Lingkungan II Kecamatan Tomohon tengah, Tomohon, Senin (25/4).
Posisi kapal saat itu berada di perairan perbatasan antara Malaysia dan Filipina, di trek Likitan, dekat perairan Indonesia. Ketika sedang bersantai, tiba-tiba perhatian Pieter tertuju ke bagian lambung kiri kapal. Ia pun bergegas melongok. Saat kembali ke anjungan, ia mengatakan jika ada kelompok Abu Sayyaf. Tak percaya dengan perkataan Pieter, Royke pun bergegas melongok dan ia baru percaya jika keberadaan mereka terancam.
"Ada perahu kecil dengan lima orang bersenjata lengkap. Mereka menggunakan seragam loreng mirip tentara," lanjutnya.
Juru mudi Samsir yang bertugas saat itu langsung membunyikan sirine tanda bahaya, setelah diberitahu Chief Officer. Mendengar signal tersebut, para ABK langsung bergegas menuju ke anjungan sementara Kapten Ariyanto sedang salat maghrib. Tak berapa lama usai salat, Kapten bergegas menuju anjungan.
"Kapten sempat berpapasan dengan saya di tangga. Ia nanya, ada apa bang? Saya jawab ada anak buah Abu Sayyaf," jelas Royke.
Ia terus bergegas turun dan masuk ke kamar kapten bersama 3 orang ABK lain yang mengikutinya. Saat menuruni tangga, terdengar bunyi tembakan. Saat berlindung, suara tembakan kedua memaksa mereka keluar, menuruni tangga dan berkumpul di bagian buritan. Lagi-lagi, tembakan terdengar dekat membuat mereka berjalan dengan posisi jongkok dengan kedua tangan berada di atas kepala.
"Saya sempat mendengar perintah dalam bahasa Melayu, turun, turun, turun," ungkap ayah dua anak ini.
Di buritan, ia masih sempat melihat Kapten Ariyanto dalam keadaan telungkup ke lantai kapal sementara 2 orang ABK lainnya sudah berada di perahu mesin milik penculik. Tembakan terakhir berbunyi lagi dan membuat ABK yang ketakutan menjerit Allahu Akbar dan Oh Tuhan Yesus secara berbarengan. Mereka terus meringkuk ketakutan.
Tak lama, kapten dan satu orang ABK lainnya ikut diturunkan ke perahu dan para penculik langsung kabur membawa tawanannya.
Merasa kondisi mulai aman, Royke Cs memberanikan diri berdiri. Saat itu mereka baru sadar jika salah seorang rekan bernama Ucok tertembak di bagian dada kiri. Takut mengambil tindakan salah, mereka tak berani bertindak. Salah satu ABK langsung kembali menuju anjungan lantaran bunyi radio kapal terdengar terus menerus.
Selama sekitar 30 menit mereka tak berani menjawab panggilan radio yang ternyata berasal dari Angkatan Laut Malaysia. Trauma kelompok Abu Sayyaf membuat mereka mengira panggilan radio tersebut berasal dari kelompok ini.
Setelah merasa yakin jika panggilan radio berasal dari keamanan Malaysia, barulah panggilan dijawab.
"Katanya, kapal Henry tertangkap radar Navy Malaysia dalam kondisi bergerak tak beraturan makanya mereka mencoba memanggil. Maklum, waktu itu kan kapal dalam posisi tak ada yang mengendalikan," ucapnya.
30 menit kemudian kapal keamanan Malaysia tiba namun belum berani langsung mendekat. Mereka mengamati beberapa saat untuk memastikan kapal benar-benar aman dari kelompok perompak. Setelah dirasa aman, tentara Malaysia barulah mengevakuasi korban tertembak dan segera membawanya ke Rumah Sakit Tawaw. Kapal TB Henry dikawal menuju pangkalan militer negeri jiran ini.
"Kami tiga hari di Malaysia. Saat diperbolehkan pulang, kami minta pengawalan mereka hingga perbatasan. Masuk perairan Indonesia, kami disambut dan dikawal KRI Ahmad Yani dan KRI Mandau sampai di Tarakan. TB Henry pun dilabuhkan kembali di Tarakan," pungkas dia.
Baca juga:
3 Mei, TNI bahas patroli militer gabungan dengan Filipina & Malaysia
Filipina tambah jumlah pasukan demi bebaskan sandera Abu Sayyaf
Kelompok MNLF siap bantu bebaskan sandera WNI dari Abu Sayyaf
Maju mundur sikap Filipina bebaskan WNI bikin bingung
Ini milisi Filipina yang bantu RI bebaskan sandera dari Abu Sayyaf
Ini aksi Soeharto yang bikin militan Filipina utang budi pada RI
-
Kapan Wibowo Wirjodiprodjo meninggal? Di akhir hidupnya, Ari dan Ira Wibowo menceritakan bahwa sang ayah pergi dengan tenang, tanpa rasa sakit, dan dikelilingi oleh keluarga tercinta.
-
Kapan Jenderal Wismoyo menjabat sebagai Kepala Staf TNI AD? Jenderal TNI Wismoyo Arismunandar menjabat Kepala Staf TNI AD dari tahun 1993 sampai 1995.
-
Kapan Alun-alun Puspa Wangi Indramayu diresmikan? Sebelumnya alun-alun ini diresmikan pada Jumat (9/2) lalu, setelah direnovasi sejak 19 Mei 2021.
-
Kapan Adi Suryanto meninggal? Kabar duka datang dari salah satu instansi pemerintah, Lembaga Administrasi Negara (LAN). Kepala LAN, Prof Dr. Adi Suryanto, meninggal dunia di Yogyakarta pada Jumat (15/12).
-
Kapan Atang Sendjaja meninggal? Pada 29 Juli di tahun itu menjadi hari duka bagi AURI.
-
Kapan HUT Korps Marinir TNI AL diperingati? Setiap tanggal 15 November diperingati sebagai Hari Ulang Tahun Korps Marinir TNI AL.