Mahfud: Ada Anggota DPR Carter Pesawat Hanya Demi Makan Gudeg di Yogya
Mahfud awalnya membandingkan gaya hidup anggota DPR masa kini dan zaman Orde Baru.
Mahfud mengungkap ada anggota DPR yang menyewa pesawat hanya untuk makan siang di Yogyakarta.
Mahfud: Ada Anggota DPR Carter Pesawat Hanya Demi Makan Gudeg di Yogya
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengungkap ada anggota DPR yang menyewa pesawat hanya untuk makan gudeg di Yogyakarta.
Ini disampaikan Mahfud saat memberikan kuliah umum di Universitas Gadjah Mada (UGM).
Mahfud awalnya membandingkan gaya hidup anggota DPR masa kini dan zaman Orde Baru yang dipimpin Presiden Soeharto.
Zaman Orde Baru, anggota DPR pulang ke Yogyakarta menumpangi kereta api. Saat ini, anggota DPR memilih naik pesawat kelas bisnis saat bepergian.
- Anggota DPR Fraksi PDIP Vita Ervina, Diperiksa KPK Terkait Dugaan Korupsi Syahrul Yasin Limpo
- Kisah Anggota TNI Punya Usaha Sampingan Budi Daya 45 Ribu Ikan Patin, Sukses Ekspor dan Tak Pernah Bangkrut Sejak 2018
- Kaesang Bakal Buat Kantor DPP PSI jadi Tempat Nongkrong, Anggota dan Bukan Bisa Ikut Kumpul
- Fakta Baru Anggota TNI Lawan Arah di Tol MBZ: Keluar Tanpa Izin, Sakit dan Habis Minum Obat
“Dulu zaman Pak Harto, saudara lihat anggota DPR kalau suka pulang seminggu sekali dari Jakarta ke Yogya, Semarang, Surabaya, naik kereta api. Nah sekarang sudah sering pergi pakai pesawat bisnis,”
kata Mahfud dikutip dari tayangan YouTube Universitas Gadjah Mada, Jumat (6/10).
merdeka.com
Mahfud kemudian mengungkap ada anggota DPR yang mencarter pesawat hanya untuk makan siang di Yogyakarta.
“Belum lagi kadang kala carter pesawat hanya untuk makan ke Yogya. 'Saya ingin makan gudeg ke Yogya atau saya mau makan siang di Yogya, sebentar'. Bawa pesawat balik lagi. Anggota DPR sekarang ada yang begitu. Dulu naik kereta pak,”
ucap Mahfud.
merdeka.com
Korupsi Kian Parah
Mahfud mengatakan, korupsi saat ini kian parah. Kondisi ini sedikit berbeda dengan zaman Orde Baru. Menurut Mahfud, korupsi zaman Orde Baru terjadi setelah Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) diputuskan. Namun sekarang, korupsi terjadi sebelum APBN dibentuk.
“Nah dulu ini (APBN) ditentukan oleh Pak Harto semuanya. Korupsi itu terjadi pada proyek. Ini jembatan ini, kelompoknya ini. Jembatan itu, kelompoknya si B. Dibagi gitu. Sehingga koorporatisme itu tumbuh subur,”
jelas Mahfud.
merdeka.com
“Tapi saudara, sekarang ini, ini APBN uangnya belum ada sudah dikorupsi. Masih di sini. Masih uangnya belum ada dan mau disusun itu dikorupsi,”
sambung dia.
merdeka.com
Mahfud lalu mengungkap cara para oknum melakukan korupsi. Biasanya, pihak yang meminta ‘jatah’ proyek mendatangi anggota DPR. Setelah bertemu, keduanya membahas total biaya proyek.
“Saudara mau korupsi APBN bisa. Datang ke anggota DPR pesankan ‘pak saya mau minta proyek, mau bangun gedung kampus UGM sekian. Berapa? Rp5 triliun misalnya atau Rp500 miliar. Nanti anggota DPR bisa tapi bayar dulu 7 persen’,”
kata Mahfud.
merdeka.com