Makam Siswa SMKN 4 Semarang Dibongkar, Kakek Korban Kaget Cucunya Ditembak Polisi: Dia Anak Baik
Keluarga yang diwakili kakek korban Siman (72) menyatakan setuju dengan penggalian tersebut agar kasus ini menjadi terang benderang.
Kasus penembakan seorang siswa SMKN 4 Semarang berinisial GRO oleh oknum polisi memasuki babak baru. Polda Jawa Tengah melakukan ekshumasi atau menggali kembali kuburan korban di TPU Bangunrejo, Desa Saradan, Kecamatan, Karangmalang, Sragen, Jawa Tengah, Jumat (29/11) siang.
Keluarga seperti ayah dan kakek korban hadir di lokasi pemakaman. Keluarga yang diwakili kakek korban Siman (72) menyatakan setuju dengan penggalian tersebut.
- Kasus Penembakan Siswa SMKN 4 Semarang: Polisi R 2 Kali Menembak, GRO Kena Pinggang & 2 Temannya Terserempet Peluru
- Titik Terang Kasus Siswa SMKN 4 Semarang Tewas Ditembak, Polisi R Dipatsuskan!
- Mabes Polri Turun Gunung Usut Kematian Siswa SMKN 4 Semarang yang Ditembak Polisi
- Siswa SMKN 4 Semarang Tewas Diduga Ditembak, Ini kata Polisi
"Kami keluarga setuju. Harapan kami agar proses penanganan berjalan lancar, ini demi keadilan," ujarnya.
Siman mengaku awalnya dia tidak jika cucunya meninggal dunia akibat tertembak.
Ia baru mengetahui penyebab kematian cucunya saat hendak dilakukan proses ekshumasi oleh petugas kepolisian.
"Saya baru tahu setelah akan dibongkar ini. Cucu saya itu anaknya baik dan pendiam. Tidak nakal, anaknya penurut," ungkapnya.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jawa Tengah Kombes Pol. Dwi Subagio mengemukakan, kuburan GRO yang diduga tewas akibat ditembak oleh oknum anggota Polrestabes Semarang diekshumasi atau digali untuk kepentingan penyelidikan perkara tersebut.
"Pihak keluarga korban sudah menyetujui ekshumasi," katanya.
Ditambahkan Dwi, ekshumasi dilakukan guna mengetahui penyebab sesungguhnya meninggalnya GRO. Pelaksanaan ekshumasi, lanjut dia, dilakukan oleh Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Jawa Tengah.
Dwi memastikan, Polda Jateng akan melakukan penanganan kasus penembakan dengan serius dan transparan. Menurutnya, sesuai arahan Kapolda Jateng Irjen Pol Ribut Hari Wibowo bahwa penegakan hukum adalah yang utama.
"Beliau menyatakan kita harus transparan dalam penangan perkara terkait dengan kasus penembakan di Semarang. Siapa yang berbuat kalau memang itu ada tindakan yang salah dia harus bertanggung jawab," tegasnya.
Terkait dengan ekshumasi tersebut, dikatakannya, bagian dari proses penanganan yang transparan.
"Prinsipnya kami transparan dan proses jalan terus," tandasnya.
Pada kesempatan yang sama, Kabiddokes Polda Jateng Kombes Pol Agustinus mengatakan hasil dari proses ekshumasi tersebut akan segera diserahkan kepada penyidik.
"Hasil ekshumasi diupayakan besok sudah bisa diserahkan ke penyidik," jelas dia.
Disinggung soal dugaan keluarga korban bahwa peluru masih bersarang di tubuh korban, ia mengaku belum dapat memberikan kejelasan.
"Besok hasilnya kami serahkan ke penyidik, karena saya juga belum mendapatkan laporan hasil dari para dokter forensik yang terlibat," ucap dia.
Sementara itu, pada proses pembongkaran itu, Polda Jateng melibatkan seorang dokter forensik utama serta kolaborasi dengan Fakultas Kedokteran dari sejumlah perguruan tinggi.
"Kami kolaborasi dengan Undip Semarang, UNS Surakarta, dan Unissula Semarang," kata dia.
Ditambahkannya, proses ekshumasi berlangsung 2-3 jam. Terkait kondisi jenazah yang hampir sepekan dimakamkan, ia mengatakan tidak ada kesulitan berarti.