Mantan Komisioner Komnas HAM Jadi Direktur Jurkam Ganjar-Mahfud, Ini Profilnya
Ada pelbagai pertimbangan mantan komisioner Komnas HAM ini memilih bergabung sebagai timses Ganjar-Mahfud.
Ada pelbagai pertimbangan mantan komisioner Komnas HAM ini memilih bergabung sebagai timses Ganjar-Mahfud.
Mantan Komisioner Komnas HAM Jadi Direktur Jurkam Ganjar-Mahfud, Ini Profilnya
Mantan Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Mohammad Choirul Anam menyatakan bergabung dalam Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud di Pilpres 2024.
Anam mengaku dipercaya sebagai Direktorat Juru Kampanye TPN Ganjar-Mahfud. Anam menempati posisi direktur di bawah Direktur Eksekutif TPN Ganjar-Mahfud Laksdya TNI (purn) Suyono Thamrin.
Ikuti berita Ganjar Mahfud di official website.
- Ketua Komisi II DPR Geram Semua Komisioner KPU di Luar Negeri: DKPP Ini Melanggar Etik Tidak?
- Dua Penyuap Kasus Pemeliharaan Jalur Kereta Api di Kemenhub Divonis 2,5 Tahun Penjara
- KPU Soal Bawaslu Minta Komisioner Diberhentikan Sementara Gara-Gara Silon: Permohonan Tak Beralasan
- KemenPPPA Dukung Rencana Kapolri Bentuk Direktorat Perlindungan Anak dan Perempuan
Alasan Bergabung dengan Timses Ganjar dan Mahfud
"Kenapa saya gabung di tim TPN, Ganjar Mahfud, yang pertama memang saya melihat sosoknya gitu, ya. Prof Mahfud, orang yang dikenal dengan keberaniannya. Terus Pak Ganjar yang komunikasinya baik sama masyarakat," kata Anam dalam keterangannya, Selasa (28/11).
Anam menilai kombinasi Ganjar dan Mahfud sebagai pasangan capres dan cawapres memiliki kelebihan masing-masing. Kelebihan itu diletakkan untuk mendukung demokrasi, hukum, dan HAM di Indonesia menjadi lebih baik.
"Apalagi secara pribadi saya kenal dekat dengan Prof Mahfud, gitu, dan tahu persis kerja-kerja beliau bagaimana. Khususnya kerja-kerja penegakan hukum, ya kan. Menerobos sesuatu yang macet dibanyak hal untuk memastikan keadilan, memastikan proses hukum itu berjalan dengan baik. Gitu," ujar Anam.
Selain itu, Anam menilai visi-misi ditawarkan Ganjar dan Mahfud lebih mencerminkan kepentingan rakyat. Salah satunya terkait aksesibilitas masyarakat menikmati hak-hak ekonomi sosial dan budayanya.
"Karena aksesibilitas ini, atau persoalan akses ini sangat penting. Dan dalam perjalanan kekuasaan di negara ini itu jarang dipikirkan," kata Anam.
Anam juga mengaku tertarik dengan hak sipil politik diusung pasangan Ganjar dan Mahfud. Yakni dengan memberikan ruang dan kapasitas lebih besar untuk memastikan keadilan bagi seluruh rakyat di Indonesia.
"Nah, yang juga penting begini, jadi ada satu pemahaman yang menarik dalam tim ini bahwa pemberantasan korupsi, memastikan keadilan, memastikan prosedur, itu juga sekaligus memastikan hak-hak ekonomi sosial dan budaya dinikmati oleh masyarakat," kata Anam.
Biografi Choirul Anam
Mohammad Choirul Anam merupakan alumni S1 Universitas Brawijaya alias Unibraw Fakultas Hukum tahun 2001.
Setelah lulus dari Unibraw, Anam tercatat mengawali karir sebagai Volunteer Divisi Buruh, LBH Surabaya Pos Malang – YLBHI, Tahun 1999-2001.
Pekerjaannya berlanjut sebagai Koordinator Divisi Buruh Region Jawa-Bali, Tahun 2000-2001.
Anam pernah menjabat Kepala/Direktur Divisi Buruh YLBHI tahun 2001-2002, Kepala Litbang HAM, VHR tahun 2002-2003. Kemudian Staf HRWG tahun 2003-2004 dan Deputi Direktur Eksekutif HRWG tahun 2004-2016.
Anam terpilih sebagai salah satu komisioner Komnas HAM periode 2017-2022, yang membidangi pemantauan dan penyelidikan.
Sejumlah kasus besar pernah dibongkar Anam.
Kasus tersebut di antaranya pembunuhan Pendeta Yeremia Zanambani diduga dilakukan TNI di Papua, peristiwa KM 50 yang melibatkan anggota Polri dan ormas FPI, hingga pembunuhan berencana Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J diotaki mantan Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo.