Marak Kasus Penipuan di Bekasi, Beli STB secara Online tapi Isinya Sabun dan Garam
Warga Perumahan Puri Lestari Blok C11 RT 01 RW 16, Desa Sukajaya, Kecamatan Cibitung, Kabupaten Bekasi tertipu saat membeli set top box (STB) lewat online. Saat paket dibuka, isinya hanya sebungkus sabun colek.
Warga Perumahan Puri Lestari Blok C11 RT 01 RW 16, Desa Sukajaya, Kecamatan Cibitung, Kabupaten Bekasi tertipu saat membeli set top box (STB) lewat online. Saat paket dibuka, isinya hanya sebungkus sabun colek.
"Pas paketnya datang dibuka isinya sabun colek yang harganya paling Rp2 ribu. Ya saya kena tipu, soalnya suami saya pesan yang dibeli STB buat siaran TV digital," ucap Susanti (38), Jumat (11/11).
-
Apa yang viral di Bangkalan Madura? Viral video memperlihatkan seekor anjing laut yang tidak sewajarnya dikarenakan berkepala sapi yang berada di Kabupaten Bangkalan, Provinsi Jawa Timur.
-
Kapan siaran Trijaya FM yang viral terjadi? Program Hot Topik Petang Trijaya Fm Jakarta mendadak jadi perbincangan di media sosial. Seorang warganet mengunggah kejadian menegangkan sekaligus haru dialami penyiar Gaib Maruto dan Margi Syarif saat melakukan live interaktif di hari Selasa (14/5) pukul 16.00 Wib.
-
Mengapa kejadian ini viral? Tak lama, unggahan tersebut seketika mencuri perhatian hingga viral di sosial media.
-
Kenapa Situ Cipanten viral di media sosial? Tak ayal, lokasi wisata ini sempat viral di media sosial karena keindahannya, dan didatangi pengunjung dari berbagai daerah.
-
Di mana kuburan viral itu berada? Lokasi kuburan itu berada tengah gang sempit RT.03,RW.04, Kelurahan Pisangan Timur, Pulo Gadung, Jakarta Timur.
-
Kolak apa yang viral di Mangga Besar? Baru-baru ini ramai di media sosial war kolak di kawasan Mangga Besar, Jakarta Barat. Sebagaimana terlihat dalam video yang tayang di akun Instagram @noonarosa, warga sudah antre sejak pukul 14:00 WIB sebelum kedainya buka.
Sebelum membeli STB melalui aplikasi belanja online, Susanti dan suaminya sempat memilih-milih perangkat tersebut yang dijual oleh beberapa toko online. Dia kemudian memutuskan membeli STB yang dijual toko online seharga Rp155 ribu.
"Kita lihat-lihat harganya mahal-mahal, nah pas gitu ada toko online yang jual seharga Rp155 ribu, jadi ya kita pilih yang itu karena lebih murah," katanya.
Setelah memesan dan membayar seharga STB tersebut, Susanti dan suaminya mulai curiga. Karena saat membaca di kolom komentar pembeli, banyak yang menyebut kalau produk yang dibeli tidak sesuai dengan yang diterima.
"Dilihat sama suami saya banyak yang komentar kalau ini penipuan, pas di-cancel ternyata sudah enggak bisa, padahal sebelum dibayar kita chat dulu dengan penjualnya, katanya barangnya ada," ucapnya.
Khawatir menjadi korban penipuan, Susanti dan suaminya mencoba menghubungi nomor telepon penjual STB dengan maksud membatalkan pesanan. Namun dicoba berkali-kali, nomor penjual STB terebut sudah tidak aktif.
"Udah kita hubungi tapi nomornya enggak aktif lagi, kalau dilihat dari paketnya alamat toko onlinenya masih di sekitar Bekasi, tapi enggak lengkap alamatnya," bebernya.
Susanti terpaksa membeli STB secara online karena TV di rumahnya tidak bisa menangkap siaran digital. Terlebih lagi, anaknya yang baru berusia sekitar dua tahun sudah tidak bisa lagi menikmati tayangan favoritnya.
"Pas enggak bisa lihat TV jadinya anak saya lihatnya di YouTube, kasihan juga sih ngelihatnya. Makanya saya beli STB langsung aja di toko harganya Rp230 ribu, emang mahal sih tapi ya mau bagaimana lagi," ujarnya.
Penipuan pembelian STB yang tidak sesuai dengan yang diterima pembeli ini juga terungkap ketika kurir salah satu jasa pengiriman yang berkantor di Kampung Blokang, Desa Karangsetia, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Bekasi nekat membuka isi paket.
Kurir merasa curiga karena paket yang seharusnya berisi STB terasa lebih ringan. Saat dibuka, ternyata isi paket tersebut hanya sebungkus garam dan sabun colek.
"Beli STB secara COD, sebelum kita kirim ke pembeli kita buka dulu, soalnya enteng paketnya, kita jadi curiga, pas dibuka isinya ada yang sebungkus garam, ada juga yang sabun," kata Erwin (31), kurir salah satu jasa pengiriman.
Di gudang jasa pengiriman tempatnya bekerja, lanjut Erwin, ada lebih dari 20 paket COD yang isinya hampir sama. Padahal pembeli memesan perangkat STB untuk siaran digital.
"Sebelumnya ada juga warga yang enggak mau terima paketnya karena isinya garam padahal yang dipesan STB. Ada lebih 20 paket yang kayak gitu, paketnya rencananya kita balikin ke penjualnya," ungkapnya.
Kasus penipuan pembelian STB secara online ini bermunculan seiring kebijakan pemerintah pusat yang mematikan siaran TV analog dan berpindah ke digital.
(mdk/cob)