Masukan Pakar untuk Mendukung Kelancaran Pelonggaran Aktivitas Masyarakat
"Diharapkan dapat kembali ke data awal Januari 2022 di mana yang wafat tidak sampai 10 orang per hari," sambungnya.
Pemerintah memutuskan tidak lagi menerapkan kewajiban tes PCR maupun antigen bagi perjalanan domestik. Selain itu, pemerintah memberlakukan masa karantina pelaku perjalanan luar negeri hanya satu hari.
Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI, Prof Tjandra Yoga Aditama memberikan sejumlah masukan kepada pemerintah untuk mendukung kelancaran pelaksanaan kebijakan tersebut.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Kenapa Covid Pirola mendapat perhatian khusus? Namun, para pemerhati kesehatan dan ahli virus memberi perhatian lebih terhadap subvarian ini lantaran kemampuan Pirola dalam melakukan breakthrough infections lebih tinggi dibandingkan varian lainnya. Ketika sebuah varian atau subvarian virus COVID memiliki kemampuan breakthrough infections yang tinggi maka akan menyebabkan kasus re-infeksi semakin tinggi.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Apa itu virus? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
-
Bagaimana Pilkada 2020 diselenggarakan di tengah pandemi? Pemilihan ini dilakukan di tengah situasi pandemi COVID-19, sehingga dilaksanakan dengan berbagai protokol kesehatan untuk meminimalkan risiko penularan.
-
Bagaimana mutasi virus Corona pada pria tersebut terjadi? Selama masa infeksi, dokter berulang kali mengambil sampel dari pria tersebut untuk menganalisis materi genetik virus corona. Mereka menemukan bahwa varian asli Omicron BA1 telah mengalami lebih dari 50 kali mutasi, termasuk beberapa yang memungkinkannya untuk menghindari sistem kekebalan tubuh manusia.
Pertama, rumah sakit dan sistem kesehatan harus selalu siap untuk mengantisipasi peningkatan kasus Covid-19. Kedua, vaksinasi primer perlu terus ditingkatkan sampai 70 persen dari total penduduk.
"Bukan hanya 70 persen dari sasaran yang ditetapkan," katanya melalui pesan singkat, Selasa (8/3).
Ketiga, vaksinasi booster masih harus ditingkatkan maksimal. Angka cakupan vaksinasi booster sekitar 5 sampai 6 persen saat ini terbilang masih terlalu rendah. Keempat,
angka kematian akibat Covid-19 secara nasional masih perlu dikendalikan.
"Diharapkan dapat kembali ke data awal Januari 2022 di mana yang wafat tidak sampai 10 orang per hari," sambungnya.
Kelima, angka positivity rate masih perlu ditekan hingga di bawah 5 persen dan reproduksi efektif kurang dari 1. Keenam, surveilans (kasus probable/confirmed dan juga gejala/sindromik) harus terus dilakukan secara ketat, sehingga jika ada peningkatan kasus bisa terdeteksi lebih awal.
Terakhir, Whole Genome Sequencing (WGS) perlu ditingkatkan untuk mendeteksi lebih awal jika muncul varian baru Covid-19.
"WGS perlu ditingkatkan untuk wanti-wanti dan deteksi dini kalau ada varian baru, dapat termasuk juga surveilan limbah," ujarnya.
Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara ini mengatakan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Tanah Air secara umum sudah melandai. Dia berharap, kasus terus menurun seperti yang terjadi pada Desember 2021, meski masih ada kemungkinan fluktuasi. Saat itu, kasus Covid-19 hanya bertambah sekitar 100 sampai 200 dalam sehari.
Baca juga:
Aturan Covid-19 Dilonggarkan, Pemerintah Diminta Perkuat Vaksinasi Booster
Epidemiolog UI: Kebijakan Tak Perlu Syarat Tes PCR dan Antigen Sudah Tepat
Ini Aturan yang Dilonggarkan Pemerintah di Jakarta Per 8 Maret 2022
Aturan Terbaru: WFO 75 Persen di Jabodetabek saat PPKM Level 2
Bandara Soekarno-Hatta Masih Berlakukan Wajib Antigen Bagi Penumpang
Anggota Komisi IX DPR Minta Pemerintah Hati-Hati Longgarkan Aturan di Tengah Pandemi