Megawati Minta Stop Bangun Hotel di Bali, Ini Respons Wagub Cok Ace
Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati atau Cok Ace merespons permintaan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri untuk menghentikan pembangunan hotel di Bali. Dia memaparkan Pemprov Bali juga memiliki keinginan yang sama, namun investasi itu harus dikoordinasikan dengan pemerintah pusat.
Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati atau Cok Ace merespons permintaan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri untuk menghentikan pembangunan hotel di Bali. Dia memaparkan Pemprov Bali juga memiliki keinginan yang sama, namun investasi itu harus dikoordinasikan dengan pemerintah pusat.
"Sebenarnya Bali dari dulu sudah mengarah ke sana. Persoalan kita kan di pusat, ini kan belum merupakan investasi negatif, (kami masih) koordinasi dengan pusat," kata Cok Ace ditemui di kantor Gubernur Bali, Selasa (9/5).
-
Siapa pemilik dari hotel yang terbengkalai di Bali? Hotel yang memiliki luas wilayah yang sangat besar ini disebut-sebut sebagai kepunyaan Hutomo Mandala Putra yang juga dikenal sebagai Tommy Soeharto.
-
Siapa yang merancang Hotel Indonesia? Bangunan Hotel Indonesia dirancang oleh arsitek Abel Sorensen, dan istrinya Wendy asal Amerika Serikat.
-
Kenapa Hotel Indonesia dibangun? Hotel ini dibangun atas gagasan dan perencanaan matang presiden RI pertama, Soekarno.
-
Siapa yang menginjak-injak lencana merah putih di hotel di Jalan Bali? Konflik bermula ketika seorang penghuni hotel merampas dan menginjak-injak lencana merah putih yang dipakai oleh pemuda Indonesia.
-
Kapan arek-arek Suroboyo merobek bendera Belanda di Hotel Majapahit? Tempat Bersejarah Atap bangunan hotel jadi saksi perjuangan arek-arek Suroboyo merobek bendera Belanda Merah Putih Biru menjadi Merah Putih pada 19 September 1945.
-
Apa keunggulan utama dari hotel-hotel di Bali yang memiliki kolam renang pribadi? Di tengah pesonanya yang memukau, hotel-hotel eksklusif dengan fasilitas kolam renang pribadi menjadi daya tarik utama bagi mereka yang menginginkan privasi dan kenyamanan ekstra selama menginap.
Ia juga menyebutkan bahwa sebenarnya dari dulu Bali sudah mengusulkan untuk moratorium hotel di Pulau Dewata. "Bali sudah dari dulu mengusulkan untuk moratorium hotel di Bali dan kita mengadakan analisis sebenarnya berapa carrying capacity di Bali. Kita tidak bisa melihat hanya keinginan wisatawan ke Bali kita melihat juga carrying capacity infrastruktur kita seberapa bisa," ujarnya.
Kamar hotel di Bali saat ini mencapai puluhan ribu dengan bermacam-macam segmen mulai yang harga Rp100 ribu hingga puluhan juta rupiah per malam. Ia juga menilai sebenarnya pembangunan hotel bisa distop di Pulau Bali, tapi itu tergantung komitmen pemerintah di tingkat kabupaten dan kota di Bali.
"Sekarang kita sasar dan yang mana kita sasar. Kalau misalnya di bawah kelihatan penuh kita hentikan yang bawah. Sebenarnya bisa (distop pembangunan hotel) ini, (yang) penting komitmen daripada semua izin," ujarnya.
"Dari tingkat kabupaten, kalau kabupaten bisa mengendalikan izin-izinnya (hotel) dengan catatan penuh dengan catatan sudah tidak seimbang lagi infrastrukturnya, ini bisa saja," lanjutnya.
Ia juga menyebutkan, dengan distopnya pembangunan hotel tentu juga efektif untuk mendatangkan wisatawan yang berkualitas ke Bali. Namun, tentu para pengusaha hotel harus juga meningkatkan produknya.
"Itu efektif, sebab kalau kita mengharapkan nanti mendapatkan wisatawan yang berkualitas, tentu kita meningkatkan suplai kita. Ketika persaingan tidak ketat di Bali masing-masing pengusaha ada kesempatan dia untuk menata dan memperbaiki produk-produk hotel mereka," ujarnya.
"Tapi ketika persaingan sudah ketat sekali banyak hotel kita tidak sempat menata produk kita. Kita hanya bermain murah-murahan saja kepada tamu, (ketika) terbatas ketika suplai terbatas hukum dagang kan begitu, maka kita akan naikkan harga, ini yang kita harapkan ke depan di Bali," ujarnya.
Sebelumnya, Megawati Soekarnoputri meminta agar pembangunan hotel di Pulau Dewata distop. Dia menilai banyaknya alih fungsi lahan untuk jadi hunian wisata seperti hotel dan meminta Gubernur Bali, Wayan Koster untuk menyetop izin pembangunan hotel.
"Bali ini subur loh makanya saya bilang awas yah kalau tidak bikin Perda konversi tanah itu, berhenti. Tanah subur. Kalau mau tanah yang tandus-tandus itu mesti dilihat lagi mau dijadikan apa. Satu ini pertanahan, dua pertanian, 100 tahun mau dijadikan apa. Iya gitu dong, pikirannya jauh gitu loh. Supaya masyarakat Bali sejahtera nggak usah cari makan ke mana aja," kata Megawati dalam Seminar Haluan Pembangunan Bali Masa Depan 100 Tahun Bali Era Baru di Kabupaten Badung , Jumat (5/5).
"Sudah, berhenti bikin hotel-hotel. Saya mau rakyat Bali sejahtera dan makmur seperti yang saya lihat waktu kecil," ujarnya.
(mdk/yan)