Mendagri Minta Daerah Agresif Lakukan Test Covid-19
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian meminta Pemerintah Daerah (Pemda) melakukan testing secara agresif dalam penanganan Covid-19. Hal tersebut seiring dengan meningkatnya kasus di Indonesia.
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian meminta Pemerintah Daerah (Pemda) melakukan testing secara agresif dalam penanganan Covid-19. Hal tersebut seiring dengan meningkatnya kasus di Indonesia.
"Kami melihat dan menekankan perlunya agresif testing untuk mendapatkan data yang sebenarnya, yang positif. Jadi kita memerlukan data real, untuk itu perlu kegiatan screening, screening itu bisa dilakukan dengan test antigen yang lebih murah atau dengan alat yang baru, yaitu alat dari UGM," ungkap Tito dalam keterangan pers, Sabtu (9/1).
-
Siapa yang memimpin aksi demo petani Kendeng saat pandemi COVID-19? Aksi demo petani Kendeng kembali dilakukan saat pandemi COVID-19. Kala itu mereka menolak aktivitas penambangan yang dianggap berpotensi merusak lingkungan.
-
Siapa yang dilibatkan dalam penanganan pandemi Covid-19 dalam disertasi Kombes Pol Dr. Yade Setiawan Ujung? Analisis ini menawarkan wawasan berharga tentang pentingnya kerjasama antar-sektor dan koordinasi yang efektif antara lembaga pemerintah dan non-pemerintah dalam menghadapi krisis kesehatan.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama di Indonesia terdeteksi? Mereka dinyatakan positif Covid-19 pada 1 Maret 2020, setelah menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta.
-
Sampah apa yang membuat viral tumpukan sampah di Kota Baru Jogja? Dalam sebuah video viral yang diunggah akun Instagram @merapi_uncover, tampak tumpukan sampah pada salah satu sudut jalanan Kota Yogyakarta. Tumpukan sampah itu memanjang mencapai 50 meter.
-
Kapan Flu Singapura paling menular? Virus ini sangat menular, terutama pada tujuh hari pertama setelah gejala muncul, dan bisa tetap berada dalam tubuh pengidap selama beberapa hari atau minggu setelah gejala mereda.
-
Kenapa Covid Pirola mendapat perhatian khusus? Namun, para pemerhati kesehatan dan ahli virus memberi perhatian lebih terhadap subvarian ini lantaran kemampuan Pirola dalam melakukan breakthrough infections lebih tinggi dibandingkan varian lainnya. Ketika sebuah varian atau subvarian virus COVID memiliki kemampuan breakthrough infections yang tinggi maka akan menyebabkan kasus re-infeksi semakin tinggi.
Tito pun sudah mengusulkan kepada Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin agar memberikan pasokan PCR di kabupaten/kota. Walaupun demikian, Tito mengakui dengan realokasi anggaran di bidang kesehatan di setiap kabupaten/kota mampu mengadakan PCR.
"Ini tolong bisa dilaksanakan, sehingga dapat diketahui data yang sebenarnya melalui testing yang lebih agresif," beber Tito.
Sementara untuk treatment, Mendagri juga menyarankan agar setiap daerah di tingkat provinsi memiliki fasilitas khusus penanganan pasien Covid-19. Dia menyarankan agar pada gubernur membuat rumah sakit khusus.
"Sehingga mungkin perlu dipikirkan membuat rumah sakit infeksi, baik dari anggaran APBN dari Kemenkes atau dari PUPR, juga daerah-daerah yang memiliki jumlah kapasitas fiskal yang cukup kuat, ini mungkin dapat membuat minimal satu di tiap provinsi," ungkap Tito.
Dia juga meminta agar masyarakat melakukan pemeriksaan sedini mungkin jika ada gejala. Hal tersebut agar bisa mendapatkan perawatan dengan cepat. Tak hanya itu, dengan testing dan tracing yang agresif, diyakini dapat menghindari penularan Covid-19 ke orang lain. Kemudian, pelacakan dilakukan pada kontak-kontak terdekat pasien positif Covid-19 yang diusulkannya melalui pembentukan tim khusus.
Sementara itu, Tito juga menyarankan agar tracing dilakukan oleh tim sendiri. Salah satunya dengan mengajak masyarakat yang belum mendapatkan pekerjaan.
"Ditarik untuk menjadi tenaga tracing di daerah masing-masing, kemudian diberikan insentif bahkan insentif kalau dia bisa menemukan kontak-kontak yang lain, demikian akan terjadi kegiatan masif yang agresif tracing, untuk bisa melakukan perawatan sedini mungkin," ungkap Tito.
Tito pun menegaskan dengan melakukan 3T (testing, tracing, dan treatment) merupakan langkah yang sama pentingnya dengan 4M (menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan menjauhi kerumunan).
"Kedua hal tersebut diyakini dapat memutus rantai penyebaran Covid-19," kata Tito.
Baca juga:
Selebgram Jadi Tersangka Penjual Surat Hasil PCR Palsu
Cek di Sini, Ada Aturan Baru Naik Kereta Jarak Jauh
Apindo: BUMN Jangan Monopoli Swab Antigen Murah
Cegah Pemalsuan Hasil PCR, Perusahaan Farmasi Bakal Gunakan Kode QR
Catat! Mulai 9 Januari Turis Domestik Wajib Kantongi Hasil PCR Negatif Selama di Bali
Menristek Imbau Pelacakan Covid-19 Gunakan Alat Buatan Dalam Negeri