Mendagri pastikan data e-KTP tak bisa diretas
Mendagri pastikan data e-KTP tak bisa diretas. Tjahjo mengatakan, bersama Kepala BSSN Djoko Setiadi telah merancang penguatan dari potensi serangan siber dalam tahapan Pemilu 2019. Dari BSSN sendiri menurutnya telah menyiapkan aplikasi untuk mencegah serangan siber.
Menjelang Pemilu 2019, muncul kekhawatiran data KTP elektronik (e-KTP) digunakan oleh orang tak bertanggungjawab. Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo memastikan server data e-KTP tak bisa disusupi dan digunakan sembarang orang.
Sebab, pihaknya bakal mudah melihat siapa yang mencoba mengakses ke server data kependudukan. "Soal orang memalsukan bisa saja, bikin KTP palsu bisa tetapi untuk meretas data enggak akan bisa, karena walaupun misalnya Bareskrim hari ini mengakses 10 ribu orang misalnya mengecek itu jamnya, siapa yang mengakses untuk keperluan apa clear dijamin," kata Tjahjo dalam diskusi latihan simulasi insiden siber di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa (24/7).
-
Kapan Wibowo Wirjodiprodjo meninggal? Di akhir hidupnya, Ari dan Ira Wibowo menceritakan bahwa sang ayah pergi dengan tenang, tanpa rasa sakit, dan dikelilingi oleh keluarga tercinta.
-
Kapan Kapolda Kepri mencium istrinya? Kapolda Kepulauan Riau, Irjen Yan Fitri Halimansyah tertangkap kamera sedang mencium istrinya saat melantik ratusan calon anggota Polri di Polda Kepri.
-
Kapan Ganjar Pranowo berencana menerapkan KTP Sakti? Oleh karena itu, saat terpilih menjadi Presiden Ganjar langsung menerapkan KTP Sakti ini.“Sebenarnya awal dari KTP elektronik dibuat. Maka tugas kita dan saya mengkonsolidasikan agar rakyat jauh lebih mudah menggunakan identitas tunggalnya,” tutup Ganjar.
-
Siapa yang menulis kesan terhadap Tirto Adhi Soerjo dalam artikel "Mangkat"? Seorang anak didik Tirto Adhi Soerjo lainnya, Mas Marco Kartodikromo, menulis kesan terhadap gurunya itu melalui artikel bertajuk "Mangkat" yang dimuat di surat kabar Djawi Hisworo edisi 13 Desember 1918.
-
Kenapa prajurit TNI menganiaya anggota KKB? Penyiksaan itu dilakukan prajurit TNI diduga kesal atas sikap Denius Kogoya yang ingin menebar teror membakar puskesmas kala itu.
-
Kapan Joko Kendil memulai pengembaraannya? Joko Kendil mengaku berasal dari Lor Kadilangu. Dia mengatakan sudah pergi mengembara keliling dunia sejak usia 19 tahun.
Sedangkan untuk kasus pemalsuan, Tjahjo mengakui sulit selama manusianya tidak berubah. "Kembali manusianya kalau manusia kita tahan sogokan semua saya kira tidak bisa sulit," ucapnya.
Sementara itu, Kementerian Dalam Negeri telah bekerjasama sama dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN). Tjahjo mengatakan, bersama Kepala BSSN Djoko Setiadi telah merancang penguatan dari potensi serangan siber dalam tahapan Pemilu 2019. Dari BSSN sendiri menurutnya telah menyiapkan aplikasi untuk mencegah serangan siber.
"Kami sudah diskusi instens dengan pak Djoko BSSN bagaimana untuk merancang dari sisi SDA yang begitu luas sekali negara kita, untuk mempersiapkan SDM ya memberikan pemahaman kepada seluruh stakeholder kita ya KPU ya ya Pemda, Parpol untuk memahami masalah-masalah yang berkaitan dengan itu tadi," jelasnya.
"Serangan siber bisa dari mana-mana tapi Lemsagneg punya alat yang saya kira bisa dipertanggungjawabkan dari tahun 46 nggak pernah bocor itu. Saya kita Kesiapan sidah ada saya kita nanti menata SDM," sambungnya.
Baca juga:
Tingkatkan pelayanan e-KTP, Kemendagri jalin kerjasama dengan Emtek & Espay
Antrean panjang pemohon e-KTP, Disdukcapil Bogor dalih terbatas alat
Banyak warga Riau tak dapat formulir C6, KPU sebut boleh pakai e-KTP
Data e-KTP lebih banyak dari DPT, KPUD Bekasi yakin surat suara tidak kurang
Hari pencoblosan, Disdukcapil Jateng buka layanan rekam e-KTP
Dukcapil siapkan sistem jemput bola bagi pemilih yang belum punya e-KTP