Menengok bekas penjara Bung Karno di Bandung
Ukuran penjara tidak lebih seperti Pos Hansip. Hanya berukuran 2x5 meter.
Dedikasi dan pengorbanan Presiden Soekarno dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia tak diragukan lagi. Dalam sebuah bingkai yang terpajang rapi di bekas penjara Bung Karno yang berada di pusat kota Jalan Banceuy, Bandung, terpampang kalimat yang diungkapkan Bung Karno "Koe korbankan Dirikoe di Penjara ini Demi Bangsa dan Negaraku Indonesia."
Ada juga bendera merah putih berukuran besar menutupi satu sudut ruang. Sudut lain atau berhadapan dengan pintu dua gambar Soekarno melekat pada dinding. Di atas dua foto itu, ada ukiran Garuda dan teks Pancasila.
Penelusuran merdeka.com, bekas penjara Bung Karno berwarna hijau ini masih dibuat seperti dulu ketika Bung Karno ditahan Pemerintah Belanda. Hanya tembok yang sebelumnya sudah mulai mengelupas kini dipoles agar lebih tampak indah. Bangunan kecil berukuran 2x5 meter ini tampak bersih.
Pintu kokoh berwarna hitam yang diberi ruang lihat, juga masih kekar. Bahan yang terbuat dari baja lengkap dengan kunci-kuncinya.
Di luar ruangan, ada tugu batu. Tugu ini adalah bekas kamar mandi Bung Karno. Lainnya ada pondasi yang rencananya akan dibuat patung Soekarno. Tiga tugu berada dalam satu kotak yang dipagari oleh warga sekitar.
Di penjara nomor lima itu juga terdapat satu buah meja memanjang dibalut kain hijau. Meja itu tidak boleh 'sepi'. Paling tidak satu minggu sekali makanan juga minuman disiapkan.
"Ritual ini sudah turun temurun dilakukan sejak dulu, hingga pada akhirnya saya yang mulai diberi kepercayaan menjaga ini pada tahun 1986 melanjutkan ritual ini," kata Ketua RT 03 RW 03 Kelurahan Braga, Ahmad (47), kepada merdeka.com di monumen bekas penjara Soekarno, Sabtu (13/10).
Tidak diharuskan, apa saja yang disediakan. "Gak ada tapi ya tidak boleh sampai kosong, dulu saya suka simpan buah-buahan, sekarang adanya kopi dan susu, kami simpan saja," ujarnya.
Ada juga bunga sedap malam. Fungsinya untuk mengharumi ruangan. Ritual ini dilakukan setiap Kamis selepas Magrib. "Setelah Magrib saya bawa makanan dan minuman gantinya yang baru," terangnya. Ritual ini dilakukan Ahmad sendiri.
Hingga kini, tak ada pihak yang peduli hingga akhirnya dia menggalang dana dari warga sekitar. Pemerintah dia anggap hanya pengumbar janji. Beberapa kali menyodorkan bantuan untuk membenahi bangunan bersejarah tersebut, tidak pernah ditanggapi.
Miris melihat sejarah Indonesia terbengkalai, perbaikan dilakukan Februari 2012 lalu. Rp 20 juta didapat dari hasil swadaya dan donator. Pembenahan dilakukan agar orang tahu, bahwa di tempat ini Presiden Indonesia berjuang.
"Kalau mengandalkan pemerintah kapan mau dapatnya, tidak ada sama sekali sekecil apapun bantuan dilakukan," ungkapnya. Padahal jika melihat sejarah menurutnya, Bung Karno memperjuangkan kemerdekaan sejak di sini.
"Sudah banyak yang tidak peduli, padahal jika ada anggaran saya ingin jadikan ini sebagai tempat wisata sejarah. Jadi orang tak sungkan masuk ke sini. Kalau sekarang kondisinya kaya gini, gimana orang mau tahu di sini ada bekas penjara Bung Karno," jelasnya.
Tak jarang memang tokoh-tokoh mendatangi bekas penjara Bung Karno ini. Sebut saja Rieke Diah Pitaloka, Megawati Soekarnoputri, Haji Isha, dan Seto Mulyadi. "Beliau sudah beberapa kali datang kesini. Menengok dan mendoakan," ujarnya. Namun tak sedikit juga orang yang hendak berjuang dalam pemilu, mendatangi tempat ini.
"Tahun 2008 kemarin banyak sekali yang datang, pasti nanti jelang pemilihan pasti banyak juga," jelasnya.
Sedikit melihat sejarah ke belakang, bahwa bekas penjara ini hanyalah sisa dari perjuangan rakyat Indonesia. Saat itu penjara Banceuy yang terkenal dan menjadi salah satu saksi sejarah, di mana sang proklamator pernah mendekam pada tahun 1929 sampai 1930, sebagai tahanan politik dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Saat itu Bung Karno yang menjabat sebagai ketua Partai Nasional Indonesia (PNI) dianggap membahayakan pemerintah Belanda. Maka beliau bersama tiga orang rekannya dikenakan jerat hukum yang terkenal dengan nama pasal-pasal karet atau haatzai artikelen.
Bung Karno saat itu dirasa membahayakan hingga akhirnya dipindahkan ke Lapas Sukamiskin. Disana Bung Karno ditahan di Ruang TA 01 di lantai 2.
Melalui perjalanan panjangnya, kini Ahmad yang merasa sudah mengabdikan diri kepada tempat tersebut berjuang untuk mempertahankan sisa sejarah yang ada. Menurutnya banyak kebijakan pemerintah ini yang tidak berpihak kepada sejarah.
Demi uang, sejarah dikorbankan. Hingga akhirnya sebuah penjara yang memiliki nilai historis sangat tinggi pun kalah dan digantikan dengan sebuah pertokoan yang kini malah tak berfungsi.