Mengajak Masyarakat Ikut Aktif Cegah Berkembangnya Bibit Terorisme
Penyebaran paham radikal terorisme masih mengkhawatirkan. Menko Polhukam Wiranto ditusuk anggota jaringan JAD Bekasi saat berada di Pandeglang, Banten. Untuk mencegah terorisme harus dimulai dengan melawan radikalisme dari hulu masalahnya.
Penyebaran paham radikal terorisme masih mengkhawatirkan. Menko Polhukam Wiranto ditusuk anggota jaringan JAD Bekasi saat berada di Pandeglang, Banten. Untuk mencegah terorisme harus dimulai dengan melawan radikalisme dari hulu masalahnya.
Pengamat Intelijen Wawan Hari Purwanto mengatakan, masyarakat harus terus diingatkan agar memiliki kepekaan mencegah dan melakukan deteksi dini terhadap tumbuhnya paham-paham tersebut.
-
Dimana serangan teroris terjadi? Serangan tersebut terjadi di gedung teater Crocus City Hall yang berlokasi di Krasnogorsk, sebuah kota yang terletak di barat ibu kota Rusia, Moskow.
-
Kapan kemacetan di Jakarta terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Di mana banjir terjadi di Jakarta? Data itu dihimpun hingga Jumat 15 Maret 2024 pada pukul 04:00 WIB. "Kenaikan status Bendung Katulampa dan Pos Pantau Depok menjadi Siaga 3 (Waspada) dari sore hingga malam hari serta menyebabkan genangan di wilayah DKI Jakarta," kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji dalam keterangan tertulis, Jumat (15/3).
-
Di mana kemacetan parah di Jakarta sering terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Kapan terjadi kemacetan yang paling parah di Jakarta? Kondisi kemacetan lalu lintas kendaraan pada jam pulang kerja di Jalan Gatot Subroto, Jakarta
-
Kapan trem di Jakarta dihentikan? Operasional trem kemudian dihentikan pada 1959.
"Karena teroris itu kan berbaur di tengah masyarakat, jadi sikap kritis perlu ditumbuhkan agar masyarakat tidak menelan mentah informasi. Perlu dialog, kajian serta komunikasi antara pejabat, tokoh serta ulama dengan masyarakat agar terhindar terjadinya miskomunikasi," ujar Wawan dalam keterangannya, Minggu (20/10).
Pria yang juga Pendiri sekaligus Peneliti di Lembaga Pengembangan dan Konsultasi Nasional (LPKN) ini menambahkan pemerintah tentunya juga perlu melakukan komunikasi dengan masyarakat dengan memperbanyak program terkait deradikalisasi.
"Pemerintah harus dekat dengan rakyat, termasuk pemerintah daerah. Harus ada program kerja yang menyentuh kekosongan baik kekosongan isi kepala, isi hati dan isi perut secara linier dapat diupayakan secara simultan," imbuhnya.
Pria yang pernah menjadi staf ahli Wakil Presiden bidang Keamanan dan Kewilayahan ini menyampaikan bahwa masyarakat harus terus diajak, dilibatkan dan diminta masukannya terkait masalah penyebaran paham radikal terorisme di tanah air.
"Masyarakat tentunya perlu diajak untuk berperan aktif dan diajak berpikir bagaimana jika tiba-tiba terjadi ledakan seperti di Sibolga, di mana rumah di sekitarnya luluh lantak rata dengan tanah. Inilah perlunya peran aktif dan kepedulian dari masyarakat dan pemerintah," ungkapnya.
Selain itu, Wawan juga menambahkan aparat keamanan perlu juga dilibatkan untuk berperan aktif mengajak dan memberdayakan masyarakat dalam membendung paham radikal terorisme.
"Babinsa dan Babinkamtibmas hingga RT, RW harus terus aktif berkomunikasi dengan warga dan masyarakat. Ajak dan beri pengertian kepada masyarakat untuk segera melaporkan jika ada hal-hal yang mencurigakan di sekitarnya," tandasnya.
Baca juga:
1 Orang di Bekasi Diduga Ditangkap Densus 88
RA, Putri Abu Rara Penusuk Wiranto Diikutkan Program Deradikalisasi
'Jangan Beri Celah Ideologi Kekerasan Berkembang di Indonesia'
JK: Tak Ada Negara di Dunia Dapat Tangani Terorisme dengan Cepat Dibandingkan Polri
Kotak Pandora Turki vs Kurdi, Militan ISIS Asal Indonesia Kabur dari Penjara Suriah
Terduga Teroris yang Ditangkap Pasca-Penusukan Wiranto Bertambah Menjadi 40 Orang