Mengejar Pentolan Rusuh Aksi 21-22 Mei 2019
Aksi di depan gedung KPU dan Bawaslu berjalan damai hingga sekitar pukul 21.00 Wib. Aparat kepolisian memberikan waktu lebih lama kepada demonstran untuk menyampaikan aspirasi. Biasanya demonstran akan dibubarkan pukul 18.00 Wib.
Selasa 21 Mei 2019 sekitar pukul 01.45 Wib, Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengumumkan hasil Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. KPU pun menetapkan pasangan Joko Widodo dan Maruf Amin pasangan capres dan cawapres terpilih. Jokowi-Maruf mengungguli perolehan suara pasangan Prabowo-Sandi.
Pengumuman KPU ini mengundang tanda tanya, KPU mengumumkannya dini hari, saat sebagian manusia sudah terlelap.
-
Kapan Balayei di Lubuk Sakti diadakan? Balayei di Lubuk Sakti merupakan rangkaian Kenduri Swarnabhumi yang dilaksanakan di Dusun Empelu, Kecamatan Tanah Sepenggal, Kabupaten Muaro Bungo, Selasa (17/10), bertepatan Hari Ulang Tahun Kabupaten Muaro Bungo.
-
Dimana letak Babancong? Berdasarkan konsep tata kota Belanda, Babancong merupakan unsur yang ada di alun-alun, dan berada di halaman depan pendopo bupati.
-
Dimana letak Kabupaten Batu Bara? Salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Sumatra Utara ini merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Asahan.
-
Kapan Museum Balaputera Dewa diresmikan? Awal mula pembangunan museum ini dimulai pada tahun 1978 dan diresmikan pada 5 November 1984.
-
Bagaimana pernyataan tersebut dibantah? Seorang dokter kulit di negara bagian Maryland, AS yang berspesialisasi dalam terapi cahaya untuk penyakit kulit membantah klaim kacamata hitam yang dikaitkan dengan kanker."Apakah kacamata hitam yang menghalangi sinar UV bersifat melindungi? Ya. Apakah ada bukti bahwa memakai kacamata hitam berbahaya bagi kesehatan mata atau kulit? Tidak," dikutip dari AFP.
-
Mengapa Situs Candi Watu Pawon dinamai demikian? Karena yoni tersebut letaknya miring, bentuknya tampak seperti tungku, yang dalam Bahasa Jawa disebut pawon. Itulah kenapa situs tersebut dinamakan Watu Pawon.
Sontak pengumuman tersebut mengundang reaksi beragam dari masyarakat. Pagi harinya, KPU dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) digeruduk oleh masyarakat yang mendukung pasangan Prabowo-Sandi.
Aksi di depan gedung KPU dan Bawaslu berjalan damai hingga sekitar pukul 21.00 Wib. Aparat kepolisian memberikan waktu lebih lama kepada demonstran untuk menyampaikan aspirasi. Biasanya demonstran akan dibubarkan pukul 18.00 Wib.
Usai aksi di depan Gedung KPU dan Bawaslu berjalan lancar, kerusuhan tiba-tiba terjadi. Sekitar pukul 23.00 Wib, massa yang tak dikenal muncul dan membuat kerusuhan di beberapa titik di Jakarta. Seperti di Tanah Abang, KS Tubun dan sekitarnya.
Kerusuhan terus berlangsung hingga keesokan harinya. Bahkan, asrama Brimob di Petamburan ikut diserang. Massa melempari asrama Brimob dengan bom molotov.
Kejadian rusuh 21 dan 22 Mei ini memakan korban jiwa hingga sembilan orang. Polisi pun sudah menangkap para pelaku yang diduga sebagai provokator.
Sebanyak 447 orang ditetapkan sebagai tersangka oleh Kepolisian Republik Indonesia. Menurut Karopenmas Polri Brigjen Dedi Prasetyo, sebagian dari mereka akan menjalani persidangan.
Dedi mengatakan, pihaknya kini tengah memburu pria berinisial YN yang diduga sebagai komandan atau pentolan rusuh 21-22 Mei 2019 lalu. YN pun masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) alias buron.
"Ada satu juga masih dalam pengejaran, YN patut diduga sebagai komando perusuh, maka diterbitkan surat DPO," kata Dedi, Jumat, 5 Juli 2019.
Menurut Dedi, polisi mengidentifikasi komandan kerusuhan 21-22 Mei 2019 dengan menganalisa 704 data visual CCTV. Ciri dari komandan perusuh pada aksi 21-22 Mei 2019 ini memiliki tiga narasi utama digunakan, yakni kata bakar, kata lempar dan kata serang.
"Tiga narasi itu yang kerap disebutkan," jelas Dedi.
Dedi Optimis, bila YN itu ditemukan, maka tokoh intelektual diduga bermain dalam aski 21-22 Mei di Jakarta dapat terungkap.
Seperti dijelaskan Polri sebelumnya, bahwa aksi 21-22 Mei 2019 terjadi karena telah dirancang sedemikian rupa. Kerusuhan terjadi bukan semata aksi spontanitas massa, melainkan ada aktor-aktor di dalamnya.
Beberapa hal telah teridentifikasi polisi jauh sebelum aksi, seperti penangkapan terorisme JAD di Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Bekasi. Polri juga menemukan pengakuan salah satu jihadis Abu Hamzah yang menyatakan akan melakukan penyerangan 21-22 Mei ketika massa berkumpul.
Kemudian, polisi juga telah mengendus sejumlah kelompok lain di luar kelompok terorisme yang diduga ingin memanfaatkan momentum dengan menciptakan martir.
Karenanya, polri dengan sigap melakukan penangkapan terhadap tersangka S yang menyelundup senjata dari Aceh ke Jakarta, dan tersangka KZ yang diduga bermain bersama enam tersangka lainnya dengan penyitaan empat senjata api rakitan yang sebagai alat bukti.
Salah satu korban meninggal atas aksi rusuh 21-22 Mei adalah Harun Rasyid. Harun meninggal karena tertembak. Polri pun sudah mengantongi identitas dari penembak Harun.
Investigasi Polri menyebut ciri fisik pelaku berpostur sekira 170 cm. Diketahuinya postur tersebut berdasarkan arah tembakan yang dilakukan pelaku terhadap Harun.
"Karena (lokasi) arahnya miring, kemudian arahnya (dari lintasan peluru) lurus mendarat, karena posisinya ada trotoar agak tinggi, jadi diduga pelaku ini juga agak tinggi," kata Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Suyudi Ario Seto.
Selain perkiraan tinggi badan, polisi juga menduga penembak Harun Rasyid berbadan kurus, rambut lurus agak panjang, dan warna kulit wajah agak hitam.
"Ciri-ciri ini berdasarkan keterangan saksi di TKP yang sudah diperiksa," jelas Suyudi.
Sementara, kata Suyudi, polisi telah melakukan otopsi terhadap jasad Harun Rasyid. Hasilnya, ada temuan proyektil peluru berukuran 9x17 mm. Namun dia membantah jika proyektil tersebut berasal dari selongsong senjata milik Polri.
Harun meninggal pada saat ada kerusuhan 22 Mei di jembatan layang Slipi, Jakarta Barat, satu dari 9 titik ricuh dalam demo 21-22 Mei.
Reporter: Fachrur Rozie
Baca juga:
Polisi Tetapkan Komandan Kerusuhan 21-22 Mei Jadi DPO
Polisi Ungkap Ciri-Ciri Penembak Korban Tewas Rusuh 22 Mei Harun Rasyid
Di Acara ICMI, JK Ungkap Isi Pertemuan dengan Prabowo Usai Rusuh 22 Mei
Mabes Polri Sebut Brimob Keroyok Andi Bibir Karena Komandannya Kena Panah Beracun
Seruan Ini yang buat Perusuh Aksi 21-22 Mei di Sarinah Makin 'Panas'
Polisi Beberkan Ciri Penembak Harun Saat Kerusuhan Demo 22 Mei