Mengenang Pesawat Tempur TNI yang Pernah Berjibaku dalam Perang
TNI AU memiliki pesawat tempur canggih sejak dulu. Pesawat-pesawat ini punya sejarah panjang dalam operasi militer.
TNI AU memiliki pesawat tempur canggih sejak dulu. Pesawat-pesawat ini punya sejarah panjang dalam operasi militer. Sekarang, kondisi pesawat-pesawat itu tentu sudah tidak terpakai lagi.
Pesawat tempur ini juga pernah dipakai dalam perang pada massanya. Berikut deretan pesawat tempur milik TNI yang pernah diterjunkan dalam perang:
-
Apa saja alutsista baru yang diterima TNI AU untuk menambah kekuatan pertahanan? TNI AU telah menerima alutsista baru sebanyak delapan unit Helikopter H225M, lima unit pesawat angkut C-130 J Super Hercules buatan Lockheed Martin, lima unit pesawat jenis NC-212i buatan PT Pindad Indonesia (PTDI), delapan unit drone tempur CH-4 buatan China, serta Radar RAT-31 DL/M.
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Apa yang nyaris digunakan oleh TNI AU sebagai pesawat tempur? Jet tempur terbaru itu nyaris memperkuat TNI AU. Batal di saat-saat terakhir.
-
Apa yang akan di miliki TNI AU dalam waktu dekat? Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Mohammad Tonny Harjono menyebutkan TNI AU segera memiliki pesawat nirawak baru yang akan melengkapi alat utama sistem senjata (alutsista) nasional.
-
Kapan Sesko TNI AU resmi didirikan? Seskoau resmi didirikan pada tanggal 1 Agustus 1963.
-
Bagaimana kemampuan TNI AU saat itu dibandingkan dengan negara tetangga? “Negara-negara tetangga pada tahun 1962, belum memiliki pesawat tempur supersonik seperti MiG-21,” tulis Marsekal Muda (Pur) Wisnu Djajengminardo.Hal itu dimuat dalam biografinya Kesaksian Kelana Angkasa yang diterbitkan Angkasa Bandung.
B-25 Mitchell
Pesawat tempur B-25 Mitchell adalah Pesawat pembom bermesin kembar kelas menengah ini dibuat North American Aviation dan banyak digunakan sejumlah angkatan udara sekutu. Pesawat ini sering digunakan dalam berbagai misi pemboman udara selama berlangsungnya Perang Dunia II dan tetap digunakan selama dua dekade.
TNI AU mendapatkan pesawat ini secara gratis dari Angkatan Udara Belanda (RNLAF). Bersama 26 Invader, keduanya menjadi kekuatan inti dari Skadron 1 AURI. B-25 langsung ditugaskan untuk menjalani sejumlah operasi militer di seluruh Tanah Air. termasuk pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS), PRRI/Permesta hingga mendukung Operasi Seroja yang berlangsung pada 1975.
Secara spesifikasi, pesawat ini diawaki enam orang kru. Bermesin Wright R-2600-92 Twin Cyclone 14-silinder air-cooled radial engine, B-25 mampu melesan hingga 272 mph, atau 438 km per jam. Pesawat ini dilengkapi senapan mesin kaliber 12.7 mm dan kanon T13E1 kaliber 74 mm, serta high velocity aircraft rockets (HVAR) kaliber 127 mm. Bom yang dapat dibawa mencapai 1.360 kg.
P-51 Mustang
P-51 Mustang adalah sebuah pesawat petarung jarak jauh buatan pengintai (reconnaissance aircraft) Amerika Serikat. Pesawat ini menjadi salah satu pesawat tempur terbaik pada perang dunia II. P-51 Mustang pernah dipakai terbang di atas kota Ambon, saat itu kekuatan Angkatan Udara Revolusioner milik Perjuangan Rakyat Semesta menguasai langit Indonesia Timur. Mereka kerap melakukan penyerangan pada kota-kota yang setia pada Soekarno.
Disebutkan saat itu Kapten Udara Ignatius Dewanto sedang berada di Lapangan Terbang Liang. Saat itulah dia menerima laporan ada pesawat B-26 Invader yang menyerang Kota Ambon. Dewanto bergerak cepat. Dia segera memacu pesawat P-51 Mustang terbang mencari musuh. Demikian ditulis dalam buku Bakti TNI Angkatan Udara 1946-2003.
Di atas Kota Ambon, Dewanto melihat kerusakan akibat serangan pesawat udara. Namun dia tidak menemukan B-26 buruannya. Setelah bergerak ke arah Barat, Dewanto baru melihat B-26 itu. Rupanya pesawat yang dipiloti Allan Lawrence Pope itu hendak menyerang konvoi Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI).
Dewanto segera menyerang pesawat musuh itu dengan senapan mesin 12,7 mm dan roket hingga terbakar. Allan Pope menyuruh juru radio Hary Rantung menyelamatkan diri lebih dulu. Saat Pope melompat, kakinya terbentur sayap pesawat hingga patah.
Pesawat OV-10 Bronco
Pesawat OV-10 Bronco menjadi andalan TNI AU pada massa itu. OV-10 pernah dipakai dalam operasi militer ke Timor Timur pada tahun 1976. OV-10 Bronco pernah memberikan bantuan tembakan udara (BTU) saat Operasi Seroja melawan pasukan Fretilin di Timor-Timur.
OV-10 Bronco mampu terbang pada kecepatan sekitar 560 km/jam, memuat bahan peledak eksternal seberat 3 ton, dan mampu terbang tanpa henti selama 3 jam atau lebih. Dalam banyak kejadian, pesawat ini mampu terbang baik hanya dengan menggunakan satu mesin.
OV-10 Bronco dilengkapi empat senapan mesin kaliber 7,62 mm, bom jenis ZAB, MK-28, OFAB, seberat 750 kg; dan bisa disiapkan dengan peluncur roket FFAR. OV-10 Bronco mampu beroperasi dari landasan pendek dan landasan rumput serta dilengkapi kursi pelontar. Untuk melindung pilot dan navigator dari terjangan peluru lawan, kanopi depan dan lantai dasar OV-10-Bronco ditambah lapisan anti-peluru.
(mdk/has)