Mengenang Setahun Tragedi Bom di Surabaya
Peristiwa bom bunuh diri menimpa beberapa gereja waktu itu tak hanya membunuh pelaku dan korban warga Surabaya lainnya, namun juga membawa luka fisik dan trauma yang mendalam bagi yang masih hidup hingga kini.
Tepat setahun sudah peristiwa memilukan itu mengoyak hati warga Surabaya. Peristiwa bom bunuh diri menimpa beberapa gereja waktu itu tak hanya membunuh pelaku dan korban warga Surabaya lainnya, namun juga membawa luka fisik dan trauma yang mendalam bagi yang masih hidup hingga kini.
Setidaknya, perasaan ini lah yang sempat mendera Ipda Ahmad Nurhadi, salah satu anggota Polri yang terluka akibat peristiwa bom yang terjadi di Gereja Santa Maria Tak Bercela (SMTB).
-
Kapan Pertempuran Surabaya terjadi? Tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan Nasional untuk mengenang jasa-jasa para pahlawan, terutama orang-orang yang terlibat dalam peristiwa Pertempuran Surabaya pada 10 November 1945.
-
Kapan Kirab Kebo Bule di Surakarta diadakan? Surakarta memiliki tradisi pada perayaan malam 1 Suro atau bisa disebut malam tahun baru Hijriah.
-
Dimana Pertempuran Surabaya terjadi? Pertempuran ini adalah perang pertama pasukan Indonesia dengan tentara asing setelah proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan menjadi pertempuran terbesar dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia melawan kolonialisme.
-
Kapan pertempuran hebat di Surabaya terjadi? Pada hari ini tepat 78 tahun yang lalu terjadi pertempuran besar di Surabaya yang menewaskan sekitar 20.000 rakyat setempat.
-
Kenapa Soetomo berpesan untuk dimakamkan di Surabaya? Ia ingin dimakamkan di Surabaya agar senantiasa dekat dengan masyarakat kota itu.
-
Apa yang dilakukan Anies dan Cak Imin di Surabaya? Baru-baru ini, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) mengumumkan deklarasi sebagai pasangan Capres dan Cawapres 2024. Deklarasi itu diumumkan pada Sabtu, (2/9) di Hotel Majapahit, Surabaya.
Akibat kejadian itu, kini kedua matanya tak lagi bisa melihat indahnya dunia. Bahkan ia juga harus mengenakan kursi roda ketika hendak pergi ke mana-mana. Beruntung ia memiliki istri Nunung Ifana dan teman yang masih setia menemaninya.
Dalam memorinya, tanggal 13 Mei adalah hari terkelam dalam sejarah hidupnya. Saat itu, dengan pakaian dinas, ia sedang menunaikan tugas sebagai anggota Polri.
"Saya waktu itu sedang ada di pos bagian selatan pintu masuk gereja. Di depan pos itu ada meja kursi," kenangnya, Senin (13/5).
Ia menambahkan, tidak ada yang menyangka jika pada hari itu akan terjadi peristiwa besar yang bakal mengubah hidup banyak orang, termasuk dirinya. Sebab, sebagaimana biasanya, ia pun melakukan pengamanan rutin.
"Tanggal 13 Mei adalah peristiwa kelam bagi Surabaya, siapapun tidak menginginkan hal itu," ujarnya lirih.
Tak ada tanda-tanda bakal ada peristiwa besar. Ipda Ahmad yang tengah berjaga saat itu, tak sempat melihat pelaku bom bunuh diri masuk dan langsung meledakkan diri tak jauh dari tempatnya berada. "Saat pelaku masuk, kita sedang duduk dan langsung meledak, kita enggak ada yang menyangka," katanya.
Namun, kenangan pahit itu telah diikhlaskannya. Ia bahkan mengaku telah memaafkan kejadian yang merenggut kedua matanya itu. Ia bahkan berpesan pada masyarakat, agar tetap waspada dengan mengingat kejadian itu.
"Tetap waspada di lingkungan masing-masing biar kejadian itu tidak terjadi lagi. Saya sudah ikhlas dan memaafkan. Biar yang maha kuasa yang mengadili," pungkasnya.
Ipda Ahmad merupakan satu dari sekian korban peristiwa bom di gereja SMTB. Untuk memperingati satu tahun peristiwa kelam tersebut, kini ratusan orang berkumpul dalam momentum satu tahun peristiwa bom di gereja SMTB.
Ratusan orang dari berbagai ras, suku, maupun agama, semuanya duduk bersama saling tegur sapa. Ratusan orang tersebut terdiri dari beberapa elemen masyarakat yang turut memperingati peristiwa tersebut.
Kegiatan peringatan satu tahun peristiwa bom yang dipusatkan di Gereja SMTB, Ngagel Surabaya ini pun diawali dengan diskusi dan launching buku.
Kemudian, disusul dengan buka bersama yang disediakan oleh pihak gereja bagi umat muslim yang menjalankan puasa ramadan. Suasana kerukunan terjalin dan bersatu dalam kegiatan bertajuk pentas seni lintas agama.
Pada 13 Mei 2018 lalu, Surabaya digoncang bom. Satu keluarga yang dipimpin Dita Oepriarto dari Jamaah Ansharut Daulah melakukan serangan kepada tiga gereja di Surabaya.
Teror bom pertama diledakkan di Gereja Santa Maria Tak Bercela (SMTB), Ngagel; bom kedua meledak di Gereja Kristen Indonesia (GKI), Diponegoro; dan bom mobil yang dikendarai Dita meledak di Gereja Pantekosta di Jalan Arjuno. Keesokan harinya, Senin (14/5), satu keluarga dengan dua sepeda motor diketahui meledakkan diri di penjagaan Mapolrestabes Surabaya.
Baca juga:
Korban Bom Surabaya akan Dapat Kompensasi Rp 1,18 Miliar
5 Peristiwa Paling Besar Sepanjang 2018
Polri klaim penangkapan ratusan terduga teroris Pascabom Surabaya sesuai prosedur
Kapolrestabes Surabaya berang soal peringatan keamanan dari Australia
Napi teroris bom Surabaya meninggal di Lapas Nusakambangan
Potret Peristiwa Menghebohkan di Indonesia Sepanjang 2018
23 Tersangka teroris di Jatim diboyong ke Jakarta