Menghadap Danrem Kupang, Joni si Bocah Merah Putih akan Diterapi Khusus untuk Tambah Tinggi Badan
Joni langsung mendatangi Makorem 161 Wirasakti Kupang untuk bertemu Danrem Brigjen TNI Joao Xavier Barreto Nunes.
Yohanes Ande Kala alias Joni Bocah Merah Putih tiba di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) Rabu (7/8) pagi. Joni langsung mendatangi Makorem 161 Wirasakti Kupang untuk bertemu Danrem Brigjen TNI Joao Xavier Barreto Nunes.
Saat berbincang dengan Joni, Joao Xavier Barreto Nunes memaparkan aturan baku yang harus ditaati oleh seorang calon Bintara, Tamtama maupun Akmil. Bukan hanya Joni, sejumlah calon bintara maupun tamtama lainnya juga dinyatakan tidak lolos.
- Sosok Brigjen TNI Joao Xavier, Jenderal Bintang 1 yang Akan Membina Joni Si Bocah Merah Putih jadi Tentara 'Kita Akan Terapi'
- Gagal Masuk TNI, Joni Pemanjat Tiang Bendera Diundang Danrem Wirasaki Kupang
- Cerita Joni 'Bocah Merah Putih' Ditelepon & Diminta Menghadap Dandim Hingga Ajenrem usai Kabar Gagal Tes TNI Viral
- Mengenal Jenderal Joao Xavier Barreto Nunes, Putra Timor-Timur jadi Danrem 161/Wirasakti Kupang
"Negara ini begitu baik memperhatikan orang di daratan Timor makanya syarat dasar minimal 163 centimeter, tapi di Atambua diturunkan menjadi 160 centimeter, negara sudah membantu kita jadi kita harus berjuang untuk diri kita sendiri," jelasnya, Rabu (7/8).
Menurut Joao Xavier Barreto Nunes, nilai psikologi seorang calon TNI AD harus rata-rata 130, namun untuk wilayah NTT diturunkan menjadi 40, sehingga para calon anggota TNI AD sangat terbantu jika punya kemauan dan kemampuan.
Wejangan Danrem untuk Joni
Setelah dilantik jadi Danrem, Joao Xavier Barreto Nunes bertemu Joni untuk memberikan motivasi jika ingin menjadi seorang anggota TNI.
"Pada tanggal 23 Maret saya melaksanakan kunjungan pertama ke Atambua. Saya ketemu Joni, saya sampaikan bahwa kalau mau jadi tentara harus siapkan diri dengan baik," ungkapnya.
Dia menjelaskan, TNI AD memerlukan orang-orang yang berkompeten dan profesi sehingga bisa mengawaki TNI hingga titik darah penghabisan, sehingga tidak ada orang lain yang membantu selain diri sendiri.
"Tidak ada yang bisa membantu kita kecuali diri kita sendiri dan Tuhan jadi kita harus berdoa dan berusaha," jelasnya.
Joao Xavier Barreto Nunes mengungkapkan, Joni tidak lulus tes TNI AD karena tinggi badannya hanya 155,8 centimeter. Bahkan banyak yang kemarin ikut tes dengan tinggi badan 162'9 centimeter pun dinyatakan tidak lulus.
Joni akan Diterapi Khusus
Syarat dasar minimal tinggi badan itu 163 centimeter. Karena itu, Joni akan diterapi di Korem 161 Wira Sakti Kupang. Dia berharap tinggi badan Joni bisa bertambah satu atau dua minggu ke depan.
"Yang jelas tanggung jawab saya sebagai Danrem untuk membina. Selama ini Joni telah dibina oleh Kodim, mungkin belum optimal maka saya akan optimalkan. Ini menjadi perhatian khusus," jelas Danrem.
"Bukan berarti Joni ada perhatian khusus jadi gampang, enggak, tetap harus memenuhi syarat-syarat standar. Joni ini baru usia 19 tahun, jadi ketika umur 20 tahun ada tes, 21 tahun juga ada dan maksimal mengikuti tes itu usia 22 tahun," tambah Joao Xavier Barreto Nunes.
Joao Xavier Barreto Nunes menegaskan, Joni masih mempunyai kesempatan mengikuti tes TNI AD di tahun melalui jalur khusus di Universitas Pertahanan.
"Tesnya tanggal 27 Agustus 2024. Mudah-mudahan kita arahkan ke sana sesuai dengan bidang yang ada di sana," tutupnya.