Menghilang, pemuda asal Magelang diduga jadi pengikut Gafatar
Sejak November 2015, keluarga kesulitan menghubungi korban.
Suasana haru dan sedih menimpa Siti Sugiarti, warga Perumahan Lembah Asri, Desa Mantenan, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Anak pertamanya, Adi Kurniawan (27) sudah sekitar empat bulan lalu pergi dari rumah dengan alasan diterima bekerja di sebuah perusahaan biro iklan di Jakarta.
Namun, sejak pertengahan November kemarin hingga saat ini pihak keluarga tidak dapat menghubunginya. Pihak keluarga menduga kuat bahwa Adi bergabung dengan organisasi Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) yang telah diikutinya sekitar setahun yang lalu.
"Awalnya pertengahan Oktober, itu pamitnya mau bekerja di Jakarta, setelah dia cerita sama saya mau setelah melihat pameran di JEC. Katanya diterima di salah satu biro iklan di Jakarta. Kemudian saya tanya itu rekomendasi dari mana, dia menjawab dari UGM. Terus saya mantep tetapi saya curiganya karena dia itukan ikut organisasi itu (Gafatar). Waktu itu saya mau ngantar ke Jakarta tapi dia tidak mau," ungkap Siti Sugiyarti kepada merdeka.com Selasa (12/1).
Dugaan itu muncul usai mencuatnya pemberitaan soal Gafatar di beberapa media masa. Ditambah, dahulu pemuda lulusan Akademi Komputer Yogyakarta tahun 2014 itu sering membawa pulang tabloid tentang Gafatar.
"Pertengahan November tepatnya waktu itu. Sampai sekarang saya bel tu saya acak, pagi malam. Jam satu, jam tiga. Kadang kelingan (teringat) anak saya teko tak bel tetapi yo ga aktif. Saya sms mesti tunda. Saya telpon ga aktif. Gafatar! Waktu itu Gafatar itu karena sering bawa buletin," ungkapnya.
Sugiyarti yang merupakan anggota pengajian ibu-ibu Muhammadiyah yang biasa disebut Aisyah itu melaporkan kejadian itu ke pengurus organisasi Muhammadiyah. Sebab selama ini dirinya aktif menjadi anggota pengajian ibu-ibu Aisyah Muhammadiyah.
"Saya lapor ke organisasi Muhammadiyah, karena saya dari muda ikut organisasi itu. Saya lapor kesana dengan alasan anak saya akedahnya melenceng, itu dasarnya tadi. Rencana saya cuma minta tolong dengan Muhammadiyah di Kabupaten. Saya melaporkan secara pribadi," ujarnya.
Ibu Adi Kurniawan sampai kini hanya bisa memohon kepada anak sulungnya itu supaya sadar. Kemudian juga berharap anaknya yang sangat dia cintai itu untuk sadar dan kembali ke jalan yang benar.
"Akedahnya diluruskan to nang. Cepet pulang, balik ke jalan Allah. Yang sudah ya sudah diperbaiki lagi dan untuk pimpinan Gafatar jangan merusak generasi muda. Kasihan generasi muda dirusak. Indonesia mau jadi apa masa depannnya? Hidup kan cuma sekali, iya agar segera pulang, menata hidupnya lagi le," pungkasnya.
Pihak keluarga sampai kini belum melaporkan kasus hilangnya anak pertama dari empat bersaudara tersebut ke pihak kepolisian. Namun, baru sekedar melaporkan ke pengurus Muhammadiyah yang ada di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.