Menguak Misteri Pelaku Penusukan Mata Siswi SD di Gresik Hingga Menyebabkan Kebutaan
Kejadian itu juga membuat korban hingga belum banyak cerita perihal pelaku dan kejadian yang dialami.
Kasus ini masih terus didalami kepolisian. KemenPPA juga turun tangan.
Menguak Misteri Pelaku Penusukan Mata Siswi SD di Gresik Hingga Menyebabkan Kebutaan
Teka-teki siapa pelaku penusukan mata siswi SD di Gresik, Jawa Timur hingga kini masih misterius. Apakah orang luar sekolah, teman korban, atau pun pihak lain, hingga kini masih diselidiki kepolisian.
Pihak sekolah terkesan menutup-nutupi perkara yang memiriskan hati setiap wali murid ini. Kepala Sekolah SD tempat korban bersekolah, Ummi Latifah saat ditemui wartawan memilih untuk tidak menjawab semua pertanyaan awak media.
Ia berdalih memiliki hak tidak menjawab untuk menghindari pertanyaan wartawan.
"Sorry-sorry, saya punya hak untuk tidak menjawab," ucapnya singkat.
- Keji, 3 Pemuda di Serang Cekoki Siswi SMP dengan Miras Lalu 'Digilir' di Lapangan Bola & Bengkel
- Sakit Hati Nilai UTS Jelek, Seorang Siswa di Demak Nekat Bacok Guru
- Momen Anies Baswedan Dipijat di Kasur oleh Makhluk Berbulu Lebat, Sosoknya Gemesin Banget Tapi Bukan Manusia
- Kasus Mata Siswi SD Ditusuk, Pengacara Korban Sebut Kepsek Halangi Penyidikan & Desak Tersangka
Aksi bungkam sang kepala sekolah ini sejak awal sudah dirasakan oleh orang tua korban.
Hal ini semakin memunculkan tanda tanya publik terkait siapa pelaku penusukan dan apa benar motif yang beredar karena tak diberikan uang.
CCTV Dirahasiakan Sekolah
Samsul Arif, orang tua korban, menuturkan, dia bersama istrinya sempat minta pihak sekolah untuk menunjukkan kamera CCTV yang dipasang di sekolah untuk mengetahui siapa pelaku sebenarnya. Namun pihak sekolah justru terkesan menutup-nutupi kejadian yang menimpa putrinya.
"Saya sudah minta tolong pihak sekolah untuk menunjukkan kamera CCTV tapi tidak boleh, padahal saya ingin tahu siapa pelakunya,” ungkapnya.
Arif mengaku sudah dimediasi bersama pihak sekolah dan Babinsa Polsek Menganti. Hasilnya, waktu itu dijanjikan akan dibuka bersama kamera CCTV di sekolah, dengan disaksikan pihak guru dan petugas kepolisian tapi dibatalkan.
Setelah didesak lagi, rekaman kamera CCTV akhirnya ditunjukkan kepada Arif. Namun anehnya, bukan rekaman saat kejadian mata putrinya ditusuk. Melainkan rekaman lain di tanggal yang berbeda.
"Setelah saya minta lagi memang ditunjukkan, namun bukan rekaman kejadian. Namun, rekaman lain, katanya pas kejadian rekamannya tidak ada," tegas dia.
Atas kejadian tersebut, Arif kemudian melapor ke Polres Gresik pada Senin (28/8). Dia pun menyampaikan apa yang telah menimpa putrinya.
Kini, laporan Arif tengah ditindak lanjuti oleh polisi. Status kasus yang awalnya penyelidikan, kini naik menjadi penyidikan. Meski butuh satu bulan untuk polisi menyatakan kasus ini butuh disidik lebih lanjut. Polisi sudah melakukan penyitaan terhadap sejumlah barang bukti. Termasuk di antaranya adalah DVR (Digital Video Recorder) dari CCTV sekolah.
Kasatreskrim Polres Gresik AKP Aldhino Prima Wirdhan mengatakan, polisi terus mendalami kasus siswi SD di Gresik ini. Polisi memastikan CCTV di sekolah tidak rusak dan rekamannya saat ini tengah diteliti di laboratorium forensik Polda Jatim untuk mencari pelaku penusukan.
"Sudah kita sita DVR CCTV dan baju korban waktu kejadian," tegasnya.
Meski CCTV masih berfungsi, akan tetapi rekaman pada saat kejadian disebutnya sudah tidak ada karena kapasitas rekaman DVR yang kecil. Sehingga, secara otomatis, file yang lama akan ditumpuk oleh file yang baru.
"Waktu kami sita memang rekaman saat kejadian sudah tidak ada. Karena kapasitas rekaman DVR hanya 12 hari jadi sudah tertumpuk-tumpuk (file gambar). Kalau DVR itu kan tergantung kapasitas, ada yang satu tera besar, dan ini mungkin hardisk yang pakai sekolah ini kecil, jadi hanya maksimal 12 hari."
Kata Kasatreskrim
@merdeka.com
Untuk membongkar file gambar pada saat kejadian mata siswi SD tersebut ditusuk, pihaknya membawa DVR itu ke laboratorium forensik Polda Jatim.
"Maka itu tadi (kemarin) siang sudah kami bawa ke laboraturium forensik di Polda Jatim, kami masih menunggu hasilnya bagaimana dari forensik," tambahnya.
Diketahui, seorang siswi sekolah dasar (SD) di Kabupaten Gresik mengalami kebutaan mata secara permanen gara-gara ditusuk menggunakan gagang tusuk cilok. Mirisnya, pelaku diduga merupakan teman satu sekolahnya yang berniat untuk memalak korban.
Informasi yang dihimpun menyebutkan, korban yang berusia 8 tahun itu mengalami kebutaan pernanen pada mata sebelah kanannya. Kejadian itu sendiri, terjadi pada 7 Agustus lalu.
Kala itu, siswi tersebut tengah mengikuti lomba 17 agustusan yang digelar oleh guru di halaman sekolah. Namun, ia tiba-tiba didatangi dan ditarik oleh anak tak dikenal ke suatu tempat disekitar sekolahnya.
Saat itulah korban dipalak dan dimintai uang dengan paksa oleh anak yang tidak dikenal tersebut. Namun karena tidak mau menuruti, pelaku akhirnya emosi dan melakukan penganiayaan kepada korban hingga mata sebelah kanan mengalami cedera akibat ditusuk dengan menggunakan tusuk cilok.
Mengetahui peristiwa itu, orang tua korban langsung membawa putrinya ke rumah sakit Cahaya Giri Bringkang. Namun, oleh rumah sakit setempat, korban dirujuk lagi ke RS Dr. Soetomo Surabaya dan menjalani pengobatan hingga saat ini.
Samsul Arif, orangtua korban, menuturkan hasil pemeriksaan pihak rumah sakit menyatakan ada syaraf mata putrinya di sebelah kanan yang sudah tidak lagi berfungsi.
"Sudah sebulan anak saya tidak sekolah, mata kanannya kalau dilihat seperti normal, tapi sebenarnya tidak bisa melihat akibat ditusuk sunduk pentol (cilok). Anaknya masih trauma seperti ketakutan jadi tidak mau bicara banyak."
Kata orangtua korban lirih.
@merdeka.com