Menkes Geram Kasus Perundungan Mahasiswa PPDS: Bukan Hanya Pintar tapi Harus Berakhlak Mulia
Kemenkes saat ini menerima 1000 laporan dugaan perundungan pada mahasiswa PPDS dari berbagai universitas.
Kasus perundungan yang terjadi di Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) terus mendapatkan perhatian di Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Kemenkes saat ini menerima 1000 laporan dugaan perundungan pada mahasiswa PPDS dari berbagai universitas.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa perundungan atau bullying sudah ada sejak puluhan tahun lalu. Budi Gunadi menilai bahwa bullying bukanlah cara yang baik untuk mendidik dokter.
- Empat Bulan Berlalu, Polisi Belum Tetapkan Tersangka Kasus Kematian Mahasiswa PPDS Undip
- Komisi II Setujui PKPU Pilkada Akomodir Putusan MK: Terima Kasih Adik-adik Mahasiswa
- KPU Yakin Pemungutan Suara Ulang Pileg Tak Ganggu Pendaftaran Pilkada 2024
- Dua Petugas KPPS di Makassar Meninggal Diduga Kelelahan dan Sesak Napas, Lima Orang Dirawat
"Ini (bullying) sudah ada puluhan tahun. Menurut saya itu bukan cara yang baik mendidik para dokter-dokter kita," kata Budi Gunadi di Universitas Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta, Rabu (4/9).
Budi Gunadi meminta praktik bullying dipendidikan kedokteran ini harus dihilangkan. Ke depan Budi Gunadi mengungkapkan akan mengedepankan pola pendidikan yang berbudaya dan berakhlak.
"Kita hilangkan metode seperti ini (bullying). Budaya seperti ini (bullying). Kita bangun budaya yang benar-benar berakhlak. Aku tadi diajari sama Pak Haedar (Nashir). Bukan hanya pintar tapi juga harus berakhlak mulia," urai Budi Gunadi.
Untuk menangani kasus perundungan ini, Budi Gunadi menegaskan akan menyerahkannya kepada pihak kepolisian. Nantinya apabila ada temuan kesalahan di kasus dugaan perundungan maka akan diproses sesuai hukum yang berlaku di Indonesia.
"Nanti akan lakukan itu ke polisi. Supaya memang kalau benar kita jaga. Kalau salah harus dihukum," urai Budi Gunadi.
"Di Indonesia, itu biasanya kalau suruh menghukum itu yang susah. Itu akibatnya sistem yang ada tidak pernah jalan," imbuh Budi Gunadi.