Menkes: Lebih dari 5.000 Aparat TNI-Polri Siap Jadi Tracer Covid-19
Mereka akan menambah jumlah tracer yang sudah dipersiapkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyebut saat ini ada lebih dari 5.000 anggota TNI-Polri yang siap menjadi tracer atau orang yang melakukan pelacakan pasien Covid-19. Mereka akan menambah jumlah tracer yang sudah dipersiapkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
"InsyaAllah di hari Senin nanti sudah lebih dari 5.000 TNI dan Polri, aparat yang sudah kita train untuk menjadi tracer melengkapi atau menambahkan sekitar 5.000 tracer yang sudah dipersiapkan oleh BNPB," jelas Budi Gunadi dalam konferensi pers di Youtube BNPB, Sabtu (20/2).
-
Siapa yang kagum dengan kekuatan TNI? Gamal Abdul Nasser Adalah Sahabat Dekat Presiden Sukarno Keduanya menjadi pelopor gerakan Non Blok. Karena dekat, Nasser bicara terus terang pada Presiden Sukarno.
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Apa yang terjadi pada kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Kasus Covid-19 meningkat di Ibu Kota menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
-
Kapan TNI dibentuk secara resmi? Sehingga pada tanggal 3 Juni 1947 Presiden Soekarno mengesahkan secara resmi berdirinya Tentara Nasional Indonesia (TNI).
-
Di mana ledakan gudang amunisi TNI terjadi? Lokasi ledakan Gudang Amunisi Daerah (Gudmurad) Desa Ciangsana, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (30/3) lalu menyisakan pertanyaan.
-
Siapa sosok penemu ransum TNI? Pencipta ransum TNI ternyata bukanlah seorang tentara, melainkan seorang dokter.
Dia menegaskan, pemerintah berkomitmen menerapkan strategi pencegahan penularan Covid-19 dari hulu. Salah satunya dengan menguatkan upaya 3T, yakni: testing, tracing (pelacakan kontak), dan treatment (perawatan).
Untuk meningkatkan testing, Budi mengatakan, saat ini proses pendistribusian perangkat rapid test antigen ke puskesmas di seluruh Indonesia. Dengan perangkat itu, petugas puskesmas diharapkan dapat langsung melakukan tes kepada mereka yang dianggap suspek atau kontak erat pasien Covid-19.
"Diharapkan lebih banyak yang kita bisa identifikasi dini untuk mengurangi laju penularan dan juga menurunkan positivity rate," katanya.
Selain itu, Kementerian Kesehatan juga akan bekerja sama dengan para gubernur agar masyarakat yang dinyatakan positif Covid-19 dapat langsung diisolasi. Ini untuk mencegah penularan virus corona semakin meluas.
"Mudah-mudahan dengan koordinasi kita semua, kita bisa terus menurunkan laju penularan ini sehingga kita bisa kembali hidup normal," ujar Budi Gunadi.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengungkap jumlah tracer atau orang yang melakukan pelacakan pasien Covid-19 di Indonesia tak sampai 5.000. Dari jumlah itu, sebanyak 1.600 tracer berada di DKI Jakarta.
"Saya kaget waktu dapat laporan jumlah tracer kita tidak sampai 5.000 seluruh Indonesia dan hampir 1.600 lebih ada di DKI," tutur Muhadjir dikutip dari siaran persnya, Minggu 13 Februari 2021.
Dia menekankan pentingnya testing, tracing (pelacakan kontak), dan treatment (perawatan) atau 3T. Apabila 3T betul-betul dilakukan dengan baik, maka mampu menekan laju penularan Covid-19.
"Jadi sebetulnya memang selama ini, kalau dilihat dari jumlah tracernya, kita belum melakukan upaya 3T yang serius," ucapnya.
Reporter: Lizsa Egeham
Baca juga:
Menkes Sebut Mobilitas Selama Liburan Tahun Baru Imlek Tak Terlalu Tinggi
Menkes Prediksi Angka Positif Kasus Covid Pada Imlek Tak Setinggi Libur Sebelumnya
Jokowi Ingin Vaksinasi Covid Selesai Akhir Tahun: Kita Memiliki 39.000 Vaksinator
Pemerintah Perpanjang PPKM Mikro sampai 8 Maret 2021
Pemerintah Ajak China Deteksi Virus Covid-19 di Produk Perikanan RI
20 Februari: Bertambah 203, Total 3.677 Pasien Covid-19 Dirawat di RSD Wisma Atlet