Menkes: Penguatan SDM Bioteknologi Bisa Tingkatkan Resiliensi Kesehatan
"Kemajuan peralatan teknologi tidak akan cukup dalam pengembangan bioteknologi khususnya untuk meningkatkan resiliensi kesehatan," kata Budi.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebutkan penguatan sumber daya manusia (SDM) di bidang bioteknologi di Indonesia mampu meningkatkan resiliensi sektor kesehatan secara nasional.
Hal itu disampaikannya saat membuka acara 'Training of Trainers' yang dihelat Ikatan Program Studi Bioteknologi Indonesia (IPSBI) menggandeng salah satu pihak swasta di industri teknologi kesehatan.
-
Siapa yang menjenguk Budiono? Dalam kesempatan itu, Kepala Dinas Sosial Kota Semarang, Heroe Soekandar, menjenguk dan memberi bantuan sembako serta kasur untuk Budiono.
-
Kapan Adi Suryanto meninggal? Kabar duka datang dari salah satu instansi pemerintah, Lembaga Administrasi Negara (LAN). Kepala LAN, Prof Dr. Adi Suryanto, meninggal dunia di Yogyakarta pada Jumat (15/12).
-
Siapa Serda Adhini? Serda Adhini telah menunjukkan keberaniannya dalam menghadapi berbagai tantangan yang dihadapinya. Ia telah menjalani pendidikan khusus pramugari RI 1 di Garuda Indonesia Training Center selama 3 bulan Prestasinya di dunia pertahanan dan keamanan negara telah mendapat banyak pujian dari netizen.
-
Dimana Serda Adhini bertugas? Belakangan, ia bahkan dipilih untuk menjadi pramugari pesawat kepresidenan Republik Indonesia, yang seringkali membawa Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin, serta sejumlah menteri dalam tugas-tugas antar pulau dan negara.
-
Kapan Sujadi memulai budidaya kepiting bakau? Sudah 30 tahun lamanya Sujadi, pria asal Desa Ori, Kecamatan Kuwarasan, Kebumen, menjadi pembudi daya ikan air tawar.
-
Kenapa KEK Singhasari penting? KEK Singhasari berkonsentrasi pada platform ekonomi digital untuk bersinergi dengan perkembangan antara bisnis pariwisata dan ekonomi digital.
"Kemajuan peralatan teknologi tidak akan cukup dalam pengembangan bioteknologi khususnya untuk meningkatkan resiliensi kesehatan. Justru aset terpenting yang harus kita jaga serta kita tingkatkan adalah kualitas SDM," kata Budi, Jumat (14/10).
Budi menyebutkan bioteknologi selalu erat hubungannya dalam perkembangan dunia kesehatan, mulai dari menghadirkan produk pencegahan penyakit hingga penguatan kesehatan.
Terutama di masa pandemi Covid-19, berkat adanya bioteknologi penanganan untuk mengendalikan SARS-CoV-2 menjadi lebih efektif.
Para peneliti bioteknologi dalam waktu yang padat berhasil mengembangkan vaksin dengan memanfaatkan informasi genetik patogen dan kini dikenal dengan vaksin mRNA (messenger RNA). Padahal jika berkaca pada metode konvensional, pembuatan vaksin bisa memakan waktu yang panjang hingga 10 tahun.
Perkembangan teknologi yang begitu cepat tentunya memang membantu perkembangan sektor kesehatan. Namun itu semua tidak cukup jika tidak dibarengi dengan kapasitas memadai dari talenta yang mengerjakannya.
Untuk itu, dia berharap agar para peneliti maupun talenta bioteknologi di Indonesia dapat ikut menciptakan inovasi yang dapat berguna untuk ketahanan kesehatan nasional.
"Diperlukan talenta terbaik Indonesia yang mampu memanfaatkan teknologi ini, memanfaatkan datanya, menciptakan pembaruan, dan menjadikannya produk yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat," katanya, dilansir dari Antara.
Dia juga berharap agar setelah meningkatkan kapasitas, para talenta bioteknologi di Indonesia bisa membagikan ilmunya ke individu lainnya dengan demikian akan lebih banyak ide dan ilmu yang bisa dikembangkan di masa mendatang.
(mdk/tin)