Menko Polhukam Hadi Tjahjanto: Penggelembungan Suara PSI Baru Spekulasi, Harus Dibuktikan
Hadi Thahjanto menilai, anggapan lonjakan suara PSI yang tak lazim hanya spekulasi.
Hadi menyebut, jika ada tudingan penggelembungan suara untuk PSI mesti dibuktikan. Sebab, hal ini masih sekadar asumsi.
- Menko Polhukam: Matra Siber Adalah Perang Pikiran
- Menko Hadi Minta TNI-Polri Waspada Pelaksanaan Pilkada 2024: Biasanya Dua Kali, di Daerah dan MK
- Menko Polhukam Hadi Tjahjanto Janji Jaga Situasi Pemilu 2024 Tetap Kondusif
- Usai Dilantik Jadi Menko Polhukam, Hadi Tjahjanto Janji Segera Selesaikan Kasus BLBI
Menko Polhukam Hadi Tjahjanto: Penggelembungan Suara PSI Baru Spekulasi, Harus Dibuktikan
Perolehan suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) melonjak signifikan dalam beberapa hari belakangan. Dugaan manipulasi suara pun mencuat.
Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Hadi Thahjanto menilai, anggapan lonjakan suara PSI yang tak lazim hanya spekulasi. Baiknya, dia meminta para pihak menunggu hasil resmi KPU.
"Ya, kita lihat nanti hasil dari KPU aja ya, kan ini hanya spekulasi dulu, dan berita-berita itu juga kita dengar, kita lihat nanti hasilnya dari KPU," kata Hadi ditemui di Kantor Majelis Ulama Indonesia, Jakarta Pusat, Selasa (5/3).
Menurutnya, jika ada tudingan penggelembungan suara untuk PSI mesti dibuktikan. Sebab, hal ini masih sekadar asumsi.
"Nah itu kan harus dibuktikan dan masih diduga, kita asumsi kan," ucapnya.
Diketahui, perolehan suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) melonjak signifikan dalam beberapa hari belakangan. Dugaan manipulasi suara pun mencuat.
Tercatat, pada Kamis 29 Februari 2024 pukul 07.00 WIB, situs real count Komisi Pemilihan Umum (KPU) mencatat suara PSI masih di bawah 3 persen, tepatnya 2,85 persen, berdasarkan suara masuk 65,48 persen (539.043 dari 823.236 TPS).
Keesokan harinya, pada 1 Maret 2024 dari total suara yang masuk sebesar 65,62 persen, suara PSI menjadi 3 persen.
Terpantau, perolehan suara PSI terus merangkak naik ke angka 3,13 persen, berdasarkan data yang masuk pada Senin 4 Maret pukul 18.00 WIB sebanyak 65.86 persen (542.215 dari 823.236 TPS).
Perolehan suara PSI yang naik tajam tersebut hanya menyisakan kurang dari 1 persen untuk bisa tembus ambang batas parlemen 4 persen dan mendudukkan calegnya ke kursi DPR RI.
Melonjaknya suara PSI ini menjadi sorotan karena sebelumnya partai yang dipimpin putra bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep ini diprediksi lewat hasil quick count sejumlah lembaga survei tidak lolos ambang batas parlemen, dengan suara sekitar 2 sampai 2,5 persen.
Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Idham Holik menegaskan, tidak ada penggelembungan terhadap jumlah suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Dia menjelaskan, yang tidak akurat justru optical character recognition (OCR) atau teknologi yang mengekstrak teks dari gambar dalam membaca foto Formulir Model C1-Plano atau catatan hasil penghitungan suara Pemilu 2024.
"Di sini pentingnya peran serta aktif pengakses Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) untuk menyampaikan telah terjadinya ketidakakuratan tersebut," katanya.
Idham pun menegaskan Sirekap yang merupakan alat bantu penghitungan suara sudah sesuai dengan rekomendasi Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) terkait data C.Hasil plano yang harus diakurasi.
Selain itu, dia menekankan hasil resmi perolehan suara peserta pemilu sudah berdasarkan rekapitulasi yang dilakukan secara berjenjang.
"Mulai dari Panitia Pemilih Kecamatan (PPK), KPU Kabupaten/Kota dan KPU provinsi dan pada akhirnya pada level KPU RI, rekapitulasi tingkat nasional," kata Idham menjelaskan.
Adapun terkait mekanisme rekapitulasi penghitungan perolehan suara di PPK dilakukan dengan cara membuka kotak suara yang berisi formulir C.Hasil plano dan dibaca satu per satu.
Hasil pembacaan yang dilakukan oleh salah satu anggota PPK kemudian di-input dengan menggunakan file template formulir D.Hasil yang masih kosong. Kemudian, formulir hasil itu dikirim lewat Sirekap.
"Apabila ada gangguan, maka dikirim melalui email atau link cloud," ujarnya.