Menristekdikti Sebut Peneliti Indonesia Sudah Sejahtera
Nasir menerangkan bahwa dengan jumlah tersebut peneliti sudah sepatutnya sejahtera. Belum lagi perolehan yang didapat peneliti dari temuannya yang dipatenkan.
Menteri Riset dan Pendidikan Tinggi M. Nasir mengatakan, insentif yang diperoleh para peneliti sudah sangat luar biasa. Menurut mantan rektor Universitas Diponegoro itu, peneliti yang berhasil menerbitkan penelitiannya di jurnal terindeks internasional akan mendapatkan insentif bervariasi.
"Para peneliti sekarang insentifnya luar biasa. Kalau dia publikasi yang dia bisa (terindeks jurnal) internasional kalau dia di perguruan tinggi dapat ADL RP 20 atau 30 atau 50 hingga 100 juta," katanya saat dihubungi Liputan6.com, Senin (18/3).
-
Kapan Mohammad Nazir Datuk Pamoentjak wafat? Ia wafat di Bern, Swiss pada tanggal 10 Juli 1965 di usianya yang sudah 68 tahun.
-
Bagaimana Mohammad Natsir menunjukkan kesederhanaannya? Mobil Tua Natsir Sering Mogok Kadang Natsir sendiri yang belanja onderdil mobil dan memperbaiki sendiri mobil tuanya itu. Mobil Dinas Langsung Dikembalikan Pada saat menjabat perdana menteri, Natsir mendapat mobil dan sopir. Namun begitu masa jabatannya berakhir, beliau mengembalikan mandat pada Presiden Soekarno.Tak cuma itu, mobil dinasnya pun langsung dikembalikan ke kantor perdana menteri. Natsir santai saja pulang ke rumahnya naik sepeda.
-
Siapa Laksamana Muda Mohammad Nazir? Nama Mohammad Nazir Isa mungkin banyak orang yang tidak mengetahui siapa sosok yang satu ini.
-
Apa peran Mohammad Nazir Datuk Pamoentjak dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia? Dirikan Cabang JSB Ketika Nazir sudah lulus menempuh pendidikan HBS di Batavia, ia memang sudah memiliki keinginan untuk melanjutkan studi di Universitas Leiden. Namun, mimpinya ini terhalang oleh kapal ke Eropa sering terhalang akibat perang dunia. Sembari menunggu kondisi terkendali, Nazir menyempatkan kembali ke kampung halamannya untuk bertemu keluarga. Mendengar kepulangannya ke Solok membuat pengurus Jong Sumatranen Bond (JSB) mendorong dirinya untuk mendirikan cabang di Padang di Bukittinggi. Dorongan tersebut ia penuhi, kemudian Nazir menyempatkan berpidato di depan siswa sekolah menengah di Padang.Saat itulah ia berbicara soal pendirian kumpulan pemuda di Sumatera yang sudah terlambat dua tahun dari Jawa yang didirikan tahun 1915. Ketua Perhimpunan Indonesia Saat dirinya sudah berangkat menuju Belanda, di sana ia mengemban tugas sebagai Ketua Perhimpunan Indonesia. Saat itu ia ikut dalam kelompok pergerakan kemerdekaan Indonesia bersama dengan Moh. Hatta.Perjuangan kemerdekaan di luar negeri semakin melebar setelah lebih aktif menyuarakan kemerdekaan melalui majalah Indonesia Merdeka dan memperluas propaganda ke luar negeri Belanda. Kemudian, PI mengirim Nazir, Moh. Hatta, Ahmad Subardjo dan beberapa tokoh lainnya untuk menghadiri Kongres Internasional Menentang Kolonialisme yang berlangsung di Brussels, Belgia pada tahun 1927. Sempat Dipenjara Masih di tahun 1927, Nazir bersama Moh. Hatta, Ali Sastroamijoyo, dan Abdulmajid Djojohadiningrat dijebloskan ke penjara oleh Kerajaan Belanda karena gerakan kemerdekaannya yang semakin menggeliat. Mereka semua ditahan selama kurang lebih 5,5 bulan.
-
Kapan Mohammad Natsir menjabat sebagai Perdana Menteri? Mohammad Natsir Menjabat Menteri Penerangan dan Perdana Menteri Republik Indonesia Berbagai jabatan bergengsi yang dipegangnya tak membuat Natsir kaya raya. Hidupnya sederhana.
-
Bagaimana Muhammad Nezzal ditangkap? Remaja ini ditangkap tiga bulan yang lalu di Kabatiye, yang terkait dengan Jenin di Tepi Barat, dan menjadi "tahanan administratif" selama enam bulan.
Nasir menerangkan bahwa dengan jumlah tersebut peneliti sudah sepatutnya sejahtera. Belum lagi perolehan yang didapat peneliti dari temuannya yang dipatenkan.
"Kedua, royalti yg dibayarkan. Contohnya Ini yang sudah mendapatkan royalti ini Rp 450 juta pertahun. Sangat besar, sejahtera itu," ujarnya.
Hal yang sama dibenarkan oleh peneliti sekaligus dosen di Soedirman Center for Global Studies, Universitas Jenderal Soedirman, Dr. Agus Haryanto. Ia menyatakan, selama ini peneliti sudah diberikan insentif jika hasil penelitiannya masuk ke dalam jurnal internasional.
"Memang ada insentif, tapi bukan insentif penelitian, tapi hasil dari penelitian yang dijurnalkan dan terindeks Scopus," katanya saat dihubungi Liputan6.com, Senin (18/3).
Namun begitu, Agus mengungkapkan, insentif hanya diberikan bagi peneliti yang sudah melakukan penelitian. Padahal menurutnya, seharusnya insentif juga diberikan kepada mereka yang hendak melakukan penelitian.
"Memang ada program Dikti yang memberikan dana penelitian, tapi tidak semua peneliti mendapatkan dana ini. Padahal seharusnya semua mendapatkan dana supaya bisa melakukan riset," jelasnya.
Agus mengimbau supaya bukan hanya penelitian yang berusaha digenjot, melainkan pengabdian serta pendidikan juga tidak bisa diabaikan.
"Lembaga pendidikan itu bukan lembaga penelitian. Jadi jangan hanya ditekankan pada riset saja. Ada Tri Dharma Perguruan Tinggi lain yang tidak bisa dilupakan, yakni pengabdian da pendidikan," tandasnya.
Reporter: Yopi Makdori
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Menristek Uji Coba MRT: Penumpang Harus Disiplin, Bersih & Toleransi
Kemenristekdikti Akan Berikan Beasiswa Bagi Penyandang Difabel
Otak-atik Kementerian ala Jokowi
Kemenristekdikti Tantang Alumni Insitut Seni Budaya Lahirkan Industri Kreatif
Antisipasi Koneksi Internet Padat, Soal UTBK Harus Diunduh Panitia Sebelum Ujian
2.877 Peserta Lolos Seleksi PPPK kemenristekdikti