Menteri Yohana minta pemuatan materi videotron harus selektif
Menteri Yohana minta pemuatan materi videotron harus selektif. Menteri Yohana menuturkan seharusnya kasus tayangan porno di videotron di kawasan Jakarta Selatan tak perlu terjadi.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Yembise angkat bicara terkait kasus tayangan porno di videotron di Jalan Prapanca, Jakarta Selatan. Menurut Yohanna, penayangan video itu seharusnya tidak terjadi.
"Sebenarnya itu tidak boleh ada seperti itu. Film dalam bentuk apa pun, baik video biasa, media apa pun, harus selektif," ujar Yohanna di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat (30/9).
Yohanna menambahkan, dirinya akan segera berkoordinasi dengan Pemprov DKI Jakarta, Kemeterian Agama dan Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk menindaklanjuti tayangan video tersebut. Dia akan meminta konten-konten berbau porno segera dikontrol agar tak mudah dikonsumsi publik.
Tak hanya itu, Yohanna mengaku akan segera menggodok peraturan pemerintah untuk mengawasi anak-anak dari tontotan terlarang.
"Saya mau membuat peraturan pemerintah untuk mengontrol dan mengawasi anak-anak dalam menggunakan media sosial, HP, termasuk miras, rokok, narkoba dan film porno," tandasnya.
Diberitakan sebelumnya, papan iklan videotron di dekat kantor wali kota Jakarta Selatan bikin heboh gara-gara menyetel video porno Jepang. Humas Wali Kota Jakarta Selatan Ika Mauli menjelaskan peristiwa ini terjadi sekitar pukul 13.00 WIB.
Warga langsung berkerumun di bawah videotron berukuran 24 meter itu. Beberapa pengguna jalan merekam kejadian memalukan itu.
"Wali Kota Jakarta Selatan tidak punya videotron atau LED. LED di atas 24 meter itu kewenangan dinas pelayanan pajak," kata Ika, Jumat (30/9).
Setelah beberapa lama diputar, warga akhirnya ramai-ramai mematikan videotron tersebut dengan mencabut saklar listriknya.
"Kondisi saat ini listrik sudah dinyalakan kembali namun layar sudah tidak menampilkan video tidak senonoh tersebut," kata Ika.