Merajut Asa di Balik Tragedi Wamena
"Saya akan kembali jika sudah kondusif, pasti," yakin dia.
Tiada yang menyangka jika hari Senin tanggal 23 September 2019 menjadi catatan sejarah berdarah di Wamena. Data Kementerian Kesehatan menyebutkan 31 orang menjadi korban jiwa. Aksi anarkistis menyebabkan Wamena bak kota mati untuk sementara waktu dikarenakan eksodus yang dilakukan oleh hampir seluruh warga. Data kepolisian menyebut, angkanya mencapai 4.000an orang yang meninggalkan Wamena.
Namun tetap ada asa di balik dampak tragedi tersebut. Mereka yang telah bertahun-tahun mencari penghidupan di sana, mengaku masih ingin kembali guna melanjutkan roda perekonomian.
-
Kapan Luweng Wareng terbentuk? Gua ini terbentuk ribuan tahun lalu akibat proses geologi amblasnya tanah dan vegetasi yang ada di atasnya ke dasar bumi.
-
Kapan Wibowo Wirjodiprodjo meninggal? Di akhir hidupnya, Ari dan Ira Wibowo menceritakan bahwa sang ayah pergi dengan tenang, tanpa rasa sakit, dan dikelilingi oleh keluarga tercinta.
-
Siapa yang kesulitan menyalakan kompor minyak tanah di Wamena? Ibu Persit yang tidak diketahui namanya itu sempat kesulitan menyalakan kompor minyak tanah yang sedikit rumit dibandingkan dengan kompor gas. Beberapa kali api yang sudah dinyalakan harus mati, sehingga ia harus menyalakan api berkali-kali.
-
Apa kesulitan yang dialami ibu Persit di Wamena? Kesulitan Menyalakan Kompor Ibu Persit yang tidak diketahui namanya itu sempat kesulitan menyalakan kompor minyak tanah yang sedikit rumit dibandingkan dengan kompor gas. Beberapa kali api yang sudah dinyalakan harus mati, sehingga ia harus menyalakan api berkali-kali.
-
Kapan Wulansari membuka Griya Shanum? Pada tahun 2017, Wulansari memantapkan diri membuka gerai Griya Shanum Pusat Oleh-oleh Salak Kampung Wedi Bojonegoro.
-
Kapan Masjid Walima Emas diresmikan? Mengutip Liputan6.com, Masjid Walima Emas dibangun sejak tahun 2008 dan diresmikan tahun 2012.
Chandra Kei contohnya. Pemuda asal Maluku ini mengaku telah menghidupi keluarga kecilnya dengan bekerja secara serabutan di Wamena. "Apa saja yang penting halal," kata dia saat berbincang di Posko Pengungsian Wamenda di Jayapura, Rabu (2/10/2019).
Namun keinginannya tersebut ternyata tidak lebih besar dari trauma yang dia dan sang istri rasakan saat tragedi kelam tersebut terjadi.
"Saya akan kembali jika sudah kondusif, pasti," yakin dia.
Senada dengan itu, Ruslan, perantau asal Makassar, juga berharap demikian. Namun satu syarat utamanya adalah bagaimana meyakini dirinya dan juga keluarganya aman dan terjamin tidak akan ada kerusuhan seperti sebelumnya.
"Ya saya ingin kembali lagi, tapi paling penting pengawalan keamanannya, agar kami terlindungi," ujar dia.
Polri Jamin Jaga Keamanan
Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpaw menjanjikan bahwa keamanan telah dikondisikan agar Wamena segera kembali normal. Penambahan pasukan dikerahkan, lewat tim gabungan TNI-Polri.
"Pengamanan pasti kita optimalkan, kami menjamin keamanan dan kekuatan kami akan kami pertebal pemerintah dalam hal ini pak gubernur, beliau data dengan pak Pangdam beliau menjamin," kata Paulus di Sentani, Jayapura, Selasa 1 Oktober 2019.
Meski telah menjamin, Irjen Paulus mengamini jika rasa trauma mendalam masih dirasakan para warga yang saat ini tengah mengungsi, khususnya di Kota Jayapura lebih memilih pulang kampung sejenak ketimbang segera kembali ke Wamena. Namun dia berharap hal itu tidak terlalu lama dan bisa segera beraktivitas kembali seperti sediakala di Wamena.
"Jadi mudah-mudahan dalam waktu cepat mereka yang mungkin kembali ke kampung halaman kita berharap sesegera mungkin, jadi sebentar saja dan kembali usaha lagi dan bekerja dan anak-anaknya sekolah bisa dilanjut lagi di Wamena ini," tandas Paulus membuka harap.
Petuah Dari Tokoh Agama
Salah satu pemuka agama di Papua, Ketua Majelis Ulama Papua KH Syaiful Alpayage mengatakan, keharmonisan hidup berdampingan antara siapa pun yang tinggal di Bumi Cendrawasih sudah terpupuk dari dulu hingga sekarang.
Karenanya, adanya hoaks dan isu rasisme sangat disayangkan bisa membelah antar sesama makhluk sosial dengan aksi anarkistis yang terjadi di Papua. Dia pun mengimbau kepada siapa pun untuk saling bertabayun jika ada hal-hil yang memunculkan disintegrasi.
"Masyarakat Papua punya kewajiban menjaga keamanan ketertiban tanah yang kita cintai, mari kita menyambut dan betul menjaga keamanan dan ketertiban baik itu dari WhatsApp, Facebook, dimanapun kita harus tabayun klarifikasi apakah berita ini benar atau tidak sehingga kita tak termakan hoaks agar persatuan keamanan bisa terjaga," Syaiful menyudahi.
Baca juga:
Warga Sulawesi Selatan Pengungsi Wamena Tiba di Makassar
Maskapai Diminta Bantu Pulangkan Pengungsi Wamena ke Kampung Halaman
120 Pengungsi Kerusuhan Wamena Tiba di Lanud Malang
Cerita Pengungsi asal Makassar Saat Senin Mencekam di Wamena
Pengungsi Wamena di Jayapura Mencapai 6.520 Orang
Ditolong Warga Wamena, Keluarga Ramadani Selamat dari Kerusuhan