Meski rusak, 2 jenazah korban AirAsia kembali diidentifikasi
"Bagian-bagian tubuhnya sudah tidak lagi utuh. Itu yang membuat proses identifikasi ini makin sulit," kata Awi.
Kendati di hari ke 16 ini kondisi jenazah korban AirAsia QZ8501 sudah dalam kondisi sangat memprihatinkan, Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Timur, akhirnya berhasil mengidentifikasi dua dari 16 jenazah sisa dari 48 jasad yang belum teridentifikasi sebelumnya.
Menurut Kabid Dokkes Polda Jawa Timur, Kombes Pol Budiyono, kondisi dua jasad yang teridentifikasi hari ini, Senin (12/1), bagian tubuh korban sudah dalam keadaan tidak utuh. Sehingga makin sulit dikenali.
"Namun karena kerja keras Tim DVI, akhirnya kita berhasil mengidentifikasi dua jenazah lagi hari ini," kata Budiyono didampingi Kabid Humas Polda Jawa Timur Kombes Pol Awi Setiyono dalam gelar persnya.
Memang, lanjut dia, kondisi 16 jenazah, sisa dari 48 jenazah yang belum teridentifikasi yang hingga saat ini masih berada di Rumah Sakit Bhayangkara, itu kondisinya sudah membusuk.
"Bahkan pada bagian-bagian tubuhnya sudah tidak lagi utuh. Itu yang membuat proses identifikasi ini makin sulit. Namun, karena kerja keras kita berhasil, dan akan terus berupaya, sesuai instruksi Bapak Kapolri (Jendral Sutarman), untuk bisa mengidentifikasi seluruh korban sesuai dengan manifes penumpang pesawat," paparnya.
Sementara itu, dua dari 16 sisa jenazah yang berhasil diidentifikasi hari ini adalah jasad dalam peti berlabel B030 dan 043. "Sesuai pemeriksaan primer pada jenazah, dan setelah kita cocokkan ternyata matching (sesuai) dengan data postmortem dan antemortemnya, dengan didukung data sekunder serta properti yang melekat dalam tubuh korban. Maka hasil yang kita dapat hari ini bisa kita pertanggungjawabkan," ujarnya.
Selanjutnya, jenazah berlabel B030 dinyatakan sebagai jasad dari Elisabet Youvita, atau sesuai dengan nama yang tertera di KTP-nya, yakni Jo Elisabet Youvita, usia 20 tahun, warga Surabaya, Jawa Timur, Indonesia.
Kemudian peti jenazah berlabel B04, berdasarkan metode primer dan sidik jari yang dilakukan Tim DVI secara cermat, dipastikan jenazah tersebut adalah David Gunawan, usia 37 tahun, warga Surabaya, Jawa Timur, Indonesia. "Sehingga, dari tambahan dua jenazah yang berhasil diidentifikasi hari ini, tersisa 14 jenazah," tandasnya.
Seperti diketahui, dari 48 jenazah yang dikirim ke RS Bhayangkara Polda Jawa Timur, hingga hari ini sudah 34 jenazah yang teridentifikasi. Rinciannya, 30 jenazah sudah dilimpahkan ke pihak keluarga, dua jasad warga Korea Selatan (Korsel) masih dititipkan di rumah sakit dan dua lagi teridentifikasi hari ini.
Baca juga:
Moeldoko puji anak buahnya & bawa FDR black box ke Jakarta
Kotak hitam ditemukan, Basarnas tetap cari penumpang AirAsia
Tak cuma TNI, polisi juga berfoto narsis di bangkai AirAsia
Black box AirAsia ketemu, Panglima TNI terbang ke Pangkalanbun
Dari KRI Banda Aceh, Panglima TNI pimpin pengangkatan black box
Foto TNI narsis di depan bangkai AirAsia dikecam media asing
-
Kapan AirAsia QZ8501 jatuh? Pada 28 Desember 2014, pesawat AirAsia QZ8501 lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Singapura.
-
Apa yang menjadi penyebab jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501? Selain kesalahan dalam manajemen penerbangan, kurangnya pemahaman awak pesawat terhadap sistem kontrol penerbangan juga menjadi penyebab jatuhnya pesawat.
-
Kenapa AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata? AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Bagaimana kondisi cuaca saat AirAsia QZ8501 jatuh? Kondisi cuaca yang buruk, termasuk awan tebal dan hujan deras, menjadi faktor yang sangat memengaruhi kejadian tersebut.
-
Dimana pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? Pada 30 Desember 2014, badan pesawat dan puing-puing lainnya ditemukan di dasar laut Selat Karimata.
-
Apa saja yang rusak di Air Panas Citando? Saat ini, sejumlah fasilitas di sana sudah banyak yang rusak. Bahkan, tempat selfie atau swafoto yang dibangun sudah dalam kondisi rubuh.