Ini Penyebab Pesawat Jeju Air Jatuh di Bandara Muan Tewaskan 28 Penumpang
Otoritas Bandara Muan di Korea Selatan tengah menyelidiki lokasi kejadian untuk mengidentifikasi penyebab kecelakaan pesawat Jeju Air.
Kecelakaan pesawat kembali terjadi. Kali ini, pesawat Jeju Air dilaporkan tergelincir dan keluar dari landasan pacu di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan pada Minggu (29/12/2024). Pesawat Jeju Air yang mengangkut 175 penumpang serta enam awak, baru saja terbang dari Bangkok, Thailand. Menurut laporan terbaru dari The Guardian, insiden ini terjadi saat pesawat mendarat di Bandara Muan yang terletak di bagian selatan Korea Selatan.
Dalam kejadian tersebut, dilaporkan 28 orang tewas, berdasarkan informasi dari Yonhap, namun hingga saat ini belum ada informasi lebih lanjut mengenai jumlah korban. Pesawat Jeju Air dengan nomor penerbangan 2216 itu, yang datang dari Bangkok, dilaporkan keluar dari landasan pacu dan menabrak pagar. Foto-foto yang beredar di media lokal menunjukkan asap keluar dari pesawat, sementara Otoritas bandara setempat sedang melakukan penyelidikan untuk mengidentifikasi penyebab kecelakaan. Operasi penyelamatan juga sedang berlangsung di lokasi kejadian.
Penjabat Presiden Korea Selatan, Choi Sang-mok, segera memerintahkan agar upaya maksimal dilakukan dalam operasi penyelamatan terkait kecelakaan pesawat di Bandara Muan. Hingga kini, belum ada pengumuman resmi mengenai penyebab kecelakaan tersebut.
Namun, laporan dari Yonhap menyebutkan bahwa insiden ini disebabkan oleh kontak dengan burung, yang mengakibatkan kerusakan pada roda pendaratan saat pesawat berusaha mendarat. Tabrakan ini menyebabkan pesawat keluar dari landasan pacu dan menabrak pagar. Pihak berwenang telah tiba di lokasi untuk melakukan evakuasi dan penyelidikan terhadap insiden ini.
Kecelakaan pesawat terjadi
Beberapa hari yang lalu, pesawat milik Azerbaijan Airlines melakukan penerbangan dari Baku, ibu kota Azerbaijan, menuju Grozny di Chechnya, Rusia. Namun, pesawat tersebut tiba-tiba mengubah arah dan berusaha melakukan pendaratan darurat di sekitar Aktau, yang terletak di barat daya Kazakhstan. Sayangnya, pesawat itu mengalami kecelakaan dan hancur berkeping-keping serta terbakar.
Menurut laporan dari news.com.au pada Kamis, 26 Desember 2024, belum ada penjelasan yang jelas mengenai penyebab pesawat berbelok dari rutenya dan melintasi Laut Kaspia menuju Aktau, padahal Grozny lebih dekat. Kecelakaan tragis ini menyebabkan 38 dari 69 penumpang dan awak pesawat kehilangan nyawa.
Azerbaijan Airlines mengemukakan dugaan bahwa insiden tersebut mungkin disebabkan oleh tabrakan dengan sekawanan burung, yang mengakibatkan kerusakan parah pada pesawat. Di sisi lain, pejabat bandara di Grozny, dalam pernyataannya kepada kantor berita TASS yang dikelola pemerintah Rusia, menyebutkan bahwa pesawat dialihkan karena kondisi cuaca yang tidak mendukung.
Namun, pandangan para ahli penerbangan berbeda. Mereka berpendapat bahwa kerusakan yang terlihat dalam rekaman di lokasi kecelakaan menunjukkan indikasi yang lebih mirip dengan "apa yang Anda harapkan dari serangan udara," daripada sekadar tabrakan dengan burung.
Penyebab Kecelakaan Pesawat Azerbaijan Airlines
"Video puing-puing (pesawat) dan keadaan di sekitar lingkungan keamanan wilayah udara di Rusia barat daya menunjukkan kemungkinan pesawat itu terkena beberapa bentuk tembakan antipesawat," kata Matt Borie, kepala intelijen di perusahaan keamanan penerbangan Osprey Flight Solutions, lapor Wall Street Journal. Daerah sekitar Grozny terletak tidak jauh dari lokasi di mana sistem antipesawat Rusia sebelumnya menembak jatuh pesawat nirawak Ukraina. Kejadian ini mendorong Osprey untuk memberikan peringatan kepada pelanggan maskapai mengenai peningkatan risiko yang terjadi sebelum kecelakaan pada Hari Natal.
Azerbaijan Airlines kini telah menghentikan seluruh penerbangannya menuju Grozny. Menurut keterangan pihak berwenang Kazakhstan, jumlah korban tewas mencapai 38 orang. Penumpang dan awak pesawat yang selamat telah dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. Di sisi lain, Jejur Air, maskapai bujet asal Korea Selatan, baru saja membuka rute internasional kedua menuju Indonesia, yang menghubungkan Seoul dan Denpasar, Bali. Penerbangan perdana untuk rute baru ini sukses dilaksanakan, dengan jadwal keberangkatan dari Bandar Udara Internasional Incheon (INC) pada Minggu, 27 Oktober 2024, pukul 15.40 waktu setempat, dan tiba di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Denpasar, Bali, pada pukul 21.50 waktu setempat.
Jeju Air Miliki Rute Penerbangan Menuju Indonesia
Penerbangan dari Denpasar menuju Incheon dijadwalkan berangkat kembali pada pukul 23.05 waktu setempat. Rute antara Incheon dan Bali akan dilayani oleh Jeju Air setiap hari dengan menggunakan armada pesawat Boeing 737-NG dan Boeing 737 MAX.
Menurut rilis yang diterima oleh Tim Lifestyle Liputan6.com pada Senin (28/10/2024), pembukaan rute ini merupakan langkah signifikan bagi Jeju Air dalam memperluas jaringan penerbangannya di Asia Tenggara, khususnya di Indonesia. Bali, yang dikenal sebagai destinasi wisata kelas dunia, sangat diminati oleh wisatawan dari Korea Selatan, sehingga diharapkan jumlah kunjungan wisatawan dari negara ini ke Indonesia akan meningkat, yang pada gilirannya akan memperkuat sektor pariwisata antara kedua negara.
Penerbangan perdana ini juga menandai awal dari kerjasama strategis antara Jeju Air dan PT JAS Aero Engineering Services (JAE). JAE adalah penyedia layanan Maintenance, Repair, and Overhaul (MRO) yang memiliki pengalaman lebih dari dua dekade di Indonesia.
Layanan yang diberikan oleh JAE bertujuan untuk memastikan bahwa pesawat memenuhi standar keamanan dan keselamatan melalui proses sertifikasi kelayakan terbang. JAE akan berperan penting dalam memastikan bahwa setiap pesawat Jeju Air yang beroperasi di Bali telah memenuhi semua standar tersebut dan dapat melanjutkan penerbangan dalam kondisi yang optimal.